MENGAPA DIA DATANG (LAGI) ?

171 7 0
                                    

Akhirnya Bia dan Arini mengajak Fahri untuk bertemu dan membicarakan hal ini. Bia menceritakan semuanya apa yang ia lihat pada Fahri. Tetapi Fahri tidak langsung mempercayainya tetapi Arini juga berusaha untuk meyakinkan Fahri, ya meakipun Arini tidak melihatnya langsung. Tapi setelah mendengar penjelasan dari Bia Arini merasa yakin dan percaya bahwa adiknya itu tidak sedang berhalusinasi.

Sebelum Fahri percaya, alangkah baiknya Fahri mencari tahu lagi tetang hal itu. Ia berjanji pada Bia akan menemukan keberadaan Azam dan Rizza. Fahri akan mencoba mengorek informasi mengenai Azam. Baik itu menanyakan kepada pihak Rumah Sakit tempat dulu Azam bekerja ataupun teman-teman Fahri lainnya. Siapa tahu mereka lebih tahu daripada Fahri.

Bia mencoba untuk merenungi kejadian tadi di kamarnya, Bia yakin betul bahwa sekarang ini Azam dan Rizza sudah berada di Bandung lagi. Tapi kenapa mereka masih tidak memberi tahunya. Rasa penasaran Bia bercampur aduk dengan rasa kekecewaan yang amat dalam. Tetapi ia selalu ingat untuk berusaha lebih sabar dan sabar. Itulah yang ia ingat.

Karena pada dasarnya, manusia hanyalah insan yang harus menerima segala takdir yang telah digariskan oleh Allah. Dan untuk menerima hal itu tidak ada kata lain selain kita bisa bersabar dan bertawakal akan takdir yang telah ada untuk kita jalani.

•••

Fahri terus mencari informasi tentang keberadaan Azam dan Rizza. Ia mencoba untuk mendatangi rumah yang dulu Azam tempati. Tetapi hasilnya masih sama saja, Azam dan Rizza tidak ada di rumah itu.

Pencarian sementara ia hentikan karena direktur Rumah Sakit meneleponnya untuk segera datang ke Rumah Sakit. Fahri langsung mengiyakan perintah atasannya tersebut.

Karena jarak Rumah Sakit yang tidak terlalu jauh, hanya beberapa menit saja ia sudah sampai di Rumah Sakit. Dengan terburu-buru ia menuju ke ruang direktur Rumah Sakit. Tetapi saat ia hendak menuju ruangan, tidak sengaja ia melihat Azam yang sedang berjalan di lorong Rumah Sakit. Fahri bingung, apakah ia sedang berhalusinasi? Kalo tidak, berarti ucapan Bia itu benar dan Bia sedang tidak berhalusinasi memikirkan Azam.

Tanpa berpikir panjang, Fahri segera lari untuk menghampiri Azam. Tapi ada seorang perawat yang segera menghampiri Fahri untuk segera masuk ke ruang direktur. Maka Fahri langsung saja masuk ke sebuah ruangan itu. Dalam benaknya ia ingin sekali menghampiri Azam, tetapi ada hal yang tak kalah penting dari itu. Fahri berharap semoga saja ia segera bertemu dengan sahabat karibnya itu.

Saat Fahri berada di dalam ruangan direktur, tanpa sengaja Fahri melihat sebuah map yang terbuka dan berisikan surat pengajuan. Dengan rasa penasarannya, Fahri langsung menanyakn kepada direktur Rumah Sakit, milik siapa dokumen tersebut. Lalu direktur Rumah Sakit itu memberi tahu yang sebenarnya bahwa dokumen tersebut milik Azam. Azam bari saja mengajukam surat itu untuk kembali bekerja di Rumah Sakit tempat ia dulu bekerja. Mendengar hal itu, Fahri merasa senang karena sebentar lagi ia akan bertemu dengan Azam tanpa bersusah payah untuk kembali mencarinya. Tapi direktur Rumah Sakit merasa ragu untuk menerima Azam untuk kembali bekerja disana setelah Azam yang tiba-tiba mengundurkan diri secara tiba-tiba tanpa ada alasan yang jelas. Tapi di samping itu, Fahri berusaha untuk meyakinkan direkturnya untuk kembali menerima Azam, karena etika Azam yang sangat baik ketika bertemu dengan pasien. Ya meskipun Fahri kecewa akan apa yang terjadi dengan Azam yang tiba-tiba menghilang tanpa kabar. Akhirnya dengan yakin, direktur Rumah Sakit menerima kembali Azam di Rumah Sakit itu dan akan segera menghubungi Azam.

Setelah selesai mereka berbicara tentang adanya seminar dan rencana Azam untuk kembali bekerja disana. Fahri segera pulang untuk membicarakan hal ini pada adiknya, Bia. Fahri berpikir Bia akan senang mendengar kabar ini. Apalagi sekarang Bia satu tempat kerja dengan Fahri dengan begitu Azam pun sama.

Ketika Fahri berbicara dengan Bia, tampak jelas raut wajah kebahagiaan terpancar dari wajah Bia meski ia masih kecewa dan merasa sedih. Fahri mengatakan bahwa Senin besok hari pertama Azam kembali bekerja.

•••

Senin pagi, Bia seperti biasa ia selalu bersiap-siap untuk berangkat ke Rumah Sakit dengan mengemudikan mobilnya sendirian. Fahri pun sama, ia bergegas untuk segera berangkat ke Rumah Sakit dengan tergesa-gesa karena akan ada penyambutan dokter Spesialis Dalam baru, yaitu Azam.

Mereka tiba di Rumah Sakit dan bertemu di parkiran khusus dokter Rumah Sakit. Lantas Bia dan Fahri berjalan bersama menuju lift untuk naik ke lantai 3, tepat ruangan praktik mereka berada.

Semua dokter bagian poliklinik berkumpul di sebuah ruang meeting untuk menyambut kedatangan dokter baru, yaitu Azam. Sebagian dokter senior ada yang sudah tau siapa Azam. Dan sebagai kecil belum tahu, karena mereka masih baru bekerja di Rumah Sakit. Bia masuk ke ruangan itu. Langkahnya gemetar tak pasti, merasa tidak yakin dirinya akan berhadapan dengan lelaki yang dulu sangat dekat dengannya. Seorang teman sejawatnya mengajak Bia untuk segera masuk ke ruangan itu.

Dan saat semua dokter sudah berada di dalam ruangan, Azam berdiri di hadapan para dokter dengan memperkenalkan diri. Sontak saja jantung Bia semakin berdegup kencang, tapi ia berusaha untuk menundukkan pandangannya dari hadapan Azam. Perkenalkan selesai, direktur Rumah Sakit menyuruh para dokter, perawat dan staf Rumah Sakit untuk segera menuju pada pekerjaan masing-masing, begitupun Fahri ia sangat terburu-buru sekali menuju ruangan karena ada janji mendesak dengan pasien, sampai-sampai Fahri tidak sempat untuk menghampiri Azam. Pikirnya ia akan mengajak Azam makan siang nanti di jam istirahat.

Langkah demi langkah Bia pijakan menuju ke luar ruangan dengan memasukkan kedua tangannya kedalam saku Snelli kebanggannya. Tiba-tiba langkahnya terhenti ketika seorang lelaki di belakang Bia memanggil namanya. Bia tahu siapa itu, ia kenal betul dengan suaranya. Itu adalah Azam. Tapi Bia tidak menghentikan langkahnya, ia tetap berjalan menuju pintu keluar ruangan. Langkahnya semakin cepat tatkala Azam memanggilnya sampai berkali-kali. Bukan apa-apa Bia bersikap seperti itu, ia hanya masih merasa kecewa dan sedih atas apa yang telah dilakukan terhadap dirinya.

Azam yang tidak pantang menyerah terus berusaha untuk mengejar Bia, Azam tak tahu apa yang telah diperbuatnya sampai-sampai Bia bersikap seperti itu. Sikapnya aneh, seperti tidak menandakan kepribadian seorang Bia.

Pada akhirnya Bia menghentikan langkahnya tepat di depan Azam dengan jarak kurang dari 5 meter. Azam yang melihat itu segera menghampiri Bia. Azam bingung akan berbicara apa karena sikap Bia yang sangat aneh.

Hi semuanya! Azam kembali nih tapi kayaknya Bia masih kecewa deh. Lalu apa ya yang akan terjadi nantinya?
Penasaran? Ikutin terus ceritanya ya. Dan jangan lupa tinggalkan jejak😘

Find me on Instagram: @alyaansss

Mengapa Cinta Harus Memilih? (SLOW UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang