KEBAHAGIAANKU ADALAH KESEDIHANNYA

378 20 2
                                    

Pagi hari buta, tampaknya Rizza sudah bersiap-siap untuk menyiapkan kejutan yang akan ia berikan pada wanita yang saat ini sedang ia kagumi, yaitu Bia.

Tidak biasanya pagi-pagi seperti ini ia sudah berpakaian rapi, tapi tidak serapi saat mau sidang tesis ya.

Seserius itukah ia pada Bia? Karena sesudah putus dengan pacarnya itu, Rizza berpenampilan biasa saja seperti tidak peduli saja pada penampilan. Tapi kini, Rizza yang dulu sudah kembali lagi. Ia berpenampilan bak aktor Hollywood yang maskulin dan fashionable. Syukurlah, sekarang ini setelah ia lebih dekat dengan Bia semangat hidupnya kembali menggebu-gebu layaknya bara api yang sedang membara.

●●●

Di rumahnya, Bia terlihat sedang bersiap-siap untuk berangkat kuliah, agendanya hari ini ia akan mengunjungi Yayasan Kanker Indonesia bersama mahasiswa kedokteran yang lain. Selain untuk menuntut ilmu dan menambah pengetahuan, ia juga bisa lebih banyak bersyukur, karena dirinya telah di berikan sehat jasmani maupun rohani yang Allah SWT berikan untuknya.

Ia berangkat lebih pagi, karena Bia akan naik kendaraan umum. Ya namanya juga Kota Bandung, kota yang sangat sibuk, telat sedikit saja menunggu angkutan umum bisa kesiangan atau tidak kebagian tempat duduk.

Bia turun menyusuri tangga-tangga di rumahnya, ia berpamitan pada ayah dan ibunya dengan terburu-buru tanpa sarapan terlebih dahulu. Pintu gerbang rumahnya masih tertutup rapat dan di gembok. Ia membuka pintu gerbang rumahnya dan melihat ada sebuah mobil berwarna hitam terparkir di jalanan depan rumahnya. Bia bertanya-tanya dalam hati, siapa pemilik mobil itu? Tapi rasanya ia sudah tidak asing lagi dengan mobil berwarna hitam itu.

Dan tiba-tiba seorang pria bergaya maskulin dengan rambut rapi dan sepatu ketsnya yang terlihat trendi turun dari mobil itu. Bia melirik laki-laki itu dari ujung kaki sampai ubun-ubun dan ternyata itu adalah Rizza. Sontak, Bia menghampiri Rizza yang berdiri mengahadap ke arahnya.

"Pagi Bia."
Sapa Rizza sambil terseyum manis pada Bia.

"Pagi juga Za, tumben kamu kesini pagi-pagi banget ada apa?"
Jawab Rizza yang membalas senyuman Rizza itu.

"Ya aku mau jemput kamu buat pergi ke Kampus, aku boring di rumah mulu Bi."

"Ya Allah Za, kamu baik banget sih sama aku. Kebetulan rencananya hari ini aku mau naik angkot. Tapi kamu seharusnya istirahat Za, kasian kamu sampe bela-belain buat aku gini."
Ucap Bia dengan nada lembutnya yang di utarakan pada Rizza tapi meskipun begitu ia tetap merasa tidak enak.

"Santai aja Bia selagi aku kuat, aku bisa ko jadi sopir pribadi kamu asalkan ada bulanannya."
Sahut Rizza dengan nada yang sedikit bercanda.

"Ihh apaan sihh kamu Rizza.. Rizza."
Ucap Bia sambil tertawa geli pada Rizza.

"Silahkan masuk Tuan Putri."
Rizza langsung saja membukakan pintu mobilnya dan sedikit membungkukkan badanya bak seorang Pangeran yang mempersilahkan Putrinya untuk segera masuk ke dalam kereta kencana miliknya.

Sementara Bia membalas perlakukan spesial Rizza padanya hanya dengan senyuman manis.

Bia dan Rizza sudah masuk ke dalam mobil, tapi di belakang mobil Rizza ada yang membunyikan klakson mobil. Dengan spontan Rizza langsung saja keluar dari mobil dan menghampiri mobil yang terparkir di belakang mobilnya itu. Dan ternyata yang keluar dari mobil tersebut adalah Azam, Kakaknya sendiri.

Mengapa Cinta Harus Memilih? (SLOW UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang