Part 8

23 7 0
                                    

Sreng srengg

Suara spatula dan wajan saling beradu di dapur. Gadis 17 tahun itu rupanya sedang memasak nasi goreng.

"Sya tumben kamu mau masak sendiri gini, buat siapa itu?" Vira bertanya pada putrinya ini,pasalnya jarang sekali Meisya masak sendiri.

Meisya yang tengah mengaduk nasi goreng itu menoleh pada mamanya yang sedang menyiapkan makanan di meja makan.

"Hehe buat temen aku mah," Meisya menjawab seraya tersenyum.

"Temen cowok apa cewek nih?" goda Vira yang membuat Meisya tersipu malu.

"Cowok mah hehe," bahkan pipi Meisya sudah semerah tomat.

Vira sudah tertawa melihat putrinya ini malu,"Ada yang jatuh cinta nih kayanya," goda Vira

Meisya semakin malu digoda mamanya, "Hehe tapi sayang mah," Meisya menghela napas berat yang membuat mamanya bertanya "Kenapa?"

"Dia cuek banget mah,dingin lagi sikapnya. Terus dia kaya nggak suka gitu sama aku," Meisya menjawabnya lesu sembari memasukkan nasi goreng ke dalam tupperware nya.

"Kamu beneran suka sama dia Sya?" tanya Vira.

"Bukan suka lagi mah, udah cinta." jawab Meisya karena memang hatinya sudah terkunci oleh David.

Kemudian mama Meisya mendekat dan mengelus puncak kepala putri tunggalnya ini, "Sayang, kalo kamu suka sama dia kamu kejar, kamu perjuangin dia. Sekuat dan selagi kamu mampu jangan nyerah, karena setiap apapun yang kita ingin dapatkan, kita dituntut untuk memperjuangkannya dulu. Kalo memang kita berusaha sungguh sungguh Insya Allah kita akan dapat. Tapi kalo belum,mungkin Allah punya yang lebih baik dari dia. Dan mungkin dia hanya perantara untuk Allah menguji kesabaran kamu,"

Kata-kata Vira membuat Meisya terharu, ternyata semua orang mensupportnya. Ia tidak boleh menyerah, ia harus berjuang mendapatkan David,

"Iya mah aku bakal berusaha, tapi kalo sia-sia gimana?" tanya Meisya

"Nggak ada perjuangan yang sia-sia sayang. Optimis aja kan baru mulai, Allah itu Maha membolak-balikkan hati manusia Sya. Sekarang emang David nggak suka sama kamu tapi siapa tau karena kehendak Allah dia jadi suka sama kamu," ucap Vira meyakinkan putrinya.

Meisya menangis terharu lalu dengan semangat ia pamitan untuk segera ke sekolah, "Yaudah Meisya berangkat mah, mau cepet-cepet ngasih ini buat dia. Assalamualaikum mah," pamit Meisya

"Waalaikumsalam," Vira mengantar Meisya sampai depan pagar. Ditatapnya punggung putrinya itu, "Semoga apa yang kamu inginkan kamu dapatkan nak,"

***

Bel istirahat sudah berbunyi, para siswa sudah berhamburan menuju kantin untuk isi perut, ada juga yang ke perpustakaan untuk sekedar ngadem dan cari wifi. Azka, Deon,Reza sudah berada dikantin sedangkan David masih di rooftop. Dia bolos lagi.

David berjalan di koridor dengan wajah datar andalannya dan gaya yang sangat sangat cuek membuat para wanita terpesona.

Saking kelewat cueknya dia tidak sadar ada perempuan yang mengikutinya dan berusaha mensejajarkan langkahnya dengan David,

"Dav, gue ikut ke kantin bareng lo ya?" gadis itu bertanya dengan sedikit lengkungan di sudut bibirnya.

"Nggak!" jawaban David yang membuatnya sedikit kecewa.

"Kenapa sih? Orang gue cuma pengen bareng lo ke kantin aja Dav" gadis itu bersikeras untuk ke kantin dengan David.

HatredTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang