15

56 20 4
                                    

"Aaaaaaa--"

Belva sontak memeluk erat Fahmi. Fahmi terkejut karna di peluk erat oleh Belva.

Kini mereka berdua berada didalam mobil Fahmi. Mobil Fahmi menepi di pinggir jalan karena igauan Belva membuat Fahmi khawatir.

Ya! Jadi itu hanyalah mimpi.

Belva masih memeluk erat tubuh Fahmi dengan tangisan yang menjadi-jadi.

Fahmi pun membalas pelukan Belva.

"Bel? Belva?" Belva yang merasa di panggil Fahmi pun melepaskan pelukannya.

"Maaf ya..hiks...gue gak tau." Ucap Belva meminta maaf dengan sisa isakkan tangisnya.

Belva menyeka air matanya. "Un--untung cuma mim--mimpi. Hiks...hiks...huuu." Belva malah menangis lagi.

"Sshtt...udah dong jangan nangis lagi. Nanti dikira gue mau culik lo lagi." Ucap Fahmi berusaha menenangkan. Namun nihil. Tangisan Belva malah bertambah kencang.

Tanpa gengsi, Belva memeluk erat tubuh Fahmi. Lebih erat dari yang pertama. Lagi-lagi Fahmi membalas pelukannya.

"Gue takut, Mi. Gu--gue takut. Hiks...Fahmi, lo jangan tinggalin gue ya? Gue---gue takut." Ucapnya yang masih dalam pelukan Fahmi.

"Iya, gak bakal kok." Balas Fahmi dengan tulus dan mengusap lembut kepala Belva.

Kok gue tulus banget ya, gak bakal tinggalin dia.-batin Fahmi.

Fahmi dan Belva melepaskan pelukannya. Kini, Belva sudah tak menangis lagi. Dirinya sudah tenang.

"Yaudah, jalan lagi ya?" Belva hanya mengangguk. Fahmi pun menjalankan mobilnya.

Kaget! Fahmi merasa ada sesuatu yang menempel di tangannya. Ia pun melirik tangan kirinya.

Ternyata itu Belva yang mengode Fahmi untuk menggenggam tangannya.

Deg!

Perlahan tangan Fahmi menggenggam tangan Belva sangat erat. Belva pun membalas genggaman itu.

Tidak ada hujan, tak ada angin, Belva menyandarkan kepalanya di bahu Fahmi. Namun Fahmi tidak mengelak.

Mengapa Belva begitu manja sama Fahmi? Mungkin depresi.

Skip, sudah sampai.

"Gue anter ya?" Belva hanya mengangguk.

Fahmi dan Belva turun dari mobil. Fahmi menuntun Belva berjalan.

Ceklek!

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam. Belva? Kamu udah pulang ya. Ayo masuk dulu."-Mama Belva.

"Iya, Tante." Balas Fahmi.

"Raina udah telpon, katanya kamu mau kencan ya sama...?" Mama Belva mengode untuk menanyakan nama lelaki yang ada di hadapannya.

"Fahmi, Tante." Jawab Fahmi.

"Oh...jadi ini yang namanya Fahmi. Ganteng ya." Puji Mama Belva.

"Makasih tante. Eh? Emangnya kenapa, Tan?"

"Itu loh...si Belva sering ceritain tentang kamu." Ledek Mama Belva ke Belva.

Belva yang mendengar pembohongan itu, gelagapan. "Eh, enggak. Bohong! Bohong itu, Mi. Ish, apaan sih, Mam?"

"Hehe...jadi Tante tau nama kamu waktu Belva chattan sama kamu. Ya kan?"

"Eh?" Fahmi sontak kaget.

Hate HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang