Part 9

34 6 0
                                    

"Kira duluan kali ini yang nyerang, kalau kagak Fahri nanti nggak bakal bisa mumpunin nih jurus serangan khusus ala-ala pelatih terkenal paling aduhai badai ulala"

Kira yang merasa terpanggil dengan kata-kata mas Reyhan (pembina paling aduhai badai ulala) melangkah maju dua langkah besar-besar dari tempatnya berdiri tadi, menuju area bertarung mini disanggar mereka. Sanggar mereka? Mas Reyhan aja kali.

Setelah itu, Fahri juga diberikan instruksi yang sama dengan kira, intinya mereka sebentar lagi akan memulai gladi kotor untuk ajang nanti.

"Kalian siap? Kira? Fajri? Eh, Fahri?" Tanya sang pemberi instruksi yang ADUHAI BADAI ULALA.

Bahkan, untuk menekankan julukannya tersebut, Mas Reyhan minta dicapsloock kata-kata aduhai badai ulalanya. Katanya biar mengena, dan bisa menghayati.

Kali ini, tampang Kira dan Fahri adalah tampang-tampang yang sangat,sangat,sangat serius. Bahkan mungkin dua rius. Bahkan mulut merekapun sengaja mereka kunci agar bisa fokus dengan latihan gladi ini, ya meskipun gladi reged.

"Mulai!!" Teriak Mas Reyhan, tapi teriakannya terlalu dilebih-lebihkan.

Walaupun begitu, dua orang muridnya merasa biasa saja. Toh mereka sudah tahu, kalau Mas Reyhan adalah calon aktor yang gagal casting. Sehingga, apapun tingkah pelatihnya tersebut selalu didramatisasi, biar mirip di karate kids katanya.

Kira maju lebih dulu menyerang Fahri dengan tinju yang siap dilayangkan, kemudian Fahri juga melakukan hal yang sama. Ini adalah waktu yang sangat tegang, karena ini adalah pertarungan yang sebenarnya, walaupun masih gladi kotor. Sehingga senyum jail ataupun apa itu harus mereka singkirkan, tentu saja.

Tapi, entah kerasukan apa, Fahri lengah dan malah menatap Kira yang sedang maju melawannya. Sungguh, sumpah demi apapun. Kira hari ini terlihat sangat, sangat mempesona.

Bisa Fahri bayangkan, rambut kira yang hanya dikucir ekor tikus dan sebagian rambutnya yang jatuh berantakan disekitar wajahnya, terlihat begitu, so sexy, so hot.

Bisa dibayangkan sebodoh apa wajah Fahri saat ini. Yang ada hanya senyum konyolnya yang jika diumbar dimuka umum hanya akan malu-maluin.

BUGH
BUGH
BUGH
BUGH

Tonjokan jitu dari jari jemari lentik tangan gadis yang beberapa bulan lalu ia temui dikantin, mendarat dengan mulus dirahangnya, sangat pas.

Menerima serangan dadakan (karena Fahri lengah, jadi dia sibuk melamun, padahal serangan Kira tidak dadakan) dari kira, tubuh Fahri sedikit terdorong kebelakang.

"Fahri!!" Itu suara Mas Reyhan yang meneriakinya keras-keras, lebih ke membentak sih lebih tepatnya.

"Jangan nglamun!!"

Fahri hanya bisa mengangguk-anggukan kepalanya naik turun. Kemudian memfokuskan kembali otaknya digelanggang pertarungan.
Kira sedikit mengernyit melihat senyum miring yang muncul dibibir fahri.

Aneh bin ajaib sekali, bahkan Kira tidak tahu apa maksudnya. Yang ada itu, orang kalau habis dipukul itu nangis atau meringis kesakitan, lha ini malah senyam senyum tidak jelas.

Ih, ngapain sih senyam senyum? Bikin gue klepek-klepek pengen ngejotos secepat gledek. Plis deh, senyumannya Fahri itu kaya?? Err

Kira kembali melayangkan serangannya, tapi kali ini Fahri berhasil mengelak dan kembali bersikap waspada. Kira yang merasa dipermainkan, mulai geram dan berusaha mengerahkan kekuatannya untuk menyerang pemuda berdarah campuran jawa batak tersebut.

Satu kepalan tangan, kemudian tendangan depan, dan serangan lainnya mulai ia lancarkan tapi hasilnya mencengangkan, Fahri terlihat sangat lihai mengelak dan melakukan penghindaran. Fahri pun mulai kewalahan dengan serangan Kira yang dirasa semakin lincah saja, ya jelas wong ahli.

Design And Plan#BJPW #WATTYS2020Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang