Part 13

16 4 0
                                    

Bagai mendapat harta karun, begitulah kira kira untuk menggambarkan perasaan Meisya sekarang. Dirinya sendiri tidak menyangka, David akan mempunyai perasaan sama sepertinya.

Ada perasaan bahagia ada juga perasaan bingung sekaligus was was. Meisya bahagia karena cinta nya tidak bertepuk sebelah tangan. Tapi di sisi lain ia juga bingung mengapa tiba-tiba David mengatakan bahwa ia memiliki perasaan yang sama dengannya.

Meisya bukannya tidak percaya, hanya saja ia belum sepenuhnya percaya, bagaimana bisa kemarin dia memaki maki Meisya, mengatakan dirinya penganggu sekarang malah memiliki perasaan yang sama dengannya.

"Karena Tuhan bisa membolak balikan hati manusia dengan mudahnya sayang," ucap Vira tiba-tiba masuk ke kamar Meisya, seolah tau apa yang dilamunkan anaknya.

"Ehh..ehh mama? Kok mama tau si apa yang Meisya pikirin?" tanya Meisya heran, kenapa bisa mama nya tau isi pikirannya.

Vira terkekeh duduk di samping anaknya, "Apa sih yang mama nggak tau dari anak mama satu ini,"

"Mama, tau darimana ihh?" Meisya bertanya karena masih penasaran mamanya tau darimana.

"Jelas mama tau, coba kamu inget inget seminggu ini wajah kamu itu kusut banget kaya baju belum disetrika, muka ditekuk mulu, nggak doyan makan. Tiap malem nangis mama juga tau sayang. Dan ajaibnya sekarang kamu senyum senyum sendiri? Apa coba kalo bukan gara gara cowok ganteng itu?" Vira menjawab sambil menggoda Meisya.

Fyi mamanya Meisya emang udah ketemu David waktu nganter Meisya sekolah, dan Meisya ngasih tau kalo dia orang yang Meisya suka. Makanya mama Meisya manggil David cowok ganteng.

"Cowok ganteng apaan sih ma!" Meisya menjawab mamanya dengan pipi yang sudah seperti kepiting rebus.

"Haha, anak mama lucu kalo lagi blush" goda Vira. "Gimana cowok ganteng itu sekarang? Udah nembak kamu?"

"Bel-- ehh nggak tau ma. Meisya masih ngerasa aneh aja. Kemarin dia benci banget sama aku, nyuruh aku jauhin dia. Tadi tiba-tiba dia ngajak aku ngobrol ma," jelas Meisya.

"Terus?"

"Dia bilang kalo dia sayang sama Meisya, dia mau gantian perjuangin Meisya." ucap Meisya sambil menerawang, mengingat ucapan David tadi siang.

"Ya bagus dong sayang, usaha kamu ada hasilnya juga," ucap Vira.

"Meisya bingung ma, seneng sih seneng banget, tapi Meisya bingung ma kok bisa dia bilang gitu. Padahal kan dia benci banget sama aku," Meisya menundukkan kepala nya.

"Sayang, mama udah pernah bilang ke kamu kan waktu itu? Kalo hati manusia bisa dengan mudah dibolak balik sama Tuhan. Hari ini mungkin dia benci sama kamu, nggak ada yang tau kalo besok jadi cinta mati sama kamu," tutur Vira pada Meisya.

"Ma," Meisya meneteskan air mata.

"Lihat dulu sayang seberapa besar tekad dia buat perjuangin kamu, lihat keseriusan dia selama dia perjuangin kamu. Mama nggak mau kamu kecewa lagi." Vira memeluk anaknya sambil mengusap punggungnya menenangkan.

"Iya ma Meisya bakal lihat seberapa dia serius sama aku, tapi kalo ternyata dia cu-"

"Jalanin dulu sayang, jangan berfikir negatif." Vira memotong ucapan Meisya. Meisya hanya mengangguk.

Dalam hati Meisya masih takut, takut jika saat Meisya telah jatuh sejatuh jatuhnya pada David, lalu laki laki itu meninggalkannya. Meisya takut jika David begini hanya karena rasa bersalahnya tidak karena hatinya.

Takut. Perasaan takut, bingung, was was menyelimuti Meisya. Bayangkan saja jika sudah jatuh cinta begitu dalam dan ditinggalkan, rasanya seperti dihempas ke dasar jurang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 14, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HatredTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang