Part 1(rev.selsai)

207 16 4
                                    

"Terkadang, bukankah kita lupa bagaimana cara tuhan mempertemukan dua orang yang berbeda?"

Suasana kantin sangatlah ramai. Banyak anak-anak yang keluar masuk demi untuk mengisi perutnya dijam istirahat seperti ini. Mulai dari kantin bakso, lontong sayur, nasi campur, nasi kuning, dan warung kantin lainnya tidak ada yang sepi pengunjung. Semuanya seolah sudah disikat oleh segerombolan siswa disekolah itu.

Tapi tiba-tiba, keramaian diarea kantin sekolah menjadi lebih ramai karena suatu kejadian yang mampu membuat bakso yang akan mereka telan menjadi ngambang ditenggorokan sangking terkejutnya mereka.

BRAKK

"Eh!! Sorry-sorry kagak sengaja men-"

Tapi cewek yang diajak bicara malah hanya diam sambil menatap cowok yang ngomong dengan dirinya yang sudah menyenggol baksonya sampai tumpah. Kemudian, dengan sangat tiba-tiba, satu bogeman mentah mendarat dipipi sang cowok.

Fahri melotot seakan tidak percaya dengan apa yang telah dilakukan oleh anak perempuan dihadapannya ini. Dengan meringis menahan sakit, dia mencoba melotot balik kearah cewek yang masih menahan emosinya.

"Eh!! Biasa aja dong, kagak usah main kasar. Sakit tau pipi gue, sensi amat ellah.. kaya lagi menstruasi aja"

Tapi tanpa diduga, sang cewek justru mencengkeram kerah baju cowok itu lalu menghajarnya habis-habisan. Setelah duel antara mereka selesai, dengan adanya kepastian bahwa yang menang adalah cewek tersebut.

Maka semua penonton hilang alias pergi karena merasa tontonannya sudah selesai, dan tinggallah dua siswa beda kelamin itu yang masih menyelesaikan urusannya.

Cewek itu mengulurkan tangan pada Fahri yang sudah terkapar dilantai kantin. Dengan dahi yang sedikit berkerut Fahri mengambil uluran tangan tersebut dan hendak bangkit. Akan tetapi, tubuh Fahri kembali terjerembab karena uluran tangan tersebut dilepas. Sekonyong-konyong, Fahri sontak meringis sambil mengelus-elus pantatnya yang tidak suci lagi karena mencium lantai plester.

"Kok dilepas?" Tanya Fahri dengan ekspresi bongohnya.

"Lha? Kenapa emang?" Tanya si cewek yang tidak merasa salah sedikitpun. Bahkan sempat-sempatnya dia nyengir tidak beralasan.

"Dasar manusia bermuka satu, kirain mau nolongin. Eh, ternyata hempas dateng lagi hempas dateng lagi". Tapi Fahri seakan tidak punya rasa malu, malah melawak garing didepan rivalnya saat ini. Bahkan sempat-sempatnya menirukan gaya Syahrini yang terkenal fenomenal tersebut.

"Eh siapa juga yang mau nolongin lo?" Sahut sang cewek sambil mencelos tak tahan.

"Gue cuma mau kenalan aja sama lo" lanjutnya lagi sambil menyeringai penuh arti, dan perkataannya mampu membuat mata Fahri menyipit heran.

"Hah?"

Hanya itu respon yang mampu ia lontarkan saat mendengar perkataan cewek yang ada di hadapannya saat ini.

"Kenalin gue Arsy Syakirana anak IPS 2, panggil aja Kira atau cinta" Ucap gadis di depannya sambil sedikit bergedik geli.

"Selamat ya, ternyata lo memang peramal hebat sampai tahu jadwal mens gue kapan. Jadi sebagai hadiah, nih formulir buat lo biar bisa ikut lomba silat. Gue tunggu dan nggak ada penolakan, kalau nggak mau gue bakalan hukum lo. Ngerti?!" Jelas Kira panjang lebar.

Kemudian anak yang mengenalkan namanya Kira tersebut, melenggang pergi keluar dari kantin. Tetapi, suara yang familiar menghentikan langkahnya untuk pergi.

"Neng!! Baksonya belum dibayar!!" Teriak pemilik warung yang berteriak kepada Kira sambil membawa centong dapur.

"Hihihi, iya pak! Kira lupa, hehe"

Kemudian, Kira berjalan masuk ke kantin dan melewati Fahri dengan santainya. Lalu, menyodorkan sejumlah rupiah kepada pemilik warung bakso. Selanjutnya, gadis itu melenggang pergi dari kantin tersebut.

Sedangkan orang yang bolak-balik dilangkahi karena masih terkapar dilantai kantin, hanya bisa melongo tidak percaya. Matanya menatap nanar formulir lomba silat yang disodorkan cewek yang menghajarnya tadi. Kemudian,  sebelum badannya tertelan lenyap diambang pintu kantin,  Kira menghentikan langkahnya seolah olah lupa minta kembalian.

"Oh iya satu lagi"

Kira berbalik tanpa mengubah posisinya. Sedangkan Fahri hanya bisa memandangnya datar. Karena dia tahu, kalau anak perempuan yang menghajarnya tadi masih punya kalimat lanjutan.

"Gue tahu lo bisa tarung, tapi gue nggak tahu kenapa lo tadi nggak ngelawan pas gue serang. Tapi, lo tenang aja, gue tunggu lo di UKS"

Setelah kalimat yang ingin Kira ucapkan sudah selesai tersampaikan. Tubuhnya memilih pergi dari kantin dan menyisakan keheningan karena kantin memang sudah kosong melompong. Dan jangan lupakan Fahri yang masih memasang wajah datarnya karena efek dari kelakuan kira yang amazing. Sampai pada akhirnya, sebuah suara mengganggu kegiatan mengowohnya.

"Masa iya sih kamu kalah to le le.. sama wanita? Ih, nggak laki bener atuh"

Fahri tergagap mendengar celotehan bapak pemilik warung bakso tersebut. Bahkan ucapan beliau sungguh-sungguh menyinggung harga dirinya. Sontak saja, Fahri merasa tidak terima. Kemudian, ia menyahuti ucapan bapak tukang bakso sebelum memutuskan untuk melangkah pergi dari kantin tersebut.

"Ye.. bapak ngatain saya yang ganteng dan macho begini nggak laki? Terus bapak apaan?" Balas Fahri sambil melirik apron pink yang dipakai pria paruh baya di depannya.

Merasa diejek, bapak tukang bakso tersinggung. Karena dipikirannya yang masih kolot,  memegang prinsip bahwa anak muda harus hormat kepada orang yang lebih tua. Jadi, otomatis beliau tersinggung dengan sikap Fahri yang malah mencibirnya.

"Eh.. kamu itu ya! Jadi anak bandel amat, kualat nanti baru tahu rasa"

"Elah.. bapak gitu aja marah, ya punten atuh pak. Sensinya kaya cewek lagi menstruasi aja". Kilah Fahri sekenanya.
Kemudian, seolah-olah ia mengetahui sesuatu yang sangat penting ia menghadap kebelakang kembali dan memasang wajah anteng andalannya.

Melihat perubahan ekspresi pada Fahri, pak tukang bakso penasaran. Kemudian bertanya kepada Fahri, takut kalau-kalau anak yang disumpahinya kualat tadi tiba-tiba kerasukan syaiton. Dengan takut-takut dan jantung yang berdebar, pak tukang bakso mengumpulkan nyalinya.

"Ada apa Fahri, kok nggak ngebantah lagi?"

Fahri yang melihat ekspresi takut-takut yang ditunjukkan oleh pak Anwar, tukang bakso tersebut. Hanya diam saja, seolah menunggu pak anwar sampai ketakutan dan terkencing di dalam celana.

Tapi, karena Fahri merasa dia adalah anak yang sholeh dan sholehah. Jadi dia memutuskan untuk mengakhiri sandiwaranya karena tidak tega membuat pak anwar takut-takut terhadapnya.

"Jangan-jangan bapak jelmaan ibu kantin yang mati bunuh diri, ya?"

Mendengar pertanyaan yang terlontar dari mulut Fahri yang penuh dosa. Sontak, membuat pak Anwar mencak-mencak marah. Sedangkan Fahri hanya cekikikan sambil lalu dari kantin, meninggalkan pak tukang bakso yang tersulut apinya.

"Dasar bocah kurang ajar, nggak tahu diri. Bangke kamu.. saya laki-laki tulen ya!!"

Fahri hanya terus berjalan menjauhi area kantin untuk menjauhi omelan bapak tukang bakso yang mencak-mencak. Tiba-tiba, ia teringat dengan formulir yang disodorkan oleh gadis yang ia temui tadi. Tapi kemudian, dia menggelengkan kepala dan meneruskan jalannya.

"Gue trima nggak ya? Kalau nggak, nanti kirain pengecut lagi. Tapi..."

"Tau ah" Acuhnya.

Fahri lebih memilih untuk melanjutkan langkahnya yang membawanya menjauhi kantin. Serta, lebih memilih mengabaikan hal yang terjadi secara tiba-tiba seperti di kantin tadi. Menurutnya, yang tadi itu bukan masalah, tapi memang rutinitas seperti biasa dalam hidupnya. Tanpa tahu apa yang akan terjadi kedepannya.

_______________
Part 1

Halo semuanya!! Siapapun yang mampir kelapak aku memang orang yang apes wkwkwk. Karena aku nulis juga iseng-iseng aja. Masa iya seumur hidup aku cuman bisa nulis puisi sama pantun? Nggak etis kan? Nah maka dari itu aku kepingin nulis cerita. Yaah.. meskipun amburadul sih hahaha
Oke.. selamat reading-reading yahhh😘😘

Design And Plan#BJPW #WATTYS2020Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang