1. THE ESCOLASTICO

4.4K 359 110
                                    

Karya ini dilindungi oleh undang-undang hak cipta no. 28 tahun 2014. Segala bentuk pelanggaran akan diselesaikan menurut hukum yang berlaku di Indonesia.

Cinta itu adalah sesuatu yang tidak bisa diatur atau dikendalikan. Datang sesuka hati. Namun, sulit untuk pergi lagi.

--Clarabelle Eliza Valencia

Seribu tujuh ratus tahun kemudian di Kota Lonia, memasuki jaman modern di ibu kota Negeri Aleronn.

Perlahan aku menyisir rambutku yang cokelat ikal ombre keemasan-tergerai hingga sebatas pinggang-lalu mulai mengepangnya ke arah samping bahu, sambil mengamati tubuh tinggi langsing milikku, dan netra hijau yang menatap balik padaku lewat cermin oval berpigura kayu.

Tersenyum simpul, aku mengingat lagi percakapan tadi malam bersama para sahabatku. Betapa riangnya Ruby dan Xienna bercerita tentang liburan mereka. Terra, seperti biasa, hanya fokus menanyakan kabarku dan bagaimana aku menikmati liburan. Dia sungguh lelaki yang manis.

Selama liburan seminggu, aku hanya bisa berkomunikasi dengan mereka melalui T-Aleronn. Ruby dan sepupunya, Terra, pergi ke Bellva. Sementara Xienna bersama ayahnya mengunjungi nenek Xienna yang tinggal sendirian di Desa Paxton, semenjak kakek dan ibu gadis itu meninggal.

Aku mendengkus, senyumanku hilang. Tanganku terasa pegal, namun kepangan rambutku masih tidak rapi. Ada saja helai-helai rambut yang masih lepas tergerai. Berusaha fokus dan menatap tajam pada pantulan rambutku di cermin, netra hijau jade-ku berubah menjadi biru. Kukerjabkan mata sekali, dan rambutku pun mulai membentuk kepangan samping yang rapi. Akhirnya, pikirku sambil tersenyum puas, walau kepalaku menjadi agak sedikit pusing.

Suara klakson terdengar tak sabar dari luar. Aku segera memberikan pelembab pada bibirku yang merah alami. Senyumku kembali mengembang, mengingat Xienna yang sangat iri dengan warna bibirku. Melihat sekali lagi ke cermin, netra hijauku terlihat menatapku kembali. Merapikan dress hijau selutut bermotif bunga-bunga kecil, aku mengangguk puas, lalu mengambil tas hijau lumut berbahan kain bertali panjang yang tidak terlalu besar, dan menyampirkannya ke bahu.

"Clarabelle! Itu pasti Ruby dan Xienna. Mereka sudah menjemputmu. Lekaslah berangkat, atau kau akan terlambat!" teriak mama.

"Iya, aku sudah siap, Ma!" sahutku. Bergegas aku menuju tangga ke bawah. Wanita bertubuh tinggi sedang semampai itu terlihat sedang menyiapkan kotak makananku di meja. Dia selalu menyiapkan bekal untuk kubawa ke sekolah.

"Le 's 'olla, Mama," sapaku sambil mengecup pipinya dan kemudian mengambil kotak makanku. Tak lupa aku meneguk secangkir teh biru yang disiapkan mama untukku.

"Le 's 'olla, Clarabelle. Lekas berangkat sana. Jangan lupa nanti bekalnya dimakan. Mama siapkan lebih untukmu hari ini." Aku mengangguk.

"Iya, Mama. Aku berangkat sekarang." Aku memeluk mama ketika wanita berkulit putih dengan rambut panjang cokelat ikal itu memberi ciuman pada keningku.

"Le amora o," ujar mama pelan. "Le amora o mi," jawabku dengan senyum.

Setengah berlari aku menuju pintu, dan begitu keluar mendapati Ruby dan Xienna sedang menungguku di dalam Aleronn E-Wings ungu milik Ruby. Aku membuka pintu bagian belakang mobil itu sambil tersenyum lebar. Xienna balas tersenyum sambil memainkan alis panjangnya ketika melihatku. Sementara Ruby menoleh ke arahku sambil memutar bola matanya. Aku tertawa melihatnya.

"Olla o', Ruby, Xienna. Maaf, membuat kalian menunggu," ujarku.

"Olla o', Clarabelle. Tidak masalah," sahut Xienna dengan riang sambil mengerlingkan manik emerald-nya yang bersinar penuh keceriaan. Rambut coklat ombre panjangnya bergoyang, diembus angin semilir dari jendela mobil yang terbuka. Mata onyx milik Ruby menatapku. Rambut cokelat pirang yang tidak terlalu panjang berayun, ketika ia menganggukkan kepala, lalu mulai menjalankan mobilnya menuju Nubia.

THE BLUE ALVERNS-Book 2 (completed)SUDAH DITERBITKANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang