Deruman motor ninja hitam terdengar memasuki pelataran rumah bercat putih abu-abu. Rumah yang megah nan mewah.
"Assalamualaikum," ucap David saat sudah memasuki rumah.
"Waalaikumsalam, loh aden sudah pulang toh," sahut perempuan dari arah dapur yang masih mengenakan celemek di perutnya. Bi Siti. Asisten rumah tangga di rumah David
David hanya menganggukkan kepala, "Bunda sama Papa belum pulang?" tanya David
"Belum den, katanya nyonya masih ada client di butik, kalo Tuan masih ada meeting. Kira kira nanti malam baru pulang den," jelas Bi Siti pada David.
"Oh yaudah aku keatas dulu Bi." pamit David meninggalkan Bi Siti.
David menuju ke kamar untuk bersih bersih badan dan istirahat. Hari ini cukup melelahkan baginya. Setelah mandi ia duduk di kasurnya sambil mengusap rambutnya yang basah dengan handuk Kemudian sebuah getaran dari ponselnya yang terletak di nakas membuatnya penasaran, dan langsung membuka aplikasi line nya.
MADAAH (4)
Deon_Bagas : P
Deon_Bagas : P
Deon_Bagas : P
RezaAlDirga : Ape lu spam njing?
Deon_Bagas : Gpp
Deon_Bagas : Gmna Dav? Lo udah baikan?
RezaAlDirga : (2)
MahesaDp : ya
RezaAlDirga : Aealah irit amat sih lu Dav😪
Deon_Bagas : Iye Dav, ngomong2 gue kangen nih sm lo
Deon_Bagas : Boleh dong gue main kerumah lo, ya nggak gaess?
RezaAlDirga : Yoi gas aja
AzkaMaxx_ : (2)
MahesaDp : g ush.
Deon_Bagas : Yah babang David kok gitu, adek kan kangen nih bang:(
MahesaDp : njs
RezaAlDirga : njs (2)
AzkaMaxx_ : njs (3)
Deon_Bagas : Lo semua jahat
David mematikan ponselnya setelah melihat chat teman-temannya yang tidak bermutu.Lebih baik dia tidur.
***
"Aduh ganteng banget sih David, makan apa coba bisa kek gini," Meisya sedang tiduran di kamar sambil membuka instagram dan memandangi foto David
"Tapi kok dia dingin banget ya, cuek nya setengah mati lagi. Padahal temen-temennya kocak semua," Meisya berguling guling di kasur seraya memikirkan David.
"Kenapa sih hati gue deg degan banget tiap liat dia, padahal kenal deket aja belum." Meisya sendiri masih heran mengapa ia bisa menyukai David bahkan sampai jatuh cinta.
Cinta memang tidak mengenal apa dan siapa. Manusia pun tidak bisa menentukan dengan siapa jatuh cinta.Semua sudah kehendak Tuhan, jika hatinya jatuh cinta pada David yang bahkan baru sekali dua kali ia melihatnya.Ditambah lagi wajah David yang memang sangat tampan, mustahil jika ada yang menolak pesonanya.
"Gue salah nggak sih jatuh cinta sama dia?" ucap Meisya dalam hatinya sambil tersenyum.
Dan perjuangan baru akan dimulai.***
07.00
Laki-laki berseragam putih abu-abu dengan jaket boomber navy yang melekat di tubuhnya kini sedang mengumpat frustasi di depan gerbang, "Sial!" umpatnya karena ia terlambat dan pintu gerbang sudah ditutup."Mang Asep bukain gerbangnya," ujarnya meminta tolong pada satpam yang sering disapa Mang Asep.
"Iya den sebentar." Mang Asep membukakan gerbang setelah itu David masuk, dan betapa terkejutnya di depannya sudah berdiri guru killer sepanjang masa.
"Mau jadi apa kamu jam segini baru dateng?" tanya Pak Dendi dengan nada tinggi. David tidak menjawab ia hanya menundukan kepala dan bersiap menerima ocehan si guru botak ini.
"Baju dikeluarkan, tidak pakai dasi dan rambut acak acakan, datang juga telat. Kamu ini mau sekolah apa mau jadi preman?" semprot Pak Dendi yang emosinya sudah di ubun-ubun.
"Sekolah lah." jawab David dengan santai dan tenang.
"Lari keliling lapangan 20 kali sekarang!" David hanya mendengus pasrah dan segera menjalankan hukumannya.
Sudah 20 putaran ia mengelilingi lapangan, ia beristirahat di bawah pohon sambil menyeka keringat yang menetes di dahinya. Tiba tiba ada sebuah tangan yang terulur di depannya seraya memberikan botol air minum,
"Nih buat lo, lo pasti haus kan habis dihukum lari lari kaya tadi, tenang aja aman kok dan gue ikhlas ngasih buat lo," ucap Meisya.
Singkatnya begini, tadi pas disuruh ke perpus Meisya melihat David sedang dihukum, jadi ia berinisiatif membelikan minum, sekalian modus.
Meisya berharap sekali semoga David mau menerima minuman darinya, tapi kenyataannya tidak. David malah pergi meninggalkan Meisya sendiri.
"Sabar," batin Meisya menatap kepergian David, "Lo harus bisa ini baru awal perjuangan lo sya," Kemudian Meisya pergi menuju kelas.
Sampai dikelas Meisya diberondong pertanyaan oleh sahabatnya, Della.
"Gimana gimana sya? dia nerima minum dari lo nggak?" tanya Della dengan berbisik, takut jika David mendengarnya. Pasalnya meja mereka berada di depan meja David,meskipun tersekat meja Reza dan Azka.
"Boro-boro diterima, dia aja langsung pergi gitu aja," ucap Meisya dengan lesu.
"Sabar ya, ini kan baru awal semangat dong katanya mau naklukin si kulkas," ucap Della memberi semangat kepada sahabatnya itu.
Meisya yang tadi lesu jadi lebih sumringah mendengar penuturan Della, "Siap boss do'ain ya," ucap Meisya sambil memeluk Della.
"Lo harus berjuang lagi buat dapetin apa yang lo mau, urusan hasilnya serahin aja sama yang diatas." ucapan Della yang diangguki Meisya serta lengkungan di sudut bibirnya.
Memang benar, jika kita ingin mendapatkan sesuatu yang kita inginkan,kita harus berjuang sekuat dan semampu kita. Urusan hasil biar yang diatas yang menentukan.
"Gue bakal berusaha bikin lo luluh sama gue Dav," batin Meisya seraya tersenyum.
Alhamdulillah update lagi. Disini aku mau bilang yang sudah mau baca ceritaku yang ngga jelas ini. Semoga semakin banyak yang baca:)
Kalo banyak yang baca jadi bikin seneng yang nulis, apalagi aku yang baru belajar, terus ada yang mau baca kebayang kan senengnya gimana. Ya senengnya kaya ketemu Sehun hehe.
Oya jangan lupa votenya ya, tinggalkan jejak setelah membaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hatred
Teen FictionHari ini kita membenci seseorang begitu dalam. Tapi siapa sangka besok kita mencintai seseorang itu begitu dalam. Jadi bersikap sewajarnya saja demi menyelamatkan keadaan hati. Seperti yang dirasakan sosok laki-laki bernama Mahesa David Pradipta ya...