Part 7

18 9 0
                                    

"Aduh goblok, kiri kiri," teriak Deon dengan geram.

"Lo gimana sih itu ada tikungan, malah lo tabrak bego bener lu," sahut Reza.

"Kaya nya ini stik nya yang rusak, daritadi udah gue arahin ke kiri zak," ucap Deon menyalahkan stik ps nya.

"Dav kayanya stik lo rusak tuh," ucap Reza kepada sang pemilik stik.

"Enak aja lo ngomong, itu emang Deon aja yang kaga bisa maen," protes David tidak terima pasalnya ia baru saja membeli stik ps nya 2 hari yang lalu.

Mereka berempat memang sedang berkumpul di rumah David berhubung ini hari minggu. Dan mereka pasti gabut dirumah alhasil disinilah mereka. David, Deon, Reza tengah asyik bermain ps sedangkan Azka? dia memilih tidur di kasur David.

***

"Sya kalo sakit nggak usah dipaksain masuk, badan kamu anget," ucap Vira melarang Meisya sekolah karena kondisi nya sedang sakit.

Bukan Meisya namanya kalo nggak keras kepala, "Nggak papa mah cuma capek aja kok," Vira hanya geleng-geleng melihat anaknya yang sangat keras kepala. Sifatnya mirip sekali dengan almarhum ayahnya.

"Yaudah hati-hati nanti bekalnya jangan lupa dimakan," tutur Vira pada Meisya.

Meisya tersenyum, "Iya mah lagian kan ini buatan mamah pasti aku makan kok," Vira tersenyum melihat putrinya itu. Meisya mencium tangan Vira lalu berpamitan untuk berangkat.

Hari Senin adalah hari yang sangat dibenci oleh para pelajar. Harus upacara dan setelah itu pelajaran yang bikin otak pusing tujuh keliling.

Tett tett tett

Bel sudah berbunyi, semua siswa segera menuju lapangan untuk upacara.

"Pagi Dav," sapa Meisya dengan senyuman khasnya seraya baris di samping David. Ya tumben sekali David tidak telat kali ini.

Yang disapa hanya melirik tanpa menoleh.Setengah jam sudah upacara berlangsung. Terik matahari yang sangat panas ditambah amanat pembina upacara yang sangat lama membuat para siswa mengeluh. Bahkan keringat sudah bercucuran, termasuk Meisya yang keringatnya sudah membanjiri tubuhnya sampai tiba-tiba,

"Aduh kok pala gue pusing ya," ucap Meisya sambil memegangi pelipisnya.

"Sya lo nggak papa? kita ke UKS aja ya lo kan lagi nggak enak badan," ajak Della yang berdiri di belakang Meisya.

"Nggak us-" belum selesai ia melanjutkan ucapannya,

BRUKK

Meisya pingsan, tubuhnya terhuyung ke samping tepat pada tubuh David.

***

"Dav, Ka kantin yukk," ajak Deon karena memang sudah jam istirahat.

David hanya menggelengkan kepala tanda tak mau ikut, begitupun Azka.

"Yaudah kita berdua ke kantin duluan,lo berdua nanti nyusul aja oke," Deon dan Reza bergegas menuju kantin karena perut mereka sudah demo, sementara David dan Azka masih berada dikelas.

Meisya masuk ke kelas dengan Della yang masih merangkul bahu Meisya, karena Meisya baru kembali dari UKS. Tadi ia pingsan tapi sudah baikan. Meisya menuju mejanya dan mengambil bekal yang ia bawa tadi lalu berjalan menuju meja David.

"Dav makasih ya tadi lo udah nolongin gue," ucap Meisya berterima kasih pada David karena tadi David yang menggendong nya ke UKS. Della yang memberitahu. David tidak menjawab, ia hanya mengangguk. Kemudian Meisya memberikan kotak makan yang digenggamnya ke David.

"Nih buat lo sebagai tanda terima kasih gue buat lo," David menerima kotak itu, membuat Meisya senang bukan main. Tapi setelah itu raut wajahnya berubah jadi sendu. Ternyata David memberikan kotak makan itu ke orang lain.

Meisya kecewa, "Kok dikasih ke orang lain sih Dav, kan itu buat lo,"

"Buat gue kan? jadi udah hak gue mau gue apain," ucap David membuat Meisya hampir menjatuhkan air matanya.

"Lo bisa nggak sih ngehargain pemberian orang?" gerutu Della ikut geram melihat tingkah David.

"Salahin temen lo kenapa ngasih ke gue," David menjawab ucapan Della setelah itu ia melenggang pergi. Meisya sudah tidak dapat menahan air matanya. Ia terisak di bahu Della. Kemudian Della menatap Azka yang masih dikelas,

"Ka temen lo kelewatan banget sih, bilangin lain kali tolong hargain," ucap Della menahan emosi.

Azka berjalan mendekati Meisya dan menepuk pelan bahunya seraya berkata, "Kalo lo suka sama David lo kejar, jangan nyerah gue yakin dia bisa luluh sama lo," setelah itu Azka pergi menyusul David.

Meisya menghapus sisa air matanya, seakan energinya kembali full, "Bener juga Dell kata Azka, gue nggak boleh nyerah,"
Della merangkul Meisya kemudian tersenyum menguatkan Meisya.

***

"Anjir es teh gue tuh, main sruput aja lo," gerutu Reza karena tiba tiba David datang langsung menyeruput es teh miliknya.

Tak lama kemudian Azka datang dan langsung duduk disamping David.

"Nih anak kenapa Ka? Dateng dateng main nyeruput minuman gue," tanya Reza pada Azka. Azka tidak menjawab hanya mengendikkan bahu.

"Lo kenapa Dav?" kini Deon yang bertanya.
David tidak menjawab, ia hanya menggelengkan kepala.

"Dav, gue nggak nyangka tadi lo nolongin Meisya," ucap Deon sambil memakan baksonya.

Reza pun menyahut, "Iya tumben lo baik, walaupun sebenernya lo emang baik. Tapi kan lo ngga mau disentuh dan nyentuh cewek Dav,"

Akhirnya David ngomong juga setelah daritadi geleng sama ngangguk aja, "Ya gimana gue nggak nolong, tuh cewek jatuhnya ke gue. Mau nggak mau ya gue gendong lah terpaksa," David sedikit memberi penekanan saat ia mengucap terpaksa.

"Terus kenapa lo tiba-tiba muring-muring gitu dateng dateng?" tanya Deon.

"Gimana nggak kesel, dia ngasih gue kotak makannya. Dia pikir gue anak TK apa," jawab David sedikit kesal.

Deon dan Reza geleng-geleng mendengar ucapan David. Sungguh temannya ini sangat keras kepala. Dikasih kotak makan aja David kesal uring-uringan apalagi dikasih hati sama Meisya. 

Azka yang daritadi diam akhirnya bicara pada David, "Kasih kesempatan buat dia,"

"Maksud lo?" David tidak mengerti apa maksud ucapan Azka.








------------------------

Alhamdulilahh sudah sampai part ini🙏 Makasih sekali lagi yang sudah mau baca. Dan tolong ya jangan lupa vote.

Akan banyak kejutan menanti di part part selanjutnya, tetep stay ya😗

Salam manis,
Arik Indriyani

HatredTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang