MEMIKIRKANMU

720 38 0
                                    

Saat malam tiba Bia merenung di meja belajar dekat jendela kamarnya, melihat gelapnya langit yang hitam pekat dan dihiasi oleh taburan bintang yang indah berkilau. Dari sepulang kuliah tadi, ia tidak henti-hentinya memikiran Azam seorang lelaki yang baru ia kenal hanya beberapa jam dan ia kagumi. Jujur, baru kali ini Bia merasakan perasaan yang gundah gulana seperti ini dan itupun hanya memikirkan seorang lelaki yang selama ini dianggapnya tidaklah terlalu penting, ia juga bingung dengan dirinya sendiri.

Banyak laki-laki yang menyatakan perasaannya kepada gadis cantik itu, tetapi Bia adalah tipe orang yang cuek terhadap yang namanya pacaran. Menurut Bia pacaran yang paling indah dan terhindar dari dosa zina itu adalah pacaran sesudah menikah, ya itu berarti keduanya sudah sah dan halal untuk menjadi sepasang suami istri dan terhindar dari zina dan murka Allah. Sedikit banyak Bia tahu bagaimana dosa orang yang mendekati zina itu, dan salah satunya terdapat dalam Surah al-Isra Ayat 32 yang berbunyi :

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنٰۤى اِنَّهٗ كَانَ فَاحِشَةً ۗ وَسَآءَ سَبِيْلًا

"Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk."

Jadi selama ini Bia selalu memegang erat ayat itu. Menurutnya lebih baik saat ini ia fokus pada pendidikannya dan mencapai target untuk kuliah kedokterannya, toh nanti juga jodoh sudah ada Allah SWT yang mengatur semuanya, tugasnya kali ini hanyalah berusaha untuk menuntut ilmu, karena kan menuntut ilmu itu salah satu ibadah juga dan diwajibkan dalam Islam.

●●●

Sementara Azam dirumahnya sedang menyiapkan bahan ajar untuk besok di kampus. Azam merupakan dosen muda yang sangat smart. Saat ini usia Azam berusia 26 tahun tetapi ia tidak juga memiliki tambatan hati, rupanya ia lebih sibuk dengan karir dan bisnisnya. Hampir setiap hari Rani selaku Mamanya Azam menyindir anaknya itu untuk segera mencari pendamping hidup. Tetapi Azam selalu menjawab "Kalau sudah jodoh pasti datang sendiri" dan Azam ingin fokus ke karir dulu."

●●●

Allahuakbar.. Allahuakbar...

Terdengar suara adzan subuh di sekitar komplek perumahan tempat Bia dan keluarganya tinggal. Bia bergegas mengambil air wudhu dan begitu juga dengan anggota keluarga yang lain. Bia melaksanakan shalat berjamaah bersama Ibunya saja di mushola yang berada di rumahnya, sementara Ayah dan Fahri pergi ke Masjid yang tidak terlalu jauh dari rumahnya untuk shalat berjamaah dengan tetangga yang lainnya.

Saat pagi hari tiba, Bia sibuk membereskan kamar dan memasukan buku-buku untuk ke kampus ke dalam tas hitam miliknya. Bia mulai memakai hijab motif bunga yang dipakainya hari ini ke kampus. Setelah itu ia turun ke bawah untuk membantu Ibunya menyiapkan sarapan.

"Bu Bia bantuin motong sayuran ya."
Bia menawarkan bantuan kepada ibunya.

"Ga usah nak biar ibu saja lagian bentar lagi selesai ko, kamu bantuin bawa piring aja nihh sama gelas ke meja makan terus kamu panggilin kak Fahri buat sarapan ya!"

Bia menuruti kata-kata Ibu dan membawa piring serta gelas lalu menatanya di atas meja makan dengan rapi. Kemudian ia berjalan menuju kamar Fahri.

Tok.. Tok.. Tok..

"Kak Fahri cepet ke bawah, Ibu sama Ayah udah nunggu di meja makan Kak Fahri lama banget sihh."
Ucap Bia. Padahal Ibunya belum selesai memasak dan Ayahnya pun belum selesai bersiap untuk sarapan.

Mengapa Cinta Harus Memilih? (SLOW UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang