4 April 2016, 21.21
"Rupanya kau kembali, Loup." kekeh sang Monster.
Ia mengalihkan pandangannya menuju Rida.
"Membawa teman, huh?"
"Dimana Peter?" Loup mulai mengeluarkan cakarnya, mengancam si Monster.
"Tenang saja. Tidak perlu mengancamku. Lagipula yang kuincar bukan Peter, melainkan Sicilia." ucapnya santai.
"Lalu kemana perginya Sicilia?" Loup menurunkan cakarnya.
"Entahlah, dia menghilang tiba-tiba." Monster itu memandang Loup dengan serius.
"Kaca." ucapnya.
"Apa? Kaca?" tanya Rida kebingungan.
"Kaca itu membawa Sicilia.""Kau pikir aku akan percaya dengan omonganmu? Sekarang serahkan Peter." Rida mulai mengancam si Monster dengan api. Ya, dengan kekuatan phoenix-nya.
"Ambilah. Aku tidak membutuhkannya. Ia kusimpan di dalam air besi."
Sang Monster memasukkan Peter kedalam air besi, yang merupakan kotak besi dengan air-air es di sekelilingnya. Untuk memasukkan benda atau seseorang kedalam sana, memerlukan mantra. Untuk membebaskannya juga diperlukan mantra.
Rida dan Loup bergegas menuju kebun belakang sekolah, menyelamatkan Peter yang entah nasibnya sudah bagaimana.
Loup mengayunkan tangannya menyentuh air-air es yang melindungi besi tempat Peter berada. Ia mulai menyebutkan mantranya, dengan suara aneh yang mengerikan.
"Férte to plásma apó to sídero."
( Bawa makhluk keluar dari besi )"Férte to plásma apó to sídero."
"Férte to plásma apó to sídero."
Ia terus mengulangi mantra tersebut dengan tangannya yang menempel pada air es. Seketika itu juga, besi mulai terbuka, membuat Peter terhanyut ke dalam air es yang dingin.
"koimáste! ( Tidur! )" Loup memegang kepala Peter, menghipnotisnya agar tertidur.
Sementara itu sang Monster tertawa, ia merasa senang melihat perjuangan Loup untuk menyelamatkan Peter. Seperti perjuangan Loup dahulu saat melawan dirinya. Perjuangan yang membuat Loup mati, dan membuatnya harus menunggu setahun lamanya untuk hidup kembali.
Rida mengeluarkan alat pemutar waktu, yang membuat mereka bertiga langsung kembali menuju kehidupan kini, tahun 2016.
☆☆☆
7 April 2016, 07.36
"Raina." Paul melambaikan tangannya.
Raina menghampiri Paul dengan wajah lesu.
"Kau masih sakit?"
"Tidak sih. Hanya sedang tidak fit."
"Kau tahu kan bahwa Peter mengubah masa lalu?"
"Ya. Dasar anak sialan itu. Dia yang membuat kami semua menjadi seperti ini. Untuk apa sih dia berulah, menyusahkan saja." oceh Raina.
"Entahlah. Aku sedikit khawatir dengannya."
"Kenapa?"
"Dia belum terlihat."
"Atau jangan-jangan dia dimakan Monster?" Raina menduga yang tidak-tidak.
"Hush. Jangan bicara begitu." tegur Paul.
Raina berniat membalikkan tubuhnya kembali menuju kelas, tetapi seketika ia mengurungkan niatnya. Ia membebelalakkan matanya, sampai-sampai ia tak berkedip lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
PODERS
Fantasi"Siapa yang akan menjalankan misi ini, bu?" "Tentu saja, P.O.D.E.R.S." Sang pemuda terkesiap. "Maksud anda... Phoenix, Omniscience, Dark--" "Electric, Random dan SuperEndurance." Potong wanita paruh baya itu sambil tersenyum santai. "Tetapi bu, buk...