10. Diki

83 24 44
                                    


VOTE? COMMENT? OKAY?

.

.

.


Adalah Diki, laki-laki sekaligus saudaranya Ika yang mau denganku, Ika juga sudah bercerita padaku di BAB sebelumnya. Aku mengenalnya bukan seminggu atau dua minggu, tapi sejak aku masih di bangku SMP tingkat tiga. Diki itu merupakan mantan temanku sendiri, Santi namanya. Dulu aku dekat dengan Santi,tapi semuanya berubah begitu saja, sejak dia tahu kalau Diki mau denganku.

Sebenarnya aku tahu, kalau Diki sudah lama menyukaiku. Tapi karena aku dulunya sangat cuek, sampai membuatku tidak menyadarinya. Waktu itu Diki mengajakku jalan, sepulang sekolah. Salahnya aku malah mengiyakan.

Dia membawaku ke sebuah taman, di sana banyak sekali anak laki-laki yang bermain skateboard. Awalnya aku sangat menikmati, tapi ketika dia mengeluarkan sebuket bunga dan menyatakan perasaannya padaku, aku berubah seperti tidak nyaman ketika bersamanya.

Ini aneh, pikiranku selalu tentang Yusuf. Aku merasa tidak usah menerima cintanya, karena aku sudah bicara bahwa akan menunggu Yusuf sampai kembali. Meskipun bisa jadi bahwa dia tidak akan kembali, tapi aku yakin, sangat.

Aku mengambil sebuket bunga darinya, mengatakan bahwa aku tidak bisa menjawab ucapannya yang mengajakku berpacaran. Dia mengiyakan, aku senyum sebagai jawaban. Setelah itu aku memintanya untuk mengantarku pulang dengan alasan hari sudah mulai sore.

Setibanya di rumah, aku langsung mengirimnya SMS yang berisikan bahwa aku tidak bisa berpacaran dengannya. Tapi aku langsung merasa bersalah ketika dia mengatakan bahwa sikapku kepadanya selama ini seperti memberikan harapan.

Aku ingin mengelak, tapi tidak jadi. Aku lebih memilih diam, tidak membalas SMS darinya, takut menjadi semakin rumit. Maaf, Diki. Bukan maksudku seperti itu. Aku hanya sedang menunggu seseorang, aku tidak bisa meninggalkannya untuk cinta yang aku sendiri tidak memiliki perasaan apapun padamu.

Sampai akhirnya Diki mengerti apa yang aku katakan, dia mengatakan bahwa dia tidak bisa memaksaku. Oke, makasih Diki, karena sudah bisa memahami posisiku. Aku harap kita masih bisa menjaga tali silaturahmi. Aku menyayangimu, hanya sebatas teman.

Dan untuk Yusuf, masih ada beberapa hari lagi untuk aku menunggumu, di sini, di tempat yang sama, dengan perasaan yang sama pula.

.

.

.

Silakan tinggalkan jejak, biar jadi manusia yang seutuhnya. Terimakasih, hehe

Hanya RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang