#30. SENJA TERBIT DALAM SENYUM PILU

53 1 0
                                    

Adalah "senja" yang membuatku bahagia. Duduk menikmati di bawah teduh rona jingganya, memandang kearah matahari yang sayu memandangku dan suara-suara khas yang hanya ada dikala senja.

Bukanlah terbenam melainkan "terbit", itu menurutku, karna senja datang menghampiri dikala hari telah lelah dijejali aktifitas dan rutinitas yang membosankan. Dia hadir bak angin segar yang berhempas di tengah gurun tadus yang memanas.

"Dalam", begitu dalam dia menyapa, menggoda hati dan mengacak-ngacak logika hingga aku buta memandang dunia, hingga aku lupa dunia bukanlah miliku saja. 

Satu hal yang begiiiitu hebatnya hingga membuatku jatuh tertipu, jatuh tersungkur pada fatamorgana sesaat yang begitu dahsyat. Setiap "senyum" yang meloncat dari parasnya membuatku terbang bak lalat-lalat yang menari ria di pasar-pasar pojok kota. Aku di buainya, berhempas bebas seperti bau bangkai kadal yang dihembus angin itu.

Hingga "pilu" datang bagai juru pitu. Bak penghulu yang mengawinkaku dengan sendu, bak batu yang melempariku dengan rasa sesal dan gagu. Itu lah aku yang kau sapa dengan rasa cinta. Itulah aku yang kau buai hingga memuai. Inilah aku yang yang kau cabik semaumu.

Senja terbit dalam senyum pilu.

Padang
Belantara

BENANG MERAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang