Author's POV
"Lo mau gak jadi pacar gue?"
"Hah? Udah gila kali ya lo!" Geram Belva. Seenaknya saja si Devo menembak Belva. Padahal, baru saja kenal beberapa menit yang lalu.
"HAHAHAHAHAHAHAHA! NGAKAK ANJIR. Serius bat lo. Gila aja gue mau nembak cewek kaya lo. ENGGAK BANGET."
"Tai lo! Awas aja."
"Lagian sih lo cuek banget. Kalau kita duet nanti, bakal gak dapet feeling-nya."
"Bodo! Gue sebel sama lo!" Kesal Belva dan kembali fokus pada hp.
"Ini ya pesenannya." Ucap pelayan pada Belva dan menaruh segelas jus jambu biji.
"Iya, makasih." Singkat Belva. Moodnya benar-benar hancur sekarang. Tadi dia dibuat cemburu oleh Mrs. Varenca karena Fahmi akan berduet dengan Shakira. Eh? Cemburu? Sekarang dia bertemu makhluk yang sangat menyebalkan.
Ting!
(Suara pintu masuk di cafe jus)"Wih, Devo. Sama cewek baru nih." Ucap seorang lelaki yang mampu membuat Belva semakin geram.
Posisi duduk Belva yang membelakangi pintu langsung menoleh dan marah-marah. "Cewek dari mananya--" ucapan Belva terpotong karena dia kaget saat melihat cowok tersebut.
"Loh? Belva? Lo belom pulang?" Tanya cowok itu. Belva sedari tadi hanya membeku ditempatnya.
"Dhi--Dhirga.." ya! Cowok itu adalah Dhirga, satu-satunya mantan Belva.
Makin banyak aja saingan gue.-batin Dhirga sembari menatap Devo dengan pasrah.
"Cowok baru lo, Bel?" Tanya Dhirga.
"Sembarangan! Gue aja gak kenal dia." Bentak Belva. Kini moodnya benar-benar hancur.
"Parah banget lo!" Kesal Devo.
Yes, bukan pacar.-batin Dhirga lega.
Eh? Tapi kok gue ngiranya Devo pacaran sama Belva? Bukannya Belva udah pacaran sama Fahmi? Sialan! Gue lupa sama saingan gue yang satu itu.-lanjut Dhirga dalam hati.
"Belva? Lo gak pulang? Cuacanya mendung loh. Nanti kalau hujan pulangnya gimana?" Tanya Dhirga perhatian. Belva hanya membeku tidak bisa berkata apa-apa.
"Kok diem aja? Gue anterin pulang ya? Mendung banget soalnya."
Perasaan tadi panas banget sampe gue haus. Kok jadi mendung? Apa-apaan ini! Kenapa harus mendung? Dan kenapa harus ketemu Dhirga?-geram Belva dalam hati.
"Bel? Ayo, pulang. Nanti kalau hujannya gak reda-reda, susah pulangnya loh."
"Cie, dianterin pulang sama mantan. Kalau ada pacar lo gimana?" Bisik Devo pelan pada Belva.
"Hah? Kok lo tahu Dhirga mantan gue? Dan...gue kan gak punya pacar." Jawab Belva heran dengan bisikan
"Ya, tahu lah. Gosipnya menyebar luas. Dan si Fahmi gak lo anggap pacar gitu, hah?" -Devo. (Masih dengan bisikan).
"APA? Gue gak pacaran ya sama Fahmi!" Geram Belva. Tapi nada bisikannya kelewat batas. Perkataan Belva didengar oleh Dhirga.
"Hah? Lo gak pacaran sama Fahmi?" Tanya Dhirga heran.
"Ya enggaklah, bego." Ketus Belva. Dhirga hanya tersenyum kemenangan.
Belva menuju ke kasir cafe jus itu untuk membayarnya. Padahal, dia tidak minum sama sekali. Moodnya kini benar-benar hilang.
Tanpa pamit, Belva keluar dari cafe jus itu. Namun, tangannya ditahan oleh seseorang. Dia menoleh dan mendapati Dhirga dihadapannya.
"Mau hujan. Lo mending pulang sama gue. Kebetulan gue bawa mobil." Kata Dhirga sembari menunjuk sebuah mobil sedan berwarna hitam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hate Him
Teen FictionDulu, benci? Banget. Sekarang? Gue cinta mati ~Adera Belva Nayla Terima kasih telah meluluhkan hati gue. Disini gue baru percaya cinta sejati itu ada karena lo ~Fahmi Morlando