Part 5

50 7 1
                                    

Bukankah hanya diri sendiri yang bisa memulai segalanya?
Kalau aku jadi kamu, setidaknya aku akan berusaha walau aku akan sakit nantinya

Setelah acara introgasi yang dilakukan oleh mas reyhan kemarin. Mereka -atau hanya mas reyhan- sudah mengambil keputusan dan sudah dipastikan bahwa mulai kemarin, fahri resmi masuk kesanggar latihan pencak silat, dan akan berlatih menemani kira untuk maju ke ajang tournamen silat.

Dan seperti saat ini, pagi-pagi mereka sudah berkumpul di sanggar pencak silat milik mas reyhan. Sekarang, mereka sedang duduk manis menunggu mas reyhan selesai mandi.

"Eh, couple pejuang 45 udah dateng aja pagi-pagi buta kaya gini." Sapa mas reyhan, yang baru muncul dari balik tembok yang memisahkan ruang tamu dan ruang latihan silat yang saat ini ditempati kedua remaja yang dipanggil "couple pejuang 45" itu.

Kira dan fahri yang awalnya sedang duduk manis setengah mengantuk, terhenyak dan seketika mencibir ucapan mas reyhan yang ganteng banget. Apa katanya tadi? Couple pejuang 45? Hah, yang benar saja.

"Mas reyhan, lo buta atau katarakan sih? Ini udah jam setengah sembilan, lo bilang masih pagi buta? zonk lo mas!" Ucap kira, merutuki ketidak normalan pelatih silatnya tersebut. Atau lebih mudah dikatakan idiot.

Melihat hal tersebut, mas reyhan hanya bisa menyengir lebar seperti orang yang tidak merasa berdosa. Sedangkan fahri hanya bisa geleng-geleng kepala, tidak biasanya fahri diam saja seperti ini tapi dari raut wajahnya dia sedikit bingung dan penasaran. Sungguh mati fahri jadi penasaran dengan keadaan sanggar latihan ini, kemudian mulut fahri pun gatal ingin berkomat-kamit bertanya. Ada apa gerangankah?

"Mas reyhan." Panggil fahri sambil membenahi duduknya yang tidak nyaman seperti seorang gadis yang tengah menstruasi takut bocor. Dan tingkahnya tersebut justru mengundang perhatian kira, cieee kira perhatian sama fahri.

"Ngapa? Perasaan hari ini lo anteng banget, ada apa lo? Atau jangan-jangan..."

Mas reyhan mulai menebak-nebak dengan air mukanya yang sok tahu kebangetan tersebut. Tapi ucapannya justru diporak-porandakan oleh ke-kepoan murid silatnya yang cewek tersebut.

"Lo laki apa bukan sih fahri? Kok duduk lo kaya orang dapet kaya gitu sih?" Tanya kira sekenanya sambil ketus, namun bukannya dijawab, fahri malah memonyongkan mulutnya sambil bergumam sendiri.

Namun, gumaman fahri tersebut tetap didengar oleh kira yang membuat kedua bola mata gadis tersebut jengah untuk mendengarkan celotehan fahri.

"Harusnya gue yang nanya kali, lo itu cewe apa bukan? Ih, amit-amit deh..gila, mbayangin aja gue ngeri kalau tuh bocah transmigrasi. Eh, transgender.."

"Lo mau bukti kalau gue cewek tulen?" Tantang kira kemudian.

Fahri yang mendengar tantangan kira justru merasa tertantang balik. Dengan bangganya dan dengan angkuhnya, fahri mengedikkan dagunya menantang.

"Emang apa buktinya? Hah?"

"Yaudah, ayok ikut gue kekamar mandi masa iya gue buka disini. Gue nggak jamin lo nggak bakal khilaf kalau lihat buktinya!! Dasar mesum!" Ucap kira pada akhirnya. Dan fahri yang mengerti kemana arah pembicaraan mereka, maksudnya arah pertengkaran mereka kemana, memilih diam dan menutup mulutnya yang tadi sempat terbuka karena tercengang.

Design And Plan#BJPW #WATTYS2020Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang