Haejin menatap laki-laki tersebut dengan tatapan kaget.
"Neo?" Ucapnya sambil menunjuk laki-laki tersebut."Masuklah Hyunjoon! Duduklah disamping Haejin." Ujar Eric dan dibalas anggukan oleh Hyunjoon.
"Jakkaman! Kenapa kalian mengajak dia?" Tanya Haejin.
"Memangnya kenapa? Ada masalah?" Sunwoo balik bertanya.Haejin memutar bola matanya malas. Lalu duduk lebih mendekat pada kaca dan menatap keluar kaca mobil.
Tiba-tiba mobil berhenti didepan toko swalayan.
"Kalian tunggu disini aku dan Eric akan pergi membeli makanan!" Ucap Sunwoo yang dibalas anggukan oleh Hyunjoon.
Sedangkan Haejin tetap pada posisinya, tak berniat merubahnya.Dan sekarang hanya mereka berdua didalam mobil.
"Ck! Mereka lama sekali. Kenapa mereka tega meninggalkanku dengan laki-laki seperti dia, cih" Ucap Haejin malas.Hyunjoon yang mendengarnya menoleh dan menatap tajam Haejin. Dan Haejin balik menatapnya.
"Mwo?" Ucap Haejin.
"Jaga omonganmu!" Jawab Hyunjoon masih dengan tatapan tajamnya.
"Wae? Kau tidak suka keluar sana!" Bukan Haejin kalau dia takut pada laki-laki.Tiba-tiba terdengar suara sirene ambulance. Seketika tubuh Haejin menegang dan bergetar, wajahnya pucat, dan keringat dingin sudah turun deras dari tubuhnya.
Haejin mempunyai ketakutan lebih pada ambulance. Entah apa penyebabnya, tapi bila dia mendengar suara sirene ambulance tubuhnya akan gemetar dan wajah pucat yang penuh dengan keringat dingin.
Ambulance tersebut berhenti di depan mobil Sunwoo. Haejin mencoba mengontrol ketakutannya tetapi tidak bisa.
Hyunjoon melirik Haejin dan melihat ada yang aneh darinya. Haejin tadi baik-baik saja, kenapa sekarang wajahnya pucat dan penuh dengan keringat padahal dalam mobil tersebut bisa dibilang dingin.
Haejin mencoba menahan tangisnya yang hampir pecah karena ketakutannya tersebut.
Hyunjoon menyadari bahwa Haejin sedang ketakutan. Tapi takut karena apa? Pikir Hyunjoon.
Haejin menangis, dia mencoba untuk tidak menangis tapi tidak bisa.
Hyunjoon kaget saat melihat Haejin menangis. Jujur dia kebingungan saat ini. Hyunjoon berfikir apa yang harus ia lakukan.
Haejin tetap menangis dan terus menangis.
Hyunjoon teringat kata-kata kakaknya, bahwa saat ada perempuan menangis peluk dia supaya dia tenang. Tapi tidak mungkin dia memeluk Haejin. Daripada dia dituduh yang tidak-tidak karena Haejin menangis, akhirnya terpaksa dia memeluk Haejin.
Hyunjoon memakaikan jaket jeansnya pada Haejin lalu memeluknya.
Haejin menangis dalam pelukan Hyunjoon.
"Gwaenchana!" Entah apa yang dipikirkan Hyunjoon hingga ia mengatakan kata itu. Suara Hyunjoon lembut saat mengatakan 'gwaenchana'.
Tak lama kemudian Eric dan Sunwoo datang sambil berlari. Sunwoo membuka pintu kemudi dan langsung melihat kearah Haejin. Dia terkejut saat melihat Haejin dipeluk oleh Hyunjoon.
"Haejin gwaenchanayo?" Tanya Eric.
"Maaf kami sedikit lama." Lanjutnya."Kenapa dia ketakutan seperti ini?" Tanya Hyunjoon.
"Dia punya fobia pada sirene ambulance! Aku juga tidak tahu penyebabnya apa. Tapi sudah sejak kecil dia takut pada sirene ambulance." Jelas Sunwoo panjang lebar.
"Kalau begitu cepat jalan!" Ujar Hyunjoon.
Dengan cepat Eric dan Sunwoo masuk dalam mobil dan menjauh dari tempat tersebut.
Saat ini mereka berada di sebuah taman, tetapi Haejin masih tetap ketakutan.
"Eotteohke? Younghoon dan Hyunjae Hyung bisa marah kalau dia tau!" Ucap Eric panik.
Sedangkan Sunwoo mencoba menenangkan Haejin.
"Haejin-ah! Sudah jangan menangis, ambulance nya sudah tidak ada." Bujuk Sunwoo.
"Haejin dont cry!" Bujuk Eric dengan bahasa inggrisnya.Hyunjoon hanya diam melihat dua sahabat ini menenangkan Haejin.
"I want to go home!" Ucap Haejin dengan logat bahasa inggris.
"Kau mau pulang? Tapi kita mau jalan-jalan." Jawab Sunwoo."Bagaimana kalau kita lihat busking saja? Kurasa seru. Sudah lama kita tidak melihat busking bersama-sama kan?" Ujar Eric memberi pendapat.
"Kajja!" Ucap Sunwoo tanpa perlu persetujuan Haejin dan Hyunjoon.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
You!
RandomKetika seorang perempuan yang mempunyai sifat tomboy menabrak laki-laki ber image cool di sekolahannya. Dan dari sinilah cerita mereka dimulai