21

45 11 3
                                    

Malam ini. Malam yang paling menyiksa Belva. Ia sangat merindukan seseorang.

Ting! Ting! Ting!

Belva mengecek ponselnya setelah mendengar notif DM masuk.

Dia sudah menantikan pesan itu, tapi ternyata itu dari Raina. Tunggu, Raina? Ada apa dengan Raina?

Belva pun mengecek DM dari Raina.

belvanay: p

raina.b: iya, what happend, ma lov?

belvanay: gue ada didepan rumah lo

raina.b: hah? Ngapain lo malem-malem ke rumah gue?

belvanay: udah gece, keluar.

"Loh? Kok? Perasaan gue gak pernah kirim pesan ke Raina deh. Dan gue juga gak lagi didepan rumah Raina." Heran Belva.

Dia mencoba untuk mengingat sesuatu. Oh!

Oh, iya. Dino. Batin Belva mengingat bahwa Dino meminjam sosmednya.

Belva sangat berharap bahwa Fahmi lah yang memberi pesan kepadanya. Tapi, harapannya nihil.

Kring...kring...kring...

Jam weker milik Belva berbunyi. Belva pun bergegas untuk siap-siap berangkat ke sekolah.

Hanya memakan waktu 35 menit, Belva sudah siap untuk berangkat ke sekolah.

"Pamit ya, Ma. Assalamualaikum." Pamit Belva ke Sukma.

"Iya, Waalaikumsalam. Hati-hati ya!"

🌹🌹🌹

Setelah memasuki gerbang sekolah, Belva memilih melewati taman disekolahnya, daripada harus melewati lapangan untuk pergi ke kelasnya.

Dia berharap agar dia tidak menemui siapapun. Belva ingin sendirian, sepertinya dia sedang tidak ingin diganggu. Dia ingin memikirkan seseorang dengan puas.

Tapi, ternyata ada seorang siswa ditaman itu. Jarak mereka agak jauh, tetapi cowok itu menghampiri Belva pelan-pelan.

Dan, siapa lagi cowok itu kalau bukan Fahmi.

Satu langkah demi langkah, Fahmi menghampiri Belva dan menyisakan jarak lumayan dekat.

Satu langkah demi langkah, Fahmi menghampiri Belva dan menyisakan jarak lumayan dekat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hening. Belum ada yang memulai pembicaraan.

Akhirnya, setelah melewati masa canggung dan hening. Belva melontarkan satu pertanyaan.

"Ada apa?" Tanya Belva pelan, tidak berani menatap Fahmi. Sedangkan Fahmi terus menatap mata Belva.

"Gue bingung. Lusa kemarin lu tiba-tiba marah sama gue. Lusa kemarin lu duduk di cafe jus berduaan sama cowok lain. Lusa kemarin lu di antar pulang sama mantan lo. Dan kemarin lu ngobrol sama cowok orang dibelakang sekolah." Pernyataan Fahmi membuat mata Belva terbelalak. Karena terkejut, Fahmi mengetahui semuanya?

Hate HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang