22

1.3K 202 12
                                    

Langit di pedesaan memang selalu terlihat cerah, begitu pula malam ini dengan leluasa Chaeyeon menatap langit dari dalam kamarnya melalui jendela yang memang sengaja ia biarkan terbuka.

Tadi siang penyiar berita mengumumkan kalau malam ini akan ada hujan meteor. Chaeyeon senang bukan main, kapan lagi ia bisa melihat kesempatan yang lumayan langka ini.

Satu persatu meteor atau yang disebut bintang jatuh mulai bermunculan. Dengan sepenuh hati Chaeyeon menyatukan kedua telapak tangannya sambil mengucap harapan. Ini memang terdengar konyol, di era yang serba modern ini ia masih mempercayai sebuah mitos. Tidak apa, Chaeyeon hanya ingin berharap sekaligus berdoa.

Ada satu harapan yang membuat Chaeyeon menitikan air mata ketika mengucapkannya.

"Semoga ibu diberi umur yang panjang"

Chaeyeon masih terbayang akan mimpinya, masih dihantui rasa takut dan trauma dari masa lalu. Ia sempat berpikir bahwa ialah penyebab berpisahnya sang ayah dengan wanita-wanita yang dicintainya.

Kehilangan adalah sesuatu yang dibenci olehnya, Chaeyeon tidak ingin mengulangi kehilangan itu untuk kesekian kalinya. Jadi biarkan kali ini ia yang mengalah dan pergi menjauh. Walaupun sesekali rasa rindu itu kerap kali muncul menghampiri dirinya.

Chaeyeon terkadang benci dengan otak  kecilnya yang selalu berpikir kejauhan, menimbulkan kekhawatiran yang tidak jelas dan mengusiknya setiap malam. Ia sadar, ia lelah berperang dengan pikirannya sendiri.

Hujan meteor telah berhenti bersamaan dengan doa terakhir yang Chaeyeon ucapkan. Diawali helaan napas Chaeyeon kembali menatap langit yang masih bertabur bintang. Dengan pelan ia menutup jendela lalu pergi duduk di hadapan meja belajarnya.

Dibukanya salah satu laci terbawah yang ada di mejanya. Chaeyeon meraih selembar kertas berwarna biru muda. Ditatapnya kertas itu lama, ia masih berpikir kalimat apa yang harus ia tuliskan disana.

Sejak awal Chaeyeon merasa bahwa kelahirannya hanyalah sebuah kesalahan, ia menganggap bahwa seharusnya ia tidak pernah ada. Ia hanya penghambat mimpi ibunya.

Sampai sekarang Chaeyeon belum mengetahui kabar bahwa sebenarnya Krystal Jung sudah keluar dari dunia modeling. Ia lebih memilih melepas keinginannya bersama sang ibu daripada meruntuhkan semua mimpi yang sudah sejak lama ibunya bangun. Mungkin hanya ini yang Chaeyeon tunjukkan sebagai bakti seorang anak ke ibu. Dibalik perilakunya yang terkesan arogan, Chaeyeon hanyalah gadis kecil yang penuh dengan pikiran yang terduga.

Satu-satunya yang ia miliki hanyalah ayah dan kakek neneknya. Kepindahannya kemari sudah termasuk sebuah beban, sudah terlalu banyak yang ia dan ayahnya korbankan.

Dengan perlahan Chaeyeon menggerakan pena yang ada ditangannya. Menuliskan kata demi kata yang nantinya akan ia kirimkan untuk ibunya. Bukan lagi dari seorang penggemar ke sang idola, melainkan surat tulus dari seorang anak ke ibunya.

_ _ _ _ _

"Nyonya Jung, apa tidak sebaiknya anda masuk? Angin malam tidak baik untuk kesehatan anda." kata bibi Lee, penjaga panti asuhan yang kini Krystal kunjungi.

"Aku akan masuk sebentar lagi, baru saja aku menyaksikan bintang jatuh. Tiba-tiba saja aku merindukan putriku, ah... aku memang selalu merindukannya. Bukankah doa kita akan terkabul kalau diucapkan ketika ada bintang jatuh?"

"Sebagian orang percaya akan hal itu Nyonya."

Sejak berhenti dari dunia modelling, Krystal Jung memang lebih aktif di kegiatan kemanusiaan. Ia mendonasikan sebagian dari keuntungan bisnisnya dan kerap kali menggalang dana serta berkunjung ke panti asuhan ataupun daerah terpencil yang masih butuh banyak bantuan.

Seperti saat ini Krystal sedang berkunjung di salah satu panti asuhan di lereng bukit. Ia menyukai keadaan disini yang tenang ditambah lagi ia bisa menyaksikan anak-anak yang membuatnya bersemangat.

Setidaknya dari sini Krystal bisa banyak belajar bagaimana waktu-waktu sulit yang putrinya habiskan tanpa kasih sayang seorang ibu. Krystal hanya ingin menjadi pribadi yang lebih baik, ia ingin membalas perbuatannya di masa lalu.

Ia mungkin tidak bisa menghabiskan waktu bersama Chaeyeon, tapi Krystal berusaha sekeras mungkin memberikan yang terbaik untuk setiap anak yang ia kunjungi.

Hal-hal sederhana saja sudah mampu membuatnya bahagia, ia berkhayal kalau senyuman anak-anak yang ia kunjungi akan menular ke Chaeyeon.

Suatu hari nanti Chaeyeon pasti akan tersenyum untuk dirinya.

Tbc

Holaa......
Apa kabar?
Huhuhu kangen gak sama aku?
Maaf ya kalo ceritanya makin gaje atau bolak balik gak jelas.

Susah banget buat dapet ide nulis, kadang kalo dipaksa hasilnya gak sesuai ekspetasi.

Terima kasih buat kalian yang masih setia menunggu...
Sebagai penulis aku gak bakalan capek buat minta kalian untuk jangan lupa vote, komen dan masukan cerita ini ke daftar bacaan kalian. Aku makin seneng kalo kalian mau follow aku (tapi ini gak maksa).

Oke see you di lain waktu....

Dear Mom (Sestal Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang