SEBUAH ALASAN

191 9 0
                                    

Bia menghentikan langkahnya dengan tidak menoleh ke arah Azam yang tepat di belakangnya. Azam mulai berbicara akrab pada Bia dengan menanyakan kabarnya sembari memasang ekspresi wajah yang sangat bingung akan sikap Bia padanya.

"Bi gimana kabarnya?"

"Baik."
Jawab Bia singkat dengan memasang wajah yang flat tanpa menoleh ke arah Azam sedikitpun.

"Mmm.. Kamu ada waktu gak Bi? Kalo ada, nanti kita lunch bareng ya!"
Tanya Azam sambil mengajak Bia untuk makan siang dengan nada penuh harap.

"Aku sibuk. Maaf."
Jawab Bia yang lagi-lagi menjawab Azam dengan nada yang sangat dingin dan menolak ajakan Azam.

"Aku pergi dulu."
Bia pamit dengan meninggalkan Azam.

Azam semakin dibuat bingung dengan sikap Bia yang sangat aneh kepadanya. Sebenarnya apa yang terjadi pada Bia? Lebih baik Azam segera mananyakan hal ini pada Fahri di jam istirahat nanti.

•••

Fahri selesai menangani semua pasiennya. Kini ia ingat akan mengajak Azam untuk makan siang bersama di cafe dekat Rumah Sakit mereka bekerja. Kebetulan Azampun tadi sempat berpikir seperti itu.

Tak lama, Fahri segera menaruh Snelli di sebuah gantungan baju kecil yang berada di ruangannya. Ia membawa handphone dan segera bergegas keluar ruangan menuju ruangan Azam.

"Sus dr. Azam ada di dalem?"
Tanya Fahri pada seorang perawat yang bertugas di Poliklinik Azam.

"Ada dok, silahkan masuk saja."

Tanpa berlama-lama, Fahri langsung masuk ke sebuah ruangan bernuansa abu, ya ruangan tempat pemeriksaan milik Azam. Azam langsung saja menyapa Fahri yang secara tiba-tiba membuka pintu ruangannya.

"Eh elu Ri. Apa kabar?"
Sapa Azam pada Fahri.

"Gua baik Zam. Lu sendiri apa kabar?"
Jawab Azam yang sekaligus balik bertanya pada Azam sambil menarik kursi di depan meja kerja Azam.

"Alhamdulillah, gua juga baik. Rencananya gua mau ngajak lu makan siang, eh lu kebetulan banget ke ruangan gua."
Seru Azam dengan akrabnya.

"Sama Zam, gua juga mau ngajak lu makan, sekalian kita ngobrol udah lama banget kita ga ngobrol."

"Ya udah sekarang aja kita berangkat Ri."
Ajak Azam sambil melihat waktu di jam tangan analog milikinya.

Fahri dan Azam berjalan menuju parkiran untuk segera berangkat menuju Cafe, tempat mereka berdua makan siang.

Tiba di Cafe, Fahri memulai obrolan.

"Selama ini lu kemana aja Zam?"

"Kan gua sama Rizza ke Singapore Ri. Lo pura-pura lupa ya."
Jawab Azam dengan tawanya.

Fahri memasang ekspresi wajah yang bingung sambil mengerutkan keningnya karena perkataan Fahri yang menyebut bahwa Fahri pura-pura lupa. Padahal Fahri benar-benar tidak tahu apa-apa tentang hal itu, karena Azam tidak memberi pernyataan apapun tentang perginya Azam dan Rizza.

"Ya emang gua gak tau apa-apa kan Zam."
Fahri langsung saja menjawab.

"Gak tau apa-apa gimana Ri? Gua bener-bener gak paham."

Mengapa Cinta Harus Memilih? (SLOW UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang