Guts Over Fear

477 71 29
                                    

Memory is a light faded dream
Not knowingly, we're at point of searching for each other's flow

(UM By Song Mino ft Blue D)

💙💙💙💙

Pusing menyerang kepala Mino begitu ia terbangun dari tidurnya. Dia lupa berapa banyak alcohol yang dia minum semalam, yang jelas efek pada kepalanya saat ini sungguh buruk.

"Kau sudah bangun?" Mino mencari sumber suara ternyata itu Irene yang tengah mempersiapkan makanan.

"Hm..."

"Aku sudah buatkan sup pengar agar pusingmu bisa berkurang." Irene menyerahkan semangkuk sup ke arahnya. Mino pun segera mengubah posisinya menjadi duduk.

"Terima kasih." Katanya sebelum memakan sup hangat tersebut. Benar saja, pening di kepalanya bisa sedikit berkurang.

Irene meletakkan kotak P3K di hadapannya, "Apa yang kau lakukan semalam hingga luka-luka seperti itu?"

Baru saja Mino akan menyahut tapi Irene lebih dulu memotongnya, "Aku tahu pasti kau akan menjawab, 'bukan urusanmu'. Tapi aku hanya ingin tahu, kalau kau tidak mau menjawab juga tak apa-apa."

Mino mengerling menatap wanita itu, ia ingin berkata sesuatu tapi ia tak tahu apa yang harus ia katakan. Ketika supnya habis, akhirnya dia bisa bersuara, "Aku ke kamar mandi dulu."

"Oke. Ah, aku lupa memberitahumu sejak pagi tadi ponselmu terus berdering. Aku rasa itu dari temanmu."

Mino pun memeriksa ponselnya yang baterainya sudah terisi penuh. Benar saja ada puluhan panggilan dari satu nomor, Kang Seungyoon. Seungyoon bahkan meninggalkan beberapa pesan yang intinya agar Mino datang ke acara pernikahan dia.

Mino sungguh lupa kalau hari ini adalah hari pernikahan Seungyoon. Buru-buru dia membuka lemari dan mencari pakaian yang lumayan layak untuk hadir di pesta pernikahan.

"Kau mau kemana?"

"Temanku menikah."

"Aku boleh ikut?"

Dengan cepat Mino menggelengkan kepala, dia tak mau Irene membuat kekacauan di pesta itu... dia lebih tak mau jika kenalannya menyangka dia mengajak teman kencan disana. Hubungan dia dan Irene adalah penculik dan sandera, dia tak mau melewati batas itu.

"Aku mohon, aku bosan sekali disini."

Mino tetap teguh pada pendiriannya. Dia tak mau memanjakan sanderanya, karena ia tahu sekali dia perlakukan seperti itu, wanita itu pasti akan melunjak. Terbukti dengan perangainya akhir-akhir ini. Jadi, Mino ingin memberikan kesan tegas pada wanita itu.

Mino mendesah kesal karena semua pakaiannya tidak ada yang layak pakai, hanya ada kaus using, hoodie, jeans robek. Mino lalu sadar untuk apa dia peduli soal fashion, toh dia kesana hanya untuk mengucapkan selamat sebentar lalu pulang.

Dia pun mengambil hoodie hitam dan celana jeans.

"Kau akan mengenakan itu? Ke pesta pernikahan? Kau serius?"

Mino mengangkat bahu tak acuh, "Bukan urusanmu."

🌹🌹🌹🌹
Setelah Mino selesai mandi, yang sangat menyebalkan karena luka-luka itu sangat perih ketika terkena air jadi waktu Mino di kamar mandi agak lebih lama dari biasanya.

Begitu ia keluar kamar mandi, dia agak terkejut dengan pemandangan di depannya. Irene sudah berpakaian dan berdandan sangat rapih dan sangat cantik. Mino sejenak terpesona oleh kecantikan wanita itu.

Love Is A LieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang