"Ayah, kita mau kemana?"
Sehun baru saja membeli mobil baru, usahanya berjalan lancar. Hari ini ia mengajak Chaeyeon jalan-jalan sambil merayakan kelulusan putrinya yang baru saja lulus SMA.
"Kita akan pergi ke suatu tempat. Chaeyeon duduk manis saja. Ini kejutan."
"Ayah tidak sedang bercanda kan?"
"Untuk apa ayah bercanda, ini hari bahagia kita. Kita harus merayakannya."
"Tapi kita bisa merayakan di rumah bersama Kakek dan Nenek, keluarga Mingyu juga."
"Apa Chaeyeon tidak rindu kencan berdua bersama ayah? Ah... Ayah lupa, putri Ayah sudah besar dan lebih memilih untuk berkencan dengan teman laki-lakinya."
"Ayah, aku tidak berkencan dengan siapapun."
"Lalu bagaimana dengan Mingyu?"
"Dia itu temanku, Ayah. Bahkan dia itu musuhku, tukang mengadu dan suka mengomel."
Sehun hanya terkekeh mendengar omelan putrinya. Lucu sekali, pikirnya.
Ya... waktu berlalu begitu cepat. Chaeyeon baru saja lulus SMA, masih sibuk mempersiapkan diri untuk mengikuti tes masuk universitas. Mau tidak mau mereka harus kembali ke Seoul. Kembali ke kediamannya yang dulu.
Setelah cukup lama berkendara akhirnya mereka sampai, Sehun mengajak putrinya ke Seoul. Berhenti di salah satu restaurant yang beberapa kali mereka datangi dulu.
Chaeyeon senang bukan main ketika memasuki restaurant dan menemukan Somi serta Dani telah datang bersama keluarga mereka.
"Somi...Dani..." pekiknya seraya memeluk kedua sahabat yang amat sangat ia rindukan.
Mereka melepas rindu sambil makan siang bersama, saling bertukar kabar dan rencana anak-anak mereka kedepannya.
Setelah makan siang berakhir, Sehun kembali melanjutkan perjalanannya bersama Chaeyeon.
"Kita mau kemana lagi, Ayah?"
"Ini kejutan Chaeyeon, kau akan mengetahuinya nanti."
"Benarkah?" tanya Chaeyeon antusias.
"Aku sudah cukup senang Ayah membawaku bertemu lagi dengan Somi dan Dani.""Ayah hanya ingin membuat Chaeyeon bahagia hari ini."
Tanpa disangka Sehun mengajak Chaeyeon ke pantai tepat saat matahari akan terbenam. Suara ombak mengiringi langkah kaki sepasang ayah dan anak yang masih betah berlama-lama menyusuri pantai.
"Ayah...terima kasih." ucap Chaeyeon tiba-tiba.
"Untuk apa Chaeyeon berterima kasih?"
"Untuk semuanya, terima kasih sudah menjadi ayah yang hebat untuk Chaeyeon. Aku tidak pernah menyesal terlahir menjadi anak Ayah. Aku sayang Ayah." ucapnya sambil memeluk tubuh Sehun.
Sehun membalas pelukan putrinya, mengelus rambut Chaeyeon dengan penuh kasih sayang.
"Sekarang giliran Ayah, terima kasih sudah menjadi putri Ayah. Ayah tidak pernah menyesal memiliku putri sehebat Chaeyeon. Tolong jangan tinggalkan Ayah, Ayah sayang Chaeyeon."
Airmata haru sudah lebih dulu turun di pipi Chaeyeon, disusul Sehun yang juga ikut menangis.
"Rasanya baru kemarin Chaeyeon belajar berjalan, tapi sekarang kau sudah besar dan akan menjadi seorang mahasiswa. Ayah minta maaf kalau selama ini belum bisa mengabulkan permintaan Chaeyeon."
"Ayah tidak perlu meminta maaf, seharusnya Chaeyeon yang meminta maaf karena sudah meminta banyak hal. Sungguh Chaeyeon tidak seharusnya bertindak kekanak-kanakan hingga kita harus tinggal ke rumah nenek. Aku hanya membawa masalah."
"Tidak, kau tidak pernah membuat masalah. Bukankah senang bisa kembali berkumpul bersama kakek dan nenek? Mereka kesepian, sudah seharusnya kita datang sesekali untuk menghibur mereka. Toh sebentar lagi juga kita kembali ke Seoul. Jadi Chaeyeon tidak perlu merasa bersalah."
Chaeyeon mengangguk mengiyakan semua ucapan ayahnya. Ia sudah cukup dewasa sekarang. Ia sudah bertekad untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
"Chaeyeon lihatlah, ada siapa disana?" Sehun menunjuk ke arah seseorang yang baru saja datang.
"Ibu..."
"Chaeyeon..."
Tbc
Happy New Year yorobun.....