Part 10

26 5 0
                                    

Ketika waktu berjalan memulai
Bukankah, kaki kita cukup melangkah mengikuti?


Kring!!!!

Bel istirahat berbunyi, semua siswa mulai dari kelas sepuluh, sebelas, dan kelas dua belas menghambur keluar bagaikan tikus-tikus yang baru digerebek sarangnya. Perut mereka rupanya sudah berontak kelaparan, dan kalian tahu apa yang akan dan pasti mereka lakukan. Yups, kantin sekolah. Lumbung aneka jenis makanan dan pengisi kalori yang perut siswa-siswi itu perlukan.

"Kir, ngantin yuk?!" Tanya Ainin yang bangkit berdiri sambil mengepak buku catatannya.

"Hm, hayuk!!! Gue juga udah laperr banget nih" Ucap Kira sambil menyengir kala perutnya yang diusap tangannya berbunyi nyaring, macam kenalpot bocor.

Singkat cerita, biar tidak banyak-banyak ceritanya, mereka melangkah meninggalkan kelas menuju gudang makanan. Sepanjang jalan kenangan, maksudnya sepanjang jalan menuju kantin mereka diam saja. Lebih tepatnya Kira yang diam, karena Ainin lebih memilih sibuk berdzikir sholawatan.

Ya habibal qolbii ya khoirol baroyah..yaliji'tabil haqii rosulal hidayah.. ya rosulalloh.. ya rosulalloh..

Ainin terus bersholawatan ria, melantunkan lagu Nisa Sabyan yang lagi buming malang melintang dijagad raya Indonesia. Sesekali, saat suaranya tidak sampai di nada tinggi. Kira akan cekikikan macam kuntilanak keselek duri tongkol.

"Pfft"

"Yeuy, Kira!! Jangan diketawain kalekk. Suara gue ini agak terganggu sama angin puting susu. Makanya agak nyelek-nyelek gimana gitu, jadi maklumin napa!?" Ucap Ainin sedikit nyolot tidak terima, bahkan ujung bibirnya sedikit terangkat. Nyinyir oey.

"Kagak Nin, bagus kok suara lo. Persis kayak suara mmm"

"Pa'an?"

Tapi belum sempat Kira menanggapi celotehan Ainin, kotak ajaib disaku bajunya bersholawatan ria. Nggak deng, nada deringnya Kira kan lagu eonnie Cherybelekan dan kawan-kawannya.
Kira langsung meraih sakunya dan mendusel-duselkan tangannya didadanya sebelum akhirnya mengangkat handphonenya dan men-slide gambar kotak hijau diponselnya.

"Yak, halo? Siapa nih nelpon kagak ada tag name nya?" Sapa Kira tanpa babibubebo, alias tanpa salam atau sapa.

"....."

"Ya habisnya gimana, orang gue juga lupa. Okedah, gue cabut kesana!"

"....."

"Oklek, yoi men!" Kira mengakhiri acara teleponnya dan menoleh kearah Ainin yang lagi dengap-dengap memandangi seorang cowok yang tidak jauh dari tempat mereka.

"Kir, lo liat deh. Andi Kir itu.. Andi comell" Ucap Ainin antusias sekali, persis seperti banci yang ikut acara agustusan.

Kira hanya merespon seadanya dan berusaha menghindar, sebelum kuku macan milik Ainin mencakar-cakar manja rambut dan onderdil wajahnya.

"Iya-iya. Noh, Endol noh. Samperin gih! Gue cabut dulu ya Nin!" Kira langsung ngacir begitu saja tanpa peduli teriakan Ainin dibelakangnya yang meneriakinya keras-keras dengan urat kepink-pink an dilehernya.

"Andi Kir namanya. Andi, bukan Endol!"

Kira hanya ngakak tergelak-gelak, persis pengantin yang keselek setan ompong sambil melambai-lambaikan tangannya kekanan dan kekiri. Sebelum ia tenggelam dibelokan lorong, ia berteriak kearah kawannya yang sedang naik pitam tersebut.

Design And Plan#BJPW #WATTYS2020Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang