19 - Pasca Insiden

34 7 4
                                    

Pasca Insiden

Chap 19

.

.

.

Setelah insiden penculikan di Bali -Candra baru tahu saat berada di Bandara Ngurah Rai, sikap Candra sedikit berubah. Iya, menjadi kurang peduli, kurang sabar, dan kurang-kurang lainnya. Anggap saja Candra mendapat transfer sikap kelaki-lakian dari Maya.

Untuk kejadian kemarin, Candra tidak bisa tidur. Mungkin itu sebab utama Candra badmood seperti ini. Masih mungkin. Kejelasan pastinya hanya Candra dan Tuhan yang tahu.

Sama dengan Maya, ia juga tak bisa tidur. Bagaimana tidak jika Quark terus-terusan mengganggunya. Gangguan teror, maksudnya.

Maya + teror = bahagia.

Penjelasannya gini:

1. Maya punya perasaan tertantang dan terobsesi tantangan lebih dari manusia normal.

2. Tujuan teror membuat korban merasa takut dengan ancaman.

Masih nggak ngerti juga?

Oke.

Teror berupa ancaman membuat sisi songong Maya muncul, lalu kembali pada fakta pertama jika Maya memiliki perasaan terobsesi berlebihan pada tantangan. Dan begitulah malam hari Maya diisi berbalas teror dengan Quark.

Tapi, semua pasti pada bingung si Quark itu jahat apa nggak?

Ya pasti jahatlah. Orang rival Maya, masa nggak jahat. Kalah, dong. Ketika Maya masih jadi newbie dalam anggota Mafia besar itu, mereka adalah rekan. Umurnya terpaut cukup jauh, mengingat Maya masih bocah 10 tahun dan Quark ini sudah kepala tiga. Mirip ayah dan anaklah kalau dibandingkan. Tapi, untuk alasan pribadi, ia memutuskan vacum dan tak terlalu terlibat urusan di pusat wilayah Indonesia -Guinandra. Quark ditarik oleh Bos dan dipindah ke negara Asia tetangga.

Begitulah, Maya ngamuk gegara tiba-tiba ditinggal padahal baru berpartner setahun lamanya.

Selimut kelam ditarik, maka cahaya kan datang. Waktunya untuk kembali sekolah.

***

Karena penjelasan diatas cukup panjang, disimpulkan bahwa Candra akan kurang tidur. Tahulah kalau anak sehat yang biasa tidur teratur tiba-tiba insomnia gara-gara masih shock, Candra pucat mirip vampir dan tak bergairah mirip zombie, jadilah vambie.

Candra kentara sekali kalau lagi badmood. Contohnya saja, ya, dia jarang berkedip juga tatapan mata-panda-nya lelah. Enggan ditutup, segan dibuka. Lagi, sering sekali menghembuskan napas, apalagi sekali berhembus lamanya bisa sampai 8 detik. Benar-benar lagi badmood.

Melihat itu Maya yang masih sehat bugar -walau pun sama begadangnya, ia mencoba mngusili Candra. Jika ditotal, hanya tiga ulah Maya. Dua di sekolah dan satu di rumah. Saat di sekolah juga dua waktu, saat pelajaran 3-4 olahraga dan saat istirahat makan siang.

Karena itulah, mari kita urutkan satu-persatu.

***

Pelajaran 3-4: Olahraga, Lapangan Indoor

Kebanyakan sekolah menggabungkan dua atau tiga kelas untuk beberapa mata pelajaran. Contohnya pelajaran olahraga. Kebetulan klise seperti di cerita-cerita lain, kelas Maya dan kelas Candra digabung di lapangan indoor.

Kalau soal kekuatan fisik, Maya tak ada tandingannya di antara para cewek. Hampir mengalahkan kekuatan pria dewasa. Kalau Candra, dia daritadi pundung di pojok ruangan sambil menggambar imejiner nggak jelas di lantai. Tak ada semangat sama sekali.

CandraMayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang