#PODERS 10

18 1 10
                                    

04 Oktober 1991, 12.45 WIB

Peter berjalan menuju bangku coklat yang telah diduduki oleh seorang perempuan cantik yang berambut pirang. Ia berdeham, mencoba mencuri perhatian perempuan cantik tersebut. Tetapi perempuan cantik itu tetap melihat kedepan dengan pandangan kosong.

"Hai. Namamu siapa?" tanya Peter.

"Sicilia Grenata." Ia menoleh ke Peter dengan senyuman manisnya.

"Jadi, kamu Sicila?" tanya Peter terkejut.

"Sicilia." Ia membenarkan namanya yang disalah ucapkan oleh Peter.

"Sayang sekali perempuan secantik kamu harus mati diusia muda." gumam Peter.

Sicilia menoleh terkejut.

"Apa kau bilang?" Tanya Sicilia dengan wajah mengerut.

"Tidak ada. Hmm, sebaiknya kita pergi dari sini sebelum--"

"Sebelum apa?" Sahut suara serak yang terdengar sangat mengerikan.

Peter tersengat aliran listriknya sendiri ketika melihat sosok menyeramkan yang ia ketahui disebut Monster. Ia benar-benar tidak menduga bahwa sosok yang disebut Monster itu akan berwujud se menyeramkan ini.

"Hei. Kau electric ya?"

"Kau masih sempat menanyakan hal itu disaat seperti ini? Lari atau kau akan mati." Perintah Peter.

"Lari atau kita akan mati." koreksinya.

"Lari atau tidak, kalian akan tetap mati." Monster itu tertawa kecil dengan suara yang sangat mengerikan.

Peter langsung panik dan mulai sibuk memikirkan cara untuk memancing emosi Monster agar mereka bisa bebas dari sergapannya. Peter membayangkan sesuatu yang sekiranya dapat membuat banyak orang merasa kesal. Sebuah ide jahil muncul di kepala Peter.

"Hei Monster gila! Wajahmu terlihat seperti Mr. Roddpine! Hahaha!" Teriak Peter sambil tertawa terbahak-bahak.

"Apa kau bilang?! Jangan kau coba-coba menyamakanku dengan guru gila itu! Asal kau tahu, aku selalu dihukum oleh guru sialan yang kau sebut, bocah!" sahut Monster marah.

"Tunggu. Di hukum?" tanya Sicilia kebingungan.

"Kau.. Murid?!"

"Maksudku--" Monster terlihat kebingungan.

Sementara Monster sibuk memikirkan alasan yang ditunggu Sicilia, Peter sibuk menantikan pukul 13.00, yang merupakan jam pulang sekolah. Pikirnya, kalau sudah jam pulang sekolah akan aman. Karena banyak murid-murid yang berkeliaran. Satu teriakan saja sudah pasti terdengar. Sementara itu kematian Sicilia terjadi pada pukul 12.57.

"Lupakan! Aku akan membunuhmu sekarang! Waktuku tinggal sedikit."

Monster itu mulai berjalan mendekati Sicilia yang sudah keringat dingin. Peter menolehkan kepalanya kearah ruangan terlarang itu. Pintu ruangan itu tidak mempunyai tulisan ataupun tanda bahwa ruangan itu terlarang. Peter dengan sigap menarik tangan Sicilia memasuki gudang itu.

☆☆☆

Brak!

Raina menggebrak meja dengan wajah pucat.

"Paul! Paul!" Panggilnya.

"Ada apa Raina?" tanya Paul santai.

Raina memegang kepalanya sambil meringis kesakitan. Sepertinya beberapa murid omniscience menerima dampak perubahan dari masa lalu sehingga saat ini klinik kesehatan penuh. Perubahan pada masa lalu sangat berdampak pada ingatan mereka. Mereka hanya mengingat hal-hal yang pada umumnya harus diketahui. Tapi jika sampai terjadi perubahan pada masa lalu, ingatan omniscience akan sangat terganggu.

PODERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang