You Got Me

363 74 28
                                    

Its beautiful I open my eyes

Your voices wakes me from my sleep

That blue light should be

You it has to be you

(Bolbbalgan4 – Starlight)

***

Selama mereka menunggu Mino, tak ada yang mereka berdua bicarakan. Mereka terlalu cemas bahkan untuk mengobrol, obrolan yang mereka bahas pun hanya topik sama yang diputar-putar. Irene tak begitu suka situasi canggung ini, jadi dia kembali membuka bahan pembicaraan. Zico dan Mino sama-sama tipe pria dingin yang pelit sekali berbicara.

"Bagaimana kalau Mino lupa ingatan akibat luka itu?"

"Hm?"

Irene memutar matanya jengkel, dengan penuh kesabaran dia mengulang kembali pertanyaan yang merupakan hal yang ditakuti oleh Irene.

"Ya, kita usahakan agar ingatan dia pulih."

Irene menggeleng, "Apa kau tidak pernah menonton The Vow?"

"Hm?"

Astaga pria ini kenapa harus membuat Irene mengulang pertanyaan terus menerus? Belum lagi tanggapan awal dia, menjengkelkan sekali.

"Aku tidak suka film drama, terlalu cengeng bagiku."

Irene tak peduli apa tanggapan Zico mengenai film drama, dia bahkan memotong ucapan Zico yang ingin menjelaskan film kesukaan pria itu. Ada hal yang lebih penting harus dibahas, dia harus membuat obrolan mereka berasa intelektual.

"The Vow diilhami oleh kisah nyata. Jadi, dalam cerita itu sang wanita mengalami kecelakaan, begitu bangun sang wanita tidak mengingat suaminya sama sekali. Sang wanita terkena gejala retrograde amnesia yang membuat sang wanita tidak bisa mengingat kejadian masa lalunya, dan hal yang tidak dia ingat adalah mengenai pertemuaan dia dengan suaminya malah memori terakhir yang dia ingat adalah saat dia bersama mantan tunangannya."

"Lalu?"

"Di dalam kisah nyatanya, si isteri tetap tidak bisa mengingat awal pertemuan dia dan suami tapi mereka masih bisa hidup bahagia."

"Baguslah, ceritanya berakhir hapilly ever after karena cerita dengan ending menyedihkan sangatlah membosankan."

Sejujurnya Irene adalah pencinta kisah tragis, karena bagi dia kematian adalah definisi kebahagiaan yang jauh lebih kekal. Itu pemikiran Irene dulu, dia bahkan mengoleksi film dengan akhir tragis. Dulu, Irene menyukai kisah seperti itu tapi dulu dia tak mengerti rasanya menunggu orang yang tengah memperjuangkan kehidupan. Irene terlalu menanggap remeh mengenai definisi kehidupan. Sekarang, dia disadarkan oleh situasi Mino.

Bagaimana kalau operasi Mino tidak berjalan lancar, bagaimana kalau dokter melakukan kesalahan saat operasi, atau bagian terburuknya bagaimana kalau Mino tak selamat? Semua pemikiran itu terus menghantui Irene selama dia duduk disini. Irene tak ingin Mino kehilangan nyawanya, Irene ingin Mino selamat. Persetan dengan ucapannya dulu yang begitu mengagungkan kisah dengan akhir menyedihkan.

Satu lagi permasalahan yang merasuki Irene berkat pembicaraan tentang amnesia ini. Irene takut situasi yang sama akan dialami oleh Rachel Adams dalam film The Vows akan dialami oleh Mino. Dia tak ingin Mino melupakannya, pertemuan mereka memang singkat tapi Irene ingin mereka tetap menjalin komunikasi. Dia tidak mau Mino hilang ingatan apalagi jika itu sampai terjadi, watak Mino yang kata Zico jauh lebih keras dari sekarang pasti akan kambuh. Dan lagi dia tidak mau Mino mengalami shock dua kali saat mengetahui fakta tentang ayah dan pekerjaannya.

Love Is A LieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang