#PODERS 11

22 1 16
                                    

4 April 2016, 12.25

"Terimakasih." Sicilia tersenyum pedih.

Ia merutuki dirinya sendiri yang meninggalkan Peter bersama dengan makhluk sialan itu. Sicilia sudah paham bahwa dirinya hanya bagian dari masa lalu sekolah ini yang sudah ditakdirkan untuk mati. Tetapi seseorang menyelamatkannya. Ya, Peter menyelamatkannya. Tetapi balasannya apa? Dia meninggalkan Peter disana. Entah ia harus menyalahkan bola kaca sialan itu atau dirinya sendiri yang menyebabkan pecahan kaca itu.

Sicilia terus berjalan dengan pandangan kosong, tanpa sadar dirinya menabrak seseorang.

"Sicilia?!"

Sicilia mendongakkan kepalanya dengan tatapan terkejut.

"Maaf. Bukan." ujar Sicilia sambil menunduk sopan.

"Tidak. Kamu pasti Sicilia." Ujar Mr. Roddpine, pertama kalinya ia berbicara di lingkungan sekolah menggunakan Bahasa Indonesia.

"Maaf. Saya bukan Sicilia." tegasnya.

"Saya hafal sekali dengan matamu Sicilia. Jangan berbohong." Ia berjalan mendekati Sicilia.

"Saya bukan Sicilia." ucapnya penuh penekanan.

"Baiklah kalau begitu. Siapa namamu?" tanya Mr. Roddpine dengan wajah penuh kecurigaan.

Sicilia mulai gugup. Tetapi sebisa mungkin ia menyembunyikannya. Karena satu gelagat pun terbaca, ia sudah kalah.

"Nama saya Peter." Dengan spontan ia menyebutkan nama itu, nama yang pertama kali terlintas di kepalanya. Dan dengan bodohnya ia menyebutkan nama Peter tanpa berpikir dahulu.

Sicilia sendiri terkejut dengan ucapannya barusan. Ia mulai berpikir bahwa dirinya adalah manusia terbodoh di dunia. Bisa-bisanya dia menyebutkan nama Peter yang notabenenya adalah nama laki-laki.
Mr. Roddpine menahan tawanya agar tidak menyembur ke wajah Sicilia yang sudah menekuk malu.

"Kamu bukan Peter. Tapi kamu diselamatkan oleh Peter." ucap Mr. Roddpine yang entah mengapa menusuk sekali di hati Sicilia.

"Sekarang, dimana Peter?" tanya Mr. Roddpine dengan lembut. Tidak seperti saat dia berbicara dengan murid lainnya.

"Maaf." Sicilia menerobos tubuh Mr. Roddpine dengan paksa. Pikirnya, cukup dirinya yang tahu keberadaan Peter. Dan cukup dirinya juga yang akan bertanggung jawab untuk membawa Peter kembali.

"Sicilia! Mau pergi kemana?" Teriak Mr. Roddpine.

Sicilia terus berjalan menjauh, mengabaikan panggilan dari Mr. Roddpine.

"Satu langkah lagi, akan saya sebarkan bahwa kamu kembali, Sicilia!" Teriak Mr. Roddpine dari kejauhan, yang membuat Sicilia menghentikan langkahnya dan mau tak mau kembali berhadapan dengannya.

"Aku ingin meminta bantuan." kata Sicilia begitu sampai di hadapan Mr. Roddpine.

Mr. Roddpine mengangkat sebelah alisnya.

"Hm. Katakanlah." Ia mengangguk-anggukan kepalanya.

"Biarkan aku menyamar menjadi murid disini."

PODERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang