Armor | 05

152 34 25
                                    









Deg!









Hatiku mencelos! Aku tau persis jenis tatapan itu, sorot mata tak suka yang kerap kali orang-orang beri padaku. Namun, tak kusangka kini datang darinya.

Darinya yang dulu pernah mengklaim diri sebagai pelindungku, dia yang selama ini sudah bersedia memposisikan diri sebagai pedangku. Kini Ia telah berubah, perubahan yang tak kusuka.

Apa maksud semua ini??

Apakah sang armor kini telah berganti tuan??

Lantas bagaimana denganku??

Demi Tuhan rasanya menyakitkan melihat Hyunjin dengan tidak pedulinya mengabaikanku. Memang belakangan ini aku jarang sekali melihatnya. Apa Ia sengaja menghindar dariku? Tapi....kenapa?

Kutelan rasa sesak ini sebisa mungkin. Melihatnya kini tengah bercengkrama dengan temannya dan tak menghiraukanku disini sudah cukup menyakitkan untukku.

"What's wrong baby?!" suara yang sangat kukenal, Lucas kini menatapku bingung.

Ah ya, aku bahkan sampai melupakan satu armor lain disampingku ini. Hanya dengan menatap mata indahnya cukup menghilangkan sedikit rasa sesak ini.

"Hey! Kenapa?" tiba-tiba ibu jarinya mengusap kelopak mata bawahku. Apa aku baru saja menangis?

Aku hanya menggeleng kemudian kutundukkan kepalaku.

"Kelilipan ya? Mau gue tiupin matanya??" ujarnya dengan sorot khawatir, aku tersenyum melihat ekspresinya.

"Kok malah ketawa sih? Itu kenapa matanya berair? Ooh tau gue! Terharu saking gantengnya gue?"

"Idih kepedean!" ujarku sambil tertawa.

"Yaudah yuk ke kelas, udah mau bel." aku mengangguk lantas beranjak meninggalkan kantin dan juga armor ku disana.

Lucas berkali-kali melontarkan lelucon yang sukses membuatku tertawa. Sungguh, lelaki satu ini tak pernah kehabisan topik untuk dibahas.

"Si bantet belom balik?" tanyanya tepat didepan pintu kelasku.

"Hari ini baru pulang katanya." Lucas manggut-manggut mendengar jawabanku.

"Berarti sendirian dong?" aku mengangguk.

"Mau gue temenin?" Hah? Aku tak mengerti ucapannya, yang kutahu kini tangan besarnya mendorong-dorong tubuhku masuk ke kelas.

Jelas saja kehadirannya dikelasku membuat atensi semua orang disana terpaku pada kami, ah tidak, pada Lucas tepatnya.

"Duduk!" titahnya.

"Duh denger gak sih beb? Gue bilang duduk bukan malah ngeliatin gue." ujarnya lantas mendorong bahuku sampai aku terduduk.

Aku mendelik ketika melihatnya menduduki bangku milik Jihoon disampingku.

"Mau...mau ngapain?"

"Belajar kan." jawabnya santai. Aku baru akan berkata ketika Lucas kembali menyahut.

"Udah diem, habis ini Pak Sehun masuk." darimana dia tau pak Sehun mengajar dikelasku jam ini??

Kutahu semua pasang mata disini menatap kearah kami. Sebenarnya kebanyakan dari mereka yang tidak suka padaku adalah teman-teman perempuanku, apa ini karena aku dikelilingi oleh tiga—emm dua untuk saat ini—armor?

Kulihat Lucas tengah mengedarkan pandangannya keseisi kelas, membalas setiap tatapan merendahkan mereka dengan miliknya yang terkesan santai namun mematikan.

"Lucas balik ke kelas aja sana." ucapku lirih.

"Emang kenapa kalo disini? Gak boleh?" jawabnya yang malah balik bertanya padaku.

"Bukan gituuu...ntar kalo pak—"

"Selamat Siang! Cepat keluarkan buku fisika kalian!" Oh bagus! Pak Sehun sudah masuk kelas.

"Okay, kemarin sampai dimana—Lucas! Kenapa kamu disini??" aku menggigit bibir bawahku resah. Kulihat Lucas terlihat santai, sama sekali tidak takut.

"Kok bapak bisa tau saya disini sih?" jawabnya kelewat santai. Oh astaga!

"Disini yang berambut sapu ijuk ya cuma kamu!" cecar Pak Sehun.

"Ini blonde pak namanya, bapak kolot ih." aku mendelik sempurna, lain teman-temanku yang cekikikan menahan tawa. Katakan padaku saat ini aku mimpi!

"Semua diam! Kamu ngapain disini?!"

"Tersesat, pak." bisa kudengar teman-temanku semakin kewalahan menahan tawa.

"Cepat kembali ke kelasmu!"

"Saya mau nemenin pacar saya pak, kasian dia sendirian." kutundukkan kepalaku malu.

"Liat kan pak, dia tertekan kalo disini sendirian. Soalnya suka dijahatin sama mereka." Lucas menunjuk siswi-siswi disana.

"Lucas!" ucapku tertahan.

"Tenang beb, ada aku. Kalo mereka ntar nakal—ADUH!" lucas mengaduh saat pak Sehun memukul punggungnya.

"Astaghfirullah, pak. Saya mau belajar aja masa gak boleh sih? Saya disini juga bayar pak. Bapak kira—AAAAH ADUH ADUH! SAKIT PAK!" aku meringis ketika melihat pak Sehun menjewer telinga Lucas kuat-kuat.

"Sudah cepat kembali ke kelas kamu sendiri!"

"Beb! Kalo ada yang nakal bilang sama gue, oke?! AAAH iya pak iya...ini lagi otw keluar.."

Aku mencoba menghindari tatapan teman-temanku selepas kepergian Lucas. Oh aku tak tau lagi bagaimana hari-hariku besok. Setidaknya besok Jihoon sudah kembali, dan tentunya Lucas dan....Hyunjin.

























●● A r m o r ●●





















[]

Semoga suka♡

[ON HOLD] ARMORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang