Part 8

39 5 0
                                    

Hari ini adalah hari minggu. Dan hari ini adalah hari dimana Fahri dan Kira harus berlatih silat dari pagi sampai sore disanggar silat Mas Reyhan. Maklum, ajangnya tinggal seminggu lagi. Jadi, mereka harus ekstra latihan untuk bisa menang diajang nanti. Hwating!!

Mereka (Kira dan Fahri) berjalan menuju rumah Mas Reyhan yang pintunya sudah dibuka lebar-lebar. Kira masuk duluan karena Fahri masih berusaha turun dari motornya, kali ini dia tidak nebeng Kira lagi. Toh, motornya sudah beres kembali dan sehat walafiyat tanpa mesin yang bobrok.

"Eh, dua sejoli sudah datang nih!" Sapa Mas Reyhan sambil menyengir lebar.

Kira hanya bisa memutar dua bola matanya malas, sedangkan Fahri malah senyam-senyum tidak jelas sambil berusaha menyamakan langkahnya dengan gadis jutek yang berada didepannya beberapa langkah. Lha, jelas, kesenengan Fahrinya.

"Sejola-sejoli, emang siapa yang mau kawin sih mas?" Ucap Kira mencibir sambil mempelompongkan kedua lubang hidungnya besar-besar.

Seakan ingin berkata "nih upil nih yang mau kawin" tapi tentu saja Kira tidak berani bicara se-tidak-sopan itu kepada pelatihnya sendiri. Tapi, Mas Reyhan malah menyahutinya santai dan mulai berlagu ria.

"Dua sejoli menjalin cinta, cinta bersemi dari SMA, nanana.." Perlu diketahui bahwa Mas Reyhan tidak hapal liriknya. Ya ampun, google mana, google mana?

"Ah Mas Rey bisa aja, terus lanjut-lanjut mas!" Kira ternganga dengan Fahri yang dengan bodohnya malah termakan omongan sikucing garong Mas Reyhan. Apakah dia tidak sadar? Yang disindir dan di olok-olok itu adalah kamu Muhamad Fahri!!

Dasar tolol, bego dipelihara. Mending gue yang bisa dijadiin istri. Ets, kampret lo Fahri, dasar koala. Itu mah namanya menabur gula diatas luka kali. Etdah, menabur garam diatas luka gue. Gue merasa wajah gue udah nggak dimuka gue, tapi dipantat!!!

"Dia Fahri.. dia Kira. Tiada petaka menyentuh hatimuuuu" Mas Reyhan terus saja bernyanyi dengan membawakan lagu yang judul aslinya adalah Galih Dan Ratna itu tanpa henti, tapi judulnya sudah berubah menjadi Fahri Dan Kira, jadi ngakak so hard :v. Dan lebih tepatnya tanpa mengabaikan wajah masam Kira yang jika divisualisasikan kedalam webtoon dari telinganya pasti sudah keluar asapnya dan mukanya memerah persis seperti evil yang ada disuper hero keluaran Avengers Marvel.

"Asekkk, eh tunggu dulu deh Mas. Lo lupa lirik ya sampai-sampai lo jadi terinspirasi dari gue dan Kira?"

Mas Reyhan langsung diam dan memandang Fahri dengan tatapan nelangsa, beliau kelelahan tingkat kecoa. Napasnya tinggal sedikit, sebentar saja digunakan untuk menyanyi lagi pasti nyawanya tidak akan tertolong. Apalagi digunakan untuk menjawab pertanyaan Fahri yang sudah jelas jika dijawab akan membuat patah tulang urat leher.

Sedangkan Fahri masih asyik mengetuk bingkai pintu. Mereka tidak tahu kalau sedari tadi, di dekat mereka ada sesosok mahkluk yang sudah mulai muntah-muntah karena mabuk dengan nyanyian sumbang kedua orang tersebut. Siapa lagi kalau bukan, Kira.

"Yah Mas, ngapain berhenti coba? Nanggung ah, orang udah sampai repp juga!" Fahri mendengus kecewa sambil melangkah mendekat ketempat Kira duduk.

Kira yang melihat Fahri menuju tempatnya, sengaja menggeser duduknya untuk memberi tempat Fahri agar bisa duduk. Sedangkan Mas Reyhan sudah berada didepan mereka sambil berkacak pinggang, persis seperti pelatih atlit internasional yang memberi arahan pada anak buahnya.

Tapi sebenarnya, berkacak pinggang adalah salah satu cara agar napasnya bisa normal lagi setelah bernyanyi ria tadi. Maklum, Mas Reyhan adalah penderita bengek tingkat akut seperti teman sekelas Fahri yaitu Endol.

Sebenarnya namanya bukan Endol, tapi namanya adalah Ihsan Andi Abdul Nissa'. Dia adalah anak laki-laki yang sangat, sangat keren dan manly. Juga ganteng tingkat kelurahan, punya banyak penggemar anak cewek mulai golongan adik kelas sampai kakak kelas, dulunya.

Sekarang, hanya ada satu penggemar saja yaitu Ainin, cewek polos yang suka bersholawatan ria. Yang lain tidak jadi nge-fans setelah tahu bahwa endol memiliki penyakit bengek dadakan. Kan bahaya kalau waktu kencan tiba-tiba bengeknya kambuh.

"Mas kapan sih latihannya? Kan tinggal satu jurus lagi yang harus dipelajari Fahri, masa lama banget" Nah, Kira mulai protes karena waktu latihan nyaris habis digunakan mereka yang malah mengobrolkan tentang Endol, maksudnya tentang Andi.

"Iya ya, Fahri kan belum mumpuni jurus belah duren!!" Ucap Mas Reyhan sarkatik sambil menepuk jidatnya.

Fahri dan Kira sontak melotot horor kearah mas Reyhan. Apa tadi katanya? Belah duren? Oh my, perasaan kemarin-kemarin namanya belum berubah menjadi semengerikan itu.

"Jangan ngawur kali Mas!"

"Iya, perasaan namanya belum ganti kemarin pas gue nyari-nyari digoogle Mas!" Ucap Fahri sambil melirik Mas Reyhan yang menenggak air minum mineral yang ada digelas.

"Udah deh, terserah apa namanya. Yang murid siapa? Yang pelatih siapa? Gue lah!! Jadi ya suka-suka ane mau ngomong ape. Lo berdua sebagai murid tahu nggak?" Tanya Mas Reyhan sambil memunculkan bakat akting dramatisasinya tersebut yang tampak seperti menyimpan sebuah misteri, tapi rasanya missterong (nggak nyambung, garing).

"APA!"
"APA EMANG?!"

Mas Reyhan tersenyum puas melihat kekompakan mereka berdua. Ditanya saja bisa kompak begitu, apalagi yang lainnya.

"Lo berdua kok bisa barengan gitu seeh nanyanya? Kepo pake banget deh, mas rey pengen tahu dong caranya biar bisa kompakan, biar dedek Syukuri juga bisa kompak sama abang wekwek"

Mendengar omongan melantur dari pelatih ter ter mereka itu, sontak saja dua tangan terkepal siap mendarat ditempat yang sudah diincar oleh keempat bola mata yang memicing garang kearah pelatih yang somplaknya naudzubillah tersebut.
Merasa terancam, Mas Reyhanpun segera bangkit dari duduk jongkoknya dan bertepuk tangan sekali sambil menghembuskan nafas kasar. Sekasar tangan mulus kuli bangunan.

"Ok, sekarang kalian cus aja deh. Ganti klambi-klambimu itu, terus cepet kesini. Time-nya udah nipis nih, 3 jam lagi udah waktunya lunch"

Fahri dan Kira pun beranjak menuruti perintah dari pelatihnya. Walau dengan muka ditekuk, tapi mereka akhirnya melangkah melewati Mas Reyhan, tepat didepannya. Melihat hal itu Mas Reyhan tertawa bangga, akhirnya dua bocah ingusan plus-plus itu bisa nurut juga sama beliau yang ageng.

"Nah, gitu dong. Nurut sama pelatih" Ucap Mas Reyhan sambil menepuk pundak Fahri, tapi senyuman bangganya seketika pudar tanpa jejak tapak hitam, tapak merah, tapak ungu atau tapak lainnya.

BUGH

Itu bogeman mentah dari tangan manis Kira yang berjalan didepan Fahri. Bibirnya menyeringai, kemudian bicara sinis.

"Itu buat omongan lo mas rey yang ngelantur tadi, maacih" Ucap Kira sambil tersenyum manis, semanis-manisnya.

Tapi, Mas Reyhan hanya bisa memelototkan matanya lurus dan tangannya memegangi perutnya yang serasa kram permanen. Oh, jangan lupakan juga badannya yang membungkuk, seolah takut ensel dan onderdil dari tubuh atasnya rusak hancur.

BUGH

"Itu hadiah atas pujian lo atas kekompakan gue sama Kira Mas"

BUGH BUGH

"Dan ini buat elo yang dengan lancangnya ngatain Syukuri temen sekelas gue" Ucap Fahri sambil melanjutkan langkahnya, namun terhenti saat melihat Kira meliriknya datar.

"Sarap kalian!"

Mas Reyhan hanya bisa merutuki tata krama anak didiknya sambil memegangi perut, dan kedua pipinya. Sampai-sampai dia bingung, mana yang harus dibelai lebih dahulu. Pipi kanan? Pipi kiri? Atau perutnya dulu?


Design And Plan#BJPW #WATTYS2020Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang