07 - Revolusi Kacamata

98 9 8
                                    

Revolusi Kacamata

Chap 7

.
.
.

Tiga hari Maya nggak nyamperin Candra. Antara sedih dan senang juga.

Sedih?

Jelaslah. Orang kacamata bebas utangnya masih digondol Maya. Enggak dikembalikan sama sekali. Boro-boro kacamata kembali, makin digodain iya. Apalagi, tipe-tipe yang kalau digodain nggak berani bales, favorit Maya itu.

Nah, karena ini masih hari kesepuluh, Maya pengin have fun di sekolah lain. Jadi, seperti hari-hari biasanya, Maya kabur dan fun bareng anak-anak SMA lain. Tapi, 'fun'-nya Maya, tuh, nggak kayak cewek nakal kebanyakan. Katanya Maya, fun itu kalau berantem lawan cowok, bukan ngelayanin tuh cowok.

Mau taruh mana harga diri Maya yang setinggi menara Eiffel?

Indonesia? Nggak usah mimpi.

***

Day 11

Tibalah hari berbilangan prima. Tibalah juga serangan Maya. Tapi, karena empat hari kemarin, Candra dicekoki wejangan sama Kira. Diwanti-wanti sampai telinganya panas. Baru tahu juga Candra kalau Kira bisa ceriwis kayak begitu.

Candra masih memutar kalimat Kira yang diulang tiap selesai jeda. Begini kalimatnya: “Kalau digodain, ladenin aja. Nggak usah menghindar, buat Maya bosan! Ingat! Ladenin dan buat bosen!”

Saking fokusnya mengingat kenangan ngobrol bareng incarannya Rael, Candra nggak sadar Maya udah muncul pakai kacamatanya. Sambil menyeruput es jeruknya, Maya terus duduk di depan Candra.

Sedangkan Candra, dia sibuk mikir gimana caranya bikin Maya bosen. Otaknya emang agak pas-pasan, jadi rada butuh waktu lama. Kan, Maya nggak kenal lama Candra, pasti kepo terus sampai nggak ada lagi info menarik yang bisa dikorek.

Kalau mau yang kayak begitu, kenapa Maya nggak minta ke klub jurnalistik aja? Nggak usah repot-repot dekatin Candra terus. Apalagi, info dari klub jurnal itu akurat 100%. Bonusnya lagi, bisa ketemu ketua jurnal yang cantik kayak berbie, tapi sayang jahat banget sama cowok, lambe turah lagi. Makanya jadi  ketua klubnya.

Tapi,

Masih ada tapinya, nih,

Klub jurnal tuh matre. Wajar, kan, gadis cantik matanya wajib lihat barang baru. Intinya: harus punya uang banyak buat beli barang baru. Nah, biaya itu ditarik dari orang-orang yang butuh info. Singkat kata, semuanya bayar.

"Semua butuh uang, darling." Begitu kata ketua klub jurnal, Betty namanya -eits, jangan samakan dengan Betty La Vea, ya, beda jauh. Mungkin, Lagunya Madonna 'Material Girl' menjadi anthem resminya si Betty lagi. Bikin orang repot aja!

Kembali kepada Candra dan Maya. Mereka terlihat seperti... apa ya?

Lelaki Bertudung Merah dan Serigala Betina?

Cocok juga, ya.

Maya kesal dibiarkan selama beberapa menit. Ia melepaskan ujung sedotannya dan menempelkannya di mulut Candra. “Oy, mau jus jeruk, gak?”

Candra gelagapan. Tak sengaja, ia meminum jus jeruk milik Maya. Llumayan, segar juga. Kemudian langsung panas ketika melihat jelmaan setan di depannya.

Untung aja, ini nggak kayak novel kebanyakan yang satu kelas,

Atau tetangga,

Atau teman masa kecil,

Atau pun satu klub,

Candra ganggguan mental kalau dihadapkan dengan empat posisi di atas. Tapi, yang sama kayak novel kebanyakan tuh, Maya bad girl.

CandraMayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang