13 - Lawakan Car Free Day

33 8 0
                                    

Lawakan Car Free day

Chap 13

.
.
.

Maya dan otak -yang mungkin tak pernah dipakai- nya itu, kini telah memikirkan sesuatu yang menakjubkan. Benar, manakjubkan dalam kamus Maya, entah itu bisa dibilang menakjubkan pula di kamus manusia biasa.

Pasti masih ingat dong, cirinya Maya: sinting dan emang berbahaya. "Tidak dianjurkan mendekat, kecuali mempunyai penyakit cuek akut dan kesabaran tak terbatas. Sekian."

Kira-kira begitu isi surat tertulis bagii setiap perwakilan kelas seangkatan Maya yang disebarluaskan oleh temannya sendiri, Kira. Terang saja, Kira sebenarnya tak ingin repot mengurus banyak hal soal Maya. sehingga, ia memutuskan untuk membuat peringatan.

Lain Kira yang cuek bebek, lain pula Deon dan Rael yang suka tantangan. Namanya juga cowok. Ye kali nggak suka tantangan, emang Candra?

Intinya, berkat hoki, Maya melihat Rael dan Deon jalan bareng.

Tentu saja tidak sulit menemukan mereka mengingat postur tubuh yang oke banget. Ah, tak lupa dengan cewek-cewek genit yang terang-terangan mengekor. Dikata induk bebek kali ya, tuh duo. Mana bikin parade sendiri. Pengin Maya ancurin aja, mukanya dua cowok ganteng itu.

Mungkin ini pengalaman pertama Maya kalah saing sama cowok.

Ok.

Maya emang nggak suka lihat cowok ganteng, apalagi yang cantik. Kan, Maya merasa tersaingi. Nah, karakter ini, cocok banget buat jadi ibu tirinya snow white dan bilang kayak gini: “Bunuh Putri Salju, sekalian sama Putri Rael dan Putri Deon, tidak ada yang boleh mengalahkan kecantikan dan ketampananku!”

Begitulah.

Tapi, demi melancarkan aksinya, Maya merelakan sedikit gengsinya dengan nyempil diantara parade bebek dadakan itu.

Berkat latihan rutin dan rajin minum vitamin, Maya berhasil sampai tepat di depan Deon dan Rael. Tentu saja sedikit menggunakan teknik brutal ala preman, yeah, ada  beberapa yang tumbang semasa Maya berusaha.

Dengan sekali tarikan mantap diiringi jeritan nelangsa para cewek, dua putri telah diculik Maya -ibu tiri snow white yang lebih punya nafsu membunuh kepada Rael dan Deon.

***

“Intinya lu pengin nyoba buat jadi pelakor?”

Maya menganggup mantap.

Gila.

Deon menatap sinis Maya. Bisa-bisanya ada cewek yang pengin jadi pelakor dan... alasannya cuma buat seru? Demi apa! Candra emang ekstra sabar ngadepin bocah satu itu.

“Apa alasan terkuat yang elu punya buat gangguin Candra?” Deon bersedekap kemudian, mengangkat dagu angkuh dengan wajah aristokrat. Tangan Maya semakn gatal untuk tidak mencakarnya.

“Yon! Muka lu tutupin apa gih sono?” Maya bertanya tak nyambung.

“Apa? Gua kegantengan?”

Wah! Songong!

“Sebelum ancur gua rusakin, mending persiapan dulu.” Maya bemuka datar.

“Ahelah! Ribet.”

Deon berlalu, tinggal Maya sama Rael. Maya melirik Rael, maklum anak orang kaya makanan sehat nan bergizi, nggak kayak Maya yang ngandelin indomie dan pop mie. Pengin nyakar yang ini juga, deh.

Rael gelisah daritad dilirikin Maya. Sorry, ya, gua setia sama Ayang Kira, bukan kayka lu wajah amplas!

“Elu yang ngebet sama teman gua, sono tutpin muka lu. Kagak tau ya kalau gua khilaf terus pengin banget nyakar wajah oran ganteng. Kan berabe kalau suruh ganti rugi. Biaya salon nggak murah, meskipun di salon murahan.” Cerocos Maya.

CandraMayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang