ANGAN-ANGAN

153 9 0
                                    

Kurang lebih satu tahun telah Bia lewati untuk menyelesaikan Program Profesi Dokter, dan tiba saatnya ia Wisuda untuk yang kedua kalinya setelah ia menyandang gelar S.Ked. Sekarang gelarnya lengkap sudah dengan menambahkan gelar dr di depan namanya.

Di hari yang bahagia ini, ia sangat merasa bahagia dengan satu tujuan yang ia harapkan. Meski tanpa kehadiran Azam dan Rizza, tapi ia sangat bahagia. Sepertinya Bia memang sudah mulai melupakan mereka dihidupnya.

Harapan dan do'a dari orang terkasih selalu ia dapatkan. Banyak sekali orang yang menyukai Bia karena kerendahan hatinya. Semoga saja apa yang ia inginkan segera terwujud tanpa ada halangan yang menghadang.

•••

Satu tahun sudah Bia menjalani Internship. Kini ia sudah seutuhnya menjadi seorang dokter karena sekarang Bia sudah menjalani kesibukannya di salah satu Rumah Sakit yang sama dengan Fahri. Ia sangat senang dengan hal ini terlebih banyak rekan sejawatnya yang dekat dengannya, karena Bia adalah sosok yang humble.

Kini karir yang Bia jalani sudah lengkap seperti yang diinginkannya. Tapi masih ada yang kurang untuk melengkapi hidupnya. Apa itu? Ya kalian benar sekali, sampai saat ini ia masih belum memiliki tambatan hati. Jangankan tambatan hati, seseorang yang dekat saja tidak ada. Mungkin sepanjang sejarah hidupnya, ia hanya pernah dekat dengan 2 orang laki-laki, yaitu Azam dan Rizza yang hingga kini masih belum di temukan entah dimana. Bia juga sudah tidak perduli, begitupun dengan Fahri yang sangat kecewa.

Minggu pagi saatnya Bia libur dari rutinitas kerjanya di Rumah Sakit. Kini saatnya ia untuk sedikit olahraga dan refreshing untuk menenangkan pikiran serta meregangkan otot tubuhnya yang lelah saat bekerja.

Kebetulan Arini mengajaknya untuk Car Free Day. Itu merupakan ide yang bagus menurut Bia.

Sekitar pukul 6 pagi, Bia dan Arini berangkat menuju tempat Car Free Day, tidak lain dan tidak bukan lokasinya berada di Lapangan Gasibu Bandung. Lokasi Car Free Day terdekat dari rumah Bia. Terlihat banyak sekali orang yang berolahraga disana mulai dari anak-anak sampai lansia sekalipun. Senang rasanya melihat suasana seperti itu. Kenapa? Ya itu menandakan bahwa orang-orang masih sayang terhadap kesehatan yang diberikan Allah terhadap mereka, buktinya mereka semua masih semangat untuk berolahraga meskipun dalam kurun waktu yang sekejap dan terbatas karena kesibukan mereka masing-masing. Termasuk Bia dan Arini yang hampir setiap harinya bekerja dari pagi sampai sore dan terkadang malam.

Bia dan Arini memulainya dengan pemanasan terlebih dahulu, itu bertujuan
untuk memperlancar aliran darah ke otot dan mengurangi ketegangan otot yang serta meminimalisir risiko cidera. Sekitar 15 menit mereka memulai dengan pemanasan yang benar, Bia dan Arini melanjutkannya dengan joging mengelilingi lapangan Gasibu.

Setelah beberapa putaran Bia dan Arini joging mengelilingi lapangan. Kakak beradik itu akhirnya merasa lelah dan sudah berkeringat.

"Bi kita udahan aja ya, Kakak udah capek nih. Maklum lah udah emak-emak kali ya gak sekuat kamu."
Ucap Arini yang meminta Bia untuk segera beristirahat pada Bia sambil setengah membungkukkan badanya.

"Ya udah Kak, kita duduk disana aja ya, lagian ini juga udah keringetan ko, lumayan lah buang lemak."

Tanpa berlama-lama, Bia dan Arini segera beristirahat di sebuah tempat duduk sambil meminum air putih yang mereka bawa dari rumah. Tapi baru saja Arini dan Bia meneguknya satu kali air itu sudah habis. Ya air itu habis karena pada saat joging mengelilingi lapangan tadi, mereka terus meminumnya. Pantas saja jikalau airnya sudah habis. Lalu Arini meminta Bia untuk membelikannya air mineral tanpa berpikir panjang Biapun mengiyakan perintah Kakaknya itu.

"Ya udah Kak aku beli dulu minum kesana ya, Kak Arin tunggu aja disini."
Bia memyuruh Arini untuk tetap duduk di tempat itu karena Arini yang terlihat masih capek.

Sementara Arini hanya menganggukan kepalanya.

Saat Bia membeli air mineral, tiba-tiba ada seorang lelaki yang terlihat berdiri di seberangnya sambil melakukan peregangan.

Lelaki itu adalah Azam. Ya Azam yang beberapa tahun ini menghilang. Entah Bia salah melihat atau bagaimana, yang pasti Bia sangat yakin dengan pengelihatannya itu. Lelaki itu adalah Azam. Bia segera membayar air mineral yang dibelinya dan tannpa berpikir panjang Bia segera menghampiri Azam. Tapi baru 3 langkah Bia melangkahkan kakinya, langkahnya terhenti. Bia tidak yakin akan menghampiri Azam, pikirannya masih ditutupi oleh rasa kekecewaan yang teramat dalam. Tapi disisi lain Bia juga penasaran dan ingin menanyakan mengapa Azam selama bertahun-tahun tidak memberi kabar kemana dirinya dengan Rizza pergi, baik kepada Bia ataupun sahabat karibnya, yaitu Fahri.

Saat Bia berusaha untuk memendam rasa kekecewaannya itu, Bia meneruskan langkah kakinya. Tapi saat ia menoleh ke arah Azam berdiri tadi, ia sudah tidak melihat Azam sama sekali. Bia berusaha melihat dan mencari sekitaran tempat itu, tapi tidak ada. Kemudian Bia segera menghampiri Arini yang sudah menunggunya.

Dengan terburu-buru Bia lari ke tempat Arini beristirahat.

"Eh Bi ko lama banget."
Tanya Arini pada Bia.

"Maaf Kak, tapi tadi aku liat Kak Azam disana. Tapi disaat aku mau nyamperin dia, dia udah gak ada. Maka dari itu aku lama beli airnya."
Jawab Bia sambil menjelaskan alasannya kepada Arini.

"Loh kamu serius Bi? Kamu halusinasi doang kali Bi karna kamu masih mikirin Azam."
Sahut Arini yang seolah-olah tidak percaya dengan apa ucapan Bia.

"Aku yakin banget Kak, itu beneran Kak Azam. Kak Arin percaya ya sama aku."
Ucap Bia lagi sambil berusaha untuk meyakinkan Arini.

"Ya udah Kakak percaya sama kamu. Lebih baik kita ceritain ini sama Fahri. Siapa tau dia sekarang udah tau."

"Oke Kak, nanti kita ceritan ini ke Kak Fahri."
Ucap Bia sambil memancarkan senyum manisnya pada Arini.

Ayo readers ucapin selamat ya sama Bia😊
Jangan lupa juga buat tinggalkan jejak untuk terus mendukung cerita ini❤️


Find me on Instagram: @alyaansss

Mengapa Cinta Harus Memilih? (SLOW UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang