#PODERS 1

48 8 0
                                    

Di antara hutan-hutan lebat di Sumatra Selatan, terdapat sebuah bangunan kuno yang terlihat sangat lebar. Ilalang-ilalang dan ranting-ranting pohon memenuhi atap bangunan tersebut.

Di depan bangunan itu terdapat sebuah papan bertuliskan 'Warship Military School' dengan gaya tulisan yang sulit dibaca. Paul mencoba membaca tulisan tersebut sebelum ada yang menepuk pundaknya.

"Kagum dengan sekolah ini, huh?" tanya orang itu dengan menaikkan sebelah alisnya.

"ti-ti-ti-tidak terlalu," jawab Paul gugup.

"Hahaha...kau gagap ya?" ia bertanya sambil memperlihatkan deretan gigi putihnya.

Paul tidak menjawab pertanyaan itu. Ia lebih memilih melangkahkan kakinya masuk ke bangunan kuno tersebut. Ia menaikki tiga anak tangga dan melewati pilar-pilar Yunani raksasa.

Bau asap langsung memasuki indra penciuman Paul. Di depannya terdapat pemandangan yang tidak biasa, yaitu dua orang yang sedang beradu kekuatan.

Kekuatan yang sama dengan dirinya.

Keadaan keduanya mengenaskan. Salah satu diantara mereka, tangan kanannya terbakar, sedangkan yang satu lagi, kaki kirinya terbakar. Berbagai suara memenuhi indra pendengaran Paul ketika orang dengan tangan terbakar itu bangkit dari posisinya.

"Ayo Steve!"

"Habisi!"

"Hanguskan dia!"

Paul bingung dengan situasi seperti ini.

"Apakah mereka sedang berkelahi? Kenapa tidak ada yang melerai?" gumam Paul pelan yang terdengar hampir seperti bisikkan.

"Dia kembaranku. Hebat, bukan?" Ucap seseorang dibelakang Paul.

Paul merasa familiar dengan suara itu. Ia membalikkan badannya dan melihat orang yang tadi dijumpainya di depan bangunan sekolah.

"K-k-k-kau?"

"Iya ini aku, gagap. Namaku William Rhodes," Ucap William dengan senyuman manisnya.

"Na-na-namaku--"

"Tidak usah memberitahu namamu. Aku sudah tau," potong William dengan smirk andalannya.

"K-k-k-kau tau namaku?" Tanya Paul tak percaya.

"Nama kau Gagap, kan?" Seketika tawa William meledak.

Paul menundukkan kepalanya. Ia benci dengan keadaan ini, dimana ia selalu dihina dan diremehkan oleh semua orang. Paul memejamkan mata dan berusaha menahan amarah.

"Wah, wah, si Gagap marah ya?" Ledek William diiringi senyum miringnya.

Paul membuka matanya. Ketika Paul membuka matanya, William langsung membelalakan matanya. Pasalnya iris mata Paul berganti warna menjadi merah, kemudian menjadi abu-abu terang lagi. Warna iris matanya terus berganti-ganti selama beberapa detik.

"K-k-k-kau kenapa?" Tanya Paul bingung karena wajah William menunjukkan ekspresi kaget.

"Kau yang kenapa!" Bentak William lalu pergi meninggalkan Paul.

Sekarang giliran Paul yang terkejut. Ketika William membentaknya, iris mata William berubah menjadi Hijau Sapphire, warna yang sama dengan warna seragamnya. Padahal sebelumnya berwarna coklat gelap. Sementara iris mata Paul menjadi abu-abu terang dan tidak berubah lagi menjadi merah.

Sejenak Paul memperhatikan sekolah ini. Warship Military School merupakan sekolah dimana lantai dasarnya berupa marmer dan di setiap sisi dinding merupakan ruangan yang berupa klinik kesehatan. Lantai dasar itu tidak memiliki penutup selain atap sekolah itu, sedangkan diatas klinik kesehatan baru terdapat kelas lagi.

PODERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang