The Best Laid Plans part 2

709 99 23
                                    

Song Mino menutup ponselnya lalu kembali menatap jendela rumah kecilnya yang sedang dituruni oleh aliran hujan. Pikirannya melayang ke pembicaraan tadi dengan atasannya. Setelah sekian lama ia tak ditawari pekerjaan, akhirnya ia kembali mendapatkan pekerjaan.

Bahkan Seunghoon mengatakan akan menaikkan tiga kali lipat bayarannya, hal itu cukup membuat hidupnya akan lebih dari yang sekarang. Sungguh hal yang sudah dinantikannya bertahun-tahun ini.

Ia sudah lelah dengan kesederhanaan yang selalu menemaninya selama bertahun-tahun ini.Ia bahkan rela membunuh orang jika ia bisa kembali merasakan apa yang dulu ia rasakan. Tapi pekerjaan membunuh itu tidak selalu sering ia dapatkan, banyak pekerja lain yang diandalkan selain dirinya. Bayarannya untuk membunuh memang tinggi tapi itu tidak cukup. Anggap saja dia membunuh, lalu mendapat bayaran, maka selama satu tahun dia hanya akan hidup dengan uang bayaran itu sebelum ada panggilan lagi.

Membunuh adalah pekerjaan yang mudah karena dia sudah tak mempunyai perasaan. Perasaannya mati bertahun- tahun yang lalu.

Sejak lima tahun yang lalu Mino memilih untuk menyingkir dari tempat yang dulu ia sebut rumah. Ia tak mau lagi menyandang nama keluarga aslinya dalam embel- embel namanya. Baginya masa lalu itu tak berguna. Ia benci segala hal yang bersangkutan dengan masa lalunya, terutama dengan sang Ayah yang sudah sama gilanya dengan psikopat. Ia benci dan takut pada ayahnya secara bersamaan.

Selama ini ia selalu yakin Ayahnya adalah ayah terbaik di seluruh dunia, Ayahnya sering memanjakannya dengan beragam fasilitas mahal, dan Ayahnya selalu menjadi motivasinya. Tapi itu dulu. Dulu sebelum kejadian menyakitkan itu. Kejadian yang sudah membuat hatinya mati.

"Maafkan aku..." Suara sang ibu terdengar begitu menyedihkan di telinganya.

"Jangan Mino... Aku saja. Aku. Aku yang bertanggung jawab dengan semua itu."

"Sekarang kau boleh pergi atau kau ingin mempunyai nasib sama seperti ibu tak bergunamu ini?"

Mino menggelengkan kepalanya, membuang jauh-jauh kenangan menjijikan itu. Sungguh, apakah tidak ada alat yang bisa menghapus masa lalu?

Sejak saat itu ia benci Ayahnya. Ia ingin membunuh Ayahnya dengan tangannya sendiri. Ia ingin melihat Ayahnya menjerit kesakitan dan berlutut memohon ampun padanya. Ia ingin merasakan darah Ayahnya mengalir dalam tangannya. Ia bahkan ingin mengeluarkan jantung Ayahnya agar Ayahnya bisa lenyap. Lenyap selama-lamanya. Seperti sang ibu.

Nyawa harus dibayar dengan nyawa. Dan Ayahnya harus menebus segala hal yang telah ia lakukan.

Setelah menanggalkan segala hal berbau dengan keluarganya, Mino membuat identitas baru. Dia mengganti nama keluarganya menjadi Song, nama keluarga ibunya.  Alasan ia tetap memakai nama Mino adalah untuk mengenang sang ibu yang sangat mencintainya. Oh untunglah, Ayah brengseknya itu tak mempublikasikan kehidupan keluarganya saat karirnya sedang menanjak. Itu semua dapat mempermudah jalannya. Jalan untuk membunuh pria itu.

Ia berkenalan dengan Seunghoon dua tahun lalu kira-kira. Seunghoon menawarkannya pekerjaan sebagai pembunuh bayaran dan ia tertarik. Ia butuh pengalaman. Ia ingin tahu bagaimana cara membunuh seseorang sebelum tangannya digunakan untuk membunuh pria bangka itu.

Ah iya, baru-baru ini dengar berita tentang kabar pria itu. Pria itu sekarang sedang tak berdaya di penjara. Ia senang dengan hal itu, ia ingin orang itu membusuk dalam penjara. Tapi, ia tahu, Orang itu tak mudah dikalahkan. Ia pasti akan menggunakan beragam rencana untuk mengeluarkan tubuh penuh hina itu keluar dari penjara. Mino yakin Ayahnya mempunyai seribu pengawal yang siap untuk membantunya.

Ayahnya memang berkuasa dan jauh di atasnya tapi Mino yakin sekali ia bisa menangani semua hal itu. Ia benar-benar butuh membunuhnya.

Kali ini dia mendapat tugas lagi dari bosnya. Kali ini korbannya wanita, dan dia tidak diminta untuk membunuh wanita itu. Baguslah, dia memang tidak akan pernah membunuh seorang wanita. Ia menghormati wanita seperti ia menghormati ibunya. Untung saja, permintaan bosnya kali ini hanya menculik. Itu sangat mudah. Tapi kali ini dia akan menentang perintah tuannya, dia akan memperlakukan korbannya dengan baik. Sekali lagi dia tekankan... dia memang pembunuh tapi dia bukan penyiksa wanita. Dia tidak mau menjadi seperti ayahnya. Tidak akan pernah.

****
So... please give me some words for this chapter... I'm waiting for it.
And thank you for giving your time to read my kinda boring stories. Lol.
This is not  like other typical story where Mino being an ass to Irene. Nope. Mino still baby bear in this story, he just wanna took revenge to his dad. And that's what I mean in the beginning of this story, that told that this is kinda dark stories or something.
But wait... why I already give some spoiler... lol.
Never mind... just enjoy this story.

Have a good day.

Have a good day

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Love Is A LieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang