"Kok lu sih cowoknya? Anjirrr." Protes Belva.
"Lah mana gue tau. Eh btw lu tuh harus minta maaf sama gue. Lo kan yang ga fokus jalan."
"Anjirrr...lu lah yang minta maaf. Kalo lu fokus jalan, pasti lu ngehindar dari gue."
"Ya enggak lah. Yang duluan gak fokus siapa? Lu kan?"
"LO."
"Gue? Gue fokus jalan kelez. Gua tatap ke depan. Eh malah nabrak. Hm...lu nya yang kependekan kali! Jadi gue gak liat ada orang."
"Sialan. Bodo ah gue naik angkot aja. Awas lu ya, nyong. Debatan kita belom selesai!"
"Iya! Gue terima! Hati-hati ya, pu. Jangan lupa tuh muka di service."
"Anj*ng. Bibir lu tuh di geprek. Biar gak monyong-monyong amat. Bhay!" Ujar Belva dan meninggalkan Fahmi. Belva naik ke angkot dengan wajah bete.
Duh kok malah jadi berantem sih? Misi gue gimana dong ni woy.-batin Fahmi resah.
Fahmi memilih untuk menaiki angkot juga.
---
Ceklek
"Gimana, Mi? Lu anter si Belva pulang kan?" Tanya temannya dan itu adalah----Zidan.
Fahmi hanya memasang wajah kesal, marah, bete dan pasrah. Semua ekspresi itu di campur menjadi satu.
"Gak. Gua malah berantem sama dia."
"Hah? Lu gimana sih, Mi? Lu itu harus bisa nahan amarah lu kalau lagi sama Belva. Lu juga harus terbiasa akrab sama Belva."
Fahmi hanya menatap mata Zidan.
"Dan satu lagi! Kalau lu berhasil buat dia baper, jangan baper duluan yak. Hahaha."
"Najis."
"Jangan najis-najis gitu dong. Nanti beneran baper lho!"
"Sialan lu. Udah sono pulang."
"Bentar napa. Gue masih mau numpang makan disini hehe."
"Kamvret."
---
Belva merebahkan tubuhnya di atas kasur. Belva mengambil charge untuk hpnya yang low bat.
Tring...tring...
Panggilan masuk dari hp Belva. Belva melihat layar hpnya. Dan itu adalah telepon dari Citra. Panggilannya berupa video call.
Belva memperlihatkan wajahnya ke kamera. Di layar hp Belva, tertara wajah Citra.
"Kenapa, Cit?"
"Dari tadi gue telponin kaga aktif mulu."
"Hp gue low bat. Udah to the point ae."
"Kok baru sekarang nge-charge nya sih?"
"Tadi tante gue gak jemput. Jadi gue nunggu lama, terus jalan kaki. And akhirnya naek angkot."
"Oh. Misi pertama lolos?"
"Lolos."
"Bagus deh. Oke, misi kedua itu. Lo harus beradaptasi sama Fahmi."
"Adaptasi? Emang lu pikir gue baru pertama kali kenal Fahmi."
"Bukan gitu maksud gue. Lo tuh harus bisa berteman sama Fahmi. Jangan sampe ada konflik di antara kalian."
"Keknya gua gak bisa deh lakuin misi kedua."
"Kenapa? Lu pasti bisa lah, Bel."
"Liat mukanya aja rasanya pengen gue pepes. Terus juga, barusan tadi siang gue berantem sama dia."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hate Him
Teen FictionDulu, benci? Banget. Sekarang? Gue cinta mati ~Adera Belva Nayla Terima kasih telah meluluhkan hati gue. Disini gue baru percaya cinta sejati itu ada karena lo ~Fahmi Morlando