Kini mereka berdua sedang berada di dalam Mall.
"Mau kemana?" Tanya Fahmi.
"Gue ikut aja."
Fahmi pun menggenggam erat tangan Belva ke tempat bioskop.
"Kita mau nonton apa?" Tanya Belva saat sudah sampai di bioskop.
"Film setan aja, gimana?" Tanya Fahmi. Sepertinya itu bukan pertanyaan tetapi tantangan.
"Hah???"
"Iya. Kayanya seru nih. 'Dark'. Lumayan."
"Lumayan apanya? Yang ada gue gak bisa tidur nanti malem."
"Gampang. Di bisain aja tidurnya."
"Pala lo gampang. Gue biasanya kalau habis nonton film setan gak bisa tidur mul--"
"Ngoceh mulu. Ayo!" Fahmi menarik tangan Belva.
Kini mereka berdua sedang berada di dalam ruangan bioskop.
"Ih, Fahmi. Biasanya kalau gue nonton film setan itu peluk temen gue. Terus nanti kalo gue nonton filmnya, gue peluk siapa dong?"
"Ya, peluk gue lah." Jawaban Fahmi membuat Belva nge-fly.
"Ya kali."
"Terus lu mau peluk om-om di sebelah lo?" Ucap Fahmi sambil menatap om-om di sebelah Belva.
"Ya, enggak."
"Nah, kalo gitu. Mending lu peluk om-om itu apa peluk gue?"
"Pe--peluk l--lo" kata Belva gugup.
"Ya udah."
"Tapi kan, kita belom mukhrim."
"Hahaha...sok alim lu. Udah sih tenang ae. Gue cowok baik-baik kok."
Film pun di mulai.
Di pertengahan film, muncul sesosok makhluk dalam kegelapan. Pemeran utama dalam film tersebut menerangkan ruangan dengan senter. Dan terlihat jelaslah makhluk halus itu.
Hap!
Belva memeluk lengan Fahmi sangat erat dan menutup matanya. Fahmi sudah merasa ia akan mati disini karna jantungan. Jantung Fahmi berdetak dengan sangat cepat.
Tidak dengan Belva. Belva tidak menyadari kalau ia sedang memeluk lengan Fahmi erat.
Belva merasakan sebuah jantung berdetak dengan cepat. Dia menyadari. Belva pun langsung melepaskan pelukannya.
"Itu jantung lo?" Tanya Belva. Fahmi tidak tahu harus jawab apa.
"E--emang jantung gue ke--kenapa?" Ucap Fahmi gelagapan.
"Jantung lu kaya berdebar gitu." Fahmi tidak menggubris perkataan Belva dengan memasang wajah malu. "Cie...ehem ehem. Kenapa tuh?" Goda Belva.
Padahal jantung Belva juga berdebar seperti jantung Fahmi.
"Bacot lu ah."
🌹🌹🌹
"Makan yuk. Gue laper nih." Keluh Belva saat film sudah selesai dan keluar dari tempat itu.
"Ayo! Makan apa?" Tanya Fahmi dengan lembut.
Belva mendapati sebuah cafe es krim. Mata nya bersinar, lidahnya menjilati bibirnya saking terpesona.
"Lo mau es krim?" Tanya Fahmi merusak suasana.
Belva mengangguk antusias.
"Gue beli dulu ya! Lu tunggu sini." Ujar Belva sebelum meninggalkan Fahmi dan pergi ke cafe itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hate Him
Teen FictionDulu, benci? Banget. Sekarang? Gue cinta mati ~Adera Belva Nayla Terima kasih telah meluluhkan hati gue. Disini gue baru percaya cinta sejati itu ada karena lo ~Fahmi Morlando