I Believe In You

715 119 102
                                        

Sejujurnya Irene lelah jika berbicara tentang hubungan pertunangannya dengan Kim Suho, laki-laki yang menurut kedua orangtuanya sempurna. Keluarga terpandang, pekerjaan mapan, dan wajah rupawan. Tiga hal yang membuat orangtuanya berpikir bahwa Irene dan Suho akan sangat serasi jika disandingkan dalam ikatan yang dalam.

Irene tidak bisa menolak perintah orangtuanya. Dia anak yang penurut, dan dia kira menuruti perintah orangtua akan membuat dirinya bahagia tapi untuk sekali ini dia tidak setuju. Dia tidak bahagia.

Suho memang baik, tapi entahlah Irene merasakan aura yang tidak baik jika bersama dengan pria itu. Perasaan Irene mengenai kepribadian seseorang tidak pernah salah, dia tahu mana baik dan jujur atau yang jahat dan licik. Entah kenapa Irene merasakan hal buruk dengan Suho. Mungkin itu hanya bawaan perasannnya saja karena profesi Suho selalu berkaitan denga orang jahat. Ya semoga saja.

Irene tengah mengemudikan mobilnya menuju ke apartemen miliknya. Hari sudah sangat malam karena tadi dia mendapat sedikit kendala di pekerjaannya.

Tiba-tiba ponselnya berdering, dia melihat nama tunangannya tertera di layer ponsel. Untuk apa Suho menelponnya tengah malam seperti ini? Tidak biasanya.

Dia pun mengangkat panggilan itu dan sungguh pendengaranya ternistakan dengan suara dari seberang sana. Suara erangan wanita dan pria yang sedang bergelut dalam percintaan panas. Si wanita terus menyebut nama tunangannya untuk menambah kecepatan.

Irene tersenyum miring. Tabiat asli pria ini sudah terlihat. Lagi-lagi firasatnya benar. Untunglah Irene belum sampai jatuh cinta pada pria itu sehingga dia tidak merasakan sedikit pun rasa sedih. Kecewa mungkin sedikit.

Yang membuatnya bingung, untuk apa Suho menghubunginya untuk memberitahu seks yang dia alami. Apa pria itu sengaja? Atau ini murni ketidaksengajaan. Ah, atau mungkin apakah itu ulah si wanita? Biasanya di dalam drama yang sering Irene tonton ada banyak tipikal wanita seperti ini. Wanita selingkuhan yang ingin merusak hubungan kekasihnya agar kekasihnya itu akan sepenuhnya menjadi miliknya.

Ada banyak kemungkinan. Yang jelas Irene sudah punya rencana. Dia merekam panggilan itu. Rekaman itu akan menjadi alasan untuk dirinya memutuskan tali pertunangan dengan Kim Suho. Dia akan kembali menjadi wanita bebas lagi.

Saat Irene sudah sampai di apartemen, ponselnya kembali berdering. Masih tetap Kim Suho.
Irene tidak suka mengabaikan panggilan seseorang, jadi mau tidak mau dia mengangkat. Dia berdoa semoga kupingnya tidak tercemar oleh suara desahan lagi.

“Irene!” Suho memanggil namanya lumayan kencang. “Apa tadi kau mendengar --- ,”

“Ya, aku dengar semuanya.”

“Irene, aku bisa jelaskan…”

Hah, pria dengan seribu penjelasan tidak bergunanya. Agaknya buang-buang waktu jika Irene mendengar ucapan Suho. Tidur adalah hal yang berguna pada tubuhnya saat ini.

“Sudahlah, Suho. Aku lelah. Aku ingin tidur.”

“Besok kita bertemu!”

“Terserahlah.”

Irene mematikan sambungan dan langsung membaringkan tubuhnya di kasur. Dia bahkan tidak punya tenaga untuk membersihkan badan dan mengganti pakaiannya. Dia benar-benar Lelah.

***
Song Mino melihat wanita yang akan menjadi korbannya tengah memasuki sebuah kafe. Dia sudah membuntuti Irene selama empat hari, dan jujur saja kegiatan wanita itu sangat membosankan. Hanya berkutat di kantor dan apartemen. Ini kali pertama ia membuntuti Irene pergi ke tempat selain dua tempat yang telah ia sebut tadi.

Ia memilih duduk tak tak jauh dari tempat Irene berada, sehingga Mino bisa leluasa mengamati gerak-geriknya. Jelas sekali Irene sedang menunggu seseorang, mungkin kekasihnya?
Sayangnya selama tiga puluh menit tidak ada seorang pun yang datang. Apakah memang tidak ada yang datang?

Love Is A LieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang