#61. SIMPANG

27 1 0
                                    

Tampak jelas senyum itu mengembang di teras bibirmu
Sedang bunga itu mekar di pelipis retina matamu
Nyamuk tetap saja sibuk berdenging di telingaku
Dasar mahluk tak tahu waktu!
Bagaimana bisa dia mengabaikan keajaiban Tuhan malam ini.

Rasanya lembayung menyesal meninggalkanmu sore ini.
Aku tahu ia begitu kesal
Betapa tidak.
Momentum ini tepat terjadi selang beberapa saat ia menepi.
Aku tahu bagaimana rasa kesal itu menumpuk di dadanya.
Maaf, lembayung.
Malam ini senyumnya milikku seorang.

Ah, aku benci waktu.
Dia selalu saja cemburu, dengan cepatnya ia sengaja berlalu kala aku tengah asik berkubang dalam pesonamu.
Sial, dingin malam pun turut berbisik padaku agar tahu waktu
"Sudah malam, Bung
Tegakah kau membiarkan bunga itu layu dibelai angin malam?".

Kota Solok, 24 November 2019
Belantara.

BENANG MERAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang