Part 16

33 5 0
                                    

Setelah kejadian itu, Fahri dan Kira kembali akur lagi. Seolah-olah peristiwa kemarin itu hanyalah angin guyonan mereka seperti biasanya yang hanya lalu lewat.

Kini mereka semakin giat menembus kemampuan mereka untuk persiapan berjuang, dilaga ajang silat yang sudah menanti mereka didepan mata.

Tapi keraguan demi keraguan muncul saat beberapa hari lalu mereka mengikuti meeting,  pertemuan persiapan ajang silat yang tentunya dihadiri oleh anak-anak peserta silat yang lain. Dan dari wajahnya saja, mereka bisa menebak bahwa saingan mereka tidak kalah mumpuni dari kemampuan mereka saat ini.

Dan untuk menutupi kemungkinan terburuk, mereka meningkatkan intensitas latihan mereka dengan sangat pesat. Menghabiskan pagi sampai matahari terlelap dengan berkutat disanggar. Seperti saat ini, sanggar lah tempat mereka memadu hari.

"Kampret lo!!!" Teriak Kira sambil berusaha menghujani Fahri tendangan berputar, tapi sayangnya Fahri dapat mengeles dengan mudah meskipun binar lelahnya tampak mendominasi.

Mas Reyhan yang melihat mereka bertarung dipinggir arena sanggar hanya bisa terkekeh sambil berusaha meredam kekehannya dengan raut tegasnya.

"Ayo semangat! Murid-murid tercinta dan terkasihnya Mas Reyhan yang cetar membahenol, jangan pantang surut!"

Teriakan rempong dari mulut manis kedondong muda milik Mas Reyhan tidak henti-hentinya meneriaki mereka. Seakan ingin membakar semangat kedua murid mereka itu dengan kata-katanya yang melengking.

Angga yang baru saja muncul setelah sebelumnya pergi ke toilet, hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah pelatihnya yang dari dulu tidak pernah berubah tersebut. Kemudian, Angga memilih mendekat ke Mas Reyhan dan ikut menikmati tontonan laga live ini.

"Mereka dari tadi belum istirahat Mas?" Senggol Angga, dan itu berhasil menarik sebagian jiwa Mas Reyhan dari fokusnya kepada dua muridnya yang sedang bergelut tersebut.

Mas Reyhan hanya mampu terkekeh dan mengendikkan bahunya. Dan Angga tahu maksud dari kekehan itu, sehingga ia juga ikut tertawa.

"Mereka berdua kayaknya semangat banget, masa iya disuruh istirahat bilangnya 'kerja lembur bagaikan qudaaa'." Ucap Mas Reyhan sambil menirukan perkataan Kira dan Fahri yang tadi bersikukuh menolak istirahat.

Angga yang memandang mereka latihan sampai tidak menanggapi obrolan receh Mas Reyhan. Dan itu sukses membuat Mas Reyhan mencebik dengan kesal, tapi matanya beringsut untuk ikut menatap kearah gelanggang latihan lagi.

Bugh
Bugh

Kira berhasil menarik Fahri dan menjatuhkan badan semampai itu kelantai, disusuli dengan gertakan kepalannya yang mendarat dipipi Fahri. Saat jemari lentik itu menyentuh kulitnya, Fahri hanya bisa meringis, menunggu rasa sakit itu datang.

Merasa tidak ada hantaman yang datang, Fahri membuka matanya. Dan langsung menjerit kesakitan saat jitakan dua ujung jari Kira menyakiti kepalanya, dan mendarat dengan indah disana.

"Aduh Kira! Sakit bego!"

"Hahaha, habisnya ngarep banget kalau gue selesai gitu aja dengan ngebanting lo. Hahaha." Ucap Kira sambil tertawa sumbang dan menengadahkan kepalanya keatas, mirip nenek sihir.

Fahri memberenggut dan berusaha duduk dengan sisa kepayahannya. Kira beringsut menjauh, mengambil dua botol air mineral dari ujung sanggar. Kemudian kembali lagi ketempat Fahri duduk bersama Mas Reyhan dan Angga yang menyusul dibelakangnya.

Fahri memandang kedatangan mereka dan terkejut dengan reaksi spontan Kira yang melempar air kearahnya. Dengan sigap ia menangkapnya dan meneguk dengan rakus cairan air mineral dari botol bermerk "Bedes" itu.

Design And Plan#BJPW #WATTYS2020Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang