#PODERS 6

16 1 0
                                    

William : Kau dimana? Aku sudah di kamar.

☆☆☆

"Gotcha!"

Jack bergegas pergi ke kamar setelah melihat kejadian yang tidak mengenakkan tadi. Ia harus merencanakan bagaimana untuk menghapus rekaman tersebut dari ponsel Paul. Harus.

Ketika di kamar, William langsung menghampiri Jack dengan raut wajah khawatir.

"Bagaimana? Apakah ia sudah memberi rekaman itu kepada Raina? Atau belum? Bagaimana cara kita menghapusnya?!" Tanya William bertubi-tubi.

"Sabar dulu," Jack mengambil nafas."Ia tidak mungkin berani menunjukkan rekaman itu kepada Raina jika aku menunjukkannya sebuah foto."

"Hah? Foto apa?"

Jack mengeluarkan ponsel dari kantong celananya dan menunjukkan sebuah foto. Ketika melihat foto tersebut William langsung terkejut tak percaya.

"Berani sekali dia di situ."

"Baiklah. Sekarang kita harus menyusun rencana untuk menghapus rekaman itu," Jack menaruh kembali ponselnya.

"Aku sudah mendapatkan ide."

"Kuharap itu bagus, Will."

☆☆☆

"Kau senang sekali ya memelukku?" Kekeh Paul pelan.

Raina langsung melepaskan pelukannya dan mendengus. Paul yang melihatnya menjadi gemas sendiri.

"Memangnya tidak boleh jika aku memelukmu?" Ucap Raina dengan bibir yang dipoutkan.

"Tentu boleh. Kau sahabatku."

Keadaan menjadi hening untuk beberapa saat. Tak ada yang memulai percakapan. Hingga beberapa saat kemudian, Paul membuka suara.

"Aku ingin menunjukkanmu sesuatu, na."

"Apa?"

Paul merogoh kantong celananya dan mengeluarkan ponselnya. Ia berniat menunjukkan Raina tentang rekaman percakapan William dan Jack.

Baru saja ia ingin memutar rekaman tersebut, sebuah pesan muncul. Dari Jack.

Jack : Urungkan niatmu atau aku sampaikan ini ke Kepala Sekolah.

Paul terkekeh pelan. Rupanya Jack mengawasinya. Namun ia juga masih bingung, Jack mau melaporkan apa? Padahal Paul tidak berbuat kesalahan sama sekali.

Jack sent a photo.

Paul melotot ketika melihat foto tersebut. Sial! Dengan segera Paul mengurungkan niatnya untuk menunjukkan rekaman tersebut kepada Raina.

"Kenapa Paul? Kau mau menunjukkan apa?" Tanya Raina.

"Emm.. Na-nan-nanti saja aku beri tahu. Sekarang aku harus pergi." Jawab Paul.

"Pergi kemana? Bukannya ini jam makan siang?"

"Aku harus pergi. Aku punya beberapa tugas yang belum kuselesaikan."

Tanpa menunggu jawaban Raina, Paul segera pergi dari belakang sekolah. Sebenarnya ia tak berniat mengerjakan tugas sama sekali, itu hanya alasannya agar bisa pergi dari Raina. Ia ingin menemui Jack.

Paul langsung berlari ke kamar dan hanya menemukan William dengan nasi gorengnya.

"Dimana Jack?" Tanya Paul dingin.

"Kau kira aku buntutnya? Ya aku mana tahu lah." Jawab William ketus.

"Kau bukan buntutnya, tapi kau pelayannya."

PODERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang