CHAPTER 6. DO YOU LOVE HER?

1.7K 179 63
                                    

Karya ini dilindungi oleh undang-undang hak cipta no. 28 tahun 2014. Segala bentuk pelanggaran akan diselesaikan menurut hukum yang berlaku di Indonesia.

Hanya lelaki lemah yang merasa takut kehilangan dan tidak percaya diri. Kalau aku jadi kau, aku tidak akan sepengecut itu membiarkan cintaku menghilang atau dicuri.

--Ellio

Clara mengerjapkan netra berkali-kali. Raut wajah gadis itu tampak panik dan pucat pasi. Aku bisa melihat ia berusaha menenangkan tubuhnya yang gemetar. Bibir kanaya-ku pun juga tampak bergetar.

"Jawab pertanyaanku! Siapa kau sebenarnya?" cecarku. Meskipun aku sedikit tidak tega melihat kanaya-ku itu ketakutan, aku tetap harus mendapatkan jawaban.

Bibir gadis itu mulai terbuka, tetapi tak ada suara yang keluar dari mulutnya. Menatap dalam jarak yang sangat dekat, netra yang indah mengerjap dan wajah polos jelita, membuatku sejenak terpaku dalam debaran jantung menggila.

"A-aku ... a-aku-"

"Lekas katakan padaku, siapa-"

"Lepaskan Clara, Alvern Ellio!"

Aku menoleh melalui bahu pada si pemilik suara yang muncul tiba-tiba. Terra. Ah, sial! Dia pasti akan salah sangka dan mengira aku berbuat kurang ajar pada temannya. Aku segera melepaskan tangan Clara.

Terra berjalan mendekat lebih cepat dan menyambar lengan kanan Clara. Aku menatap tautan tangan mereka dan menahan geram melihat lelaki itu menyentuh kanaya-ku di depan mata.

"Sebaiknya kau tidak usah ikut campur, Terra. Ini bukan urusanmu. Clara masih harus menjelaskan sesuatu padaku," ujarku sambil menatap tajam ain biru muridku itu. Untuk beberapa saat netra kami beradu.

"Apa pun yang membuat Clara tidak nyaman akan menjadi urusanku, Alvern Ellio," sahut Terra datar.

Apa anak tengil ini mencoba menantangku? Dengan gerakan cepat aku menarik tangan kiri kanaya-ku dan menggenggamnya erat tanpa memedulikan suara jeritan tertahan dari gadis itu.

"Urusan Clara adalah denganku! Kau tidak berhak-"

"Ada apa ini?" Aku menoleh. Ya ampun! Haruskah Gregory muncul di saat seperti ini? Argh!

Aku terpaksa dengan berat hati melepaskan tangan kanaya-ku. Entah kenapa hatiku tiba-tiba terasa sakit melihat gadis itu dengan cepat berlindung di balik tubuh Terra, seakan-akan aku adalah monster yang menyeramkan baginya.

Gregory memandangi kami bertiga bergantian. Keningnya tampak berkerut.

"Ellio, Terra, Clara, ada masalah apa?" tanya sang Ketua Escolastico. Aku menghela napas. Terra hanya diam dan menatapku tajam. Sementara kanaya-ku menunduk dari balik punggung Terra, tak berani mengangkat wajahnya.

"Tidak ada apa-apa, Gregory. Hanya ada sedikit salah paham," sahutku.

"Maaf, Mr. Gregory. Jika diizinkan, kami hendak mohon diri. Clara sedang ditunggu Ruby untuk mencari dress ke Bellva buat persiapan dinner bersama Ms. Lilian malam ini," ujar Terra.

Lilian akan makan malam bersama Clara dan Ruby? Keningku berkerut. Apa yang direncanakan gadis itu? Apa Raven dan Benjamin tahu mengenai hal ini?

"Baiklah. Kalian boleh pergi," kata Gregory.

Ainku menatap nanar pada Terra dan Clara yang mengangguk pada Gregory sebelum pergi berlalu dengan tangan masih saling mengenggam.

"Ellio, ada apa sebenarnya? Aku tidak pernah melihatmu menyentuh tangan wanita sebelumnya kecuali mama dan adikmu. Jadi, ada apakah dengan Clarabelle?" tanya Gregory.

THE BLUE ALVERNS-Book 2 (completed)SUDAH DITERBITKANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang