yoona-ya~
jangan terlalu serius.
pesan rahasia saja sulit kau pecahkan, bagaimana bisa kau mengetahuiku dengan cepat?NEW YORK
5,-8,4,10,-3,0,14.-670.
"Aish!"
Yoona menghentakkan kakinya kesal. Belum cukup kode kemarin berhasil ia pecahkan, lagi-lagi ia mendapat satu kode lagi. Sehun yang menatap Yoona hanya dapat menghela nafas, ia kemudian berjalan untuk mengambil surat itu.
"Apa sekarang kita masuk dalam permainan matematikanya?" Sehun mendengus, "Memuakkan!"
Yoona berulang kali mengatur nafasnya, beberapa detik kemudian ia menatap serius Sehun.
"Jika ia memaksaku untuk masuk dalam permainannya, maka dia juga harus bersedia menanggung akibatnya!"
Sehun hanya terkekeh, "Sudah aku bilang jangan terlalu memusingkan surat konyol itu, lihatlah sekarang? Bahkan kepalamu akan pecah sekarang,"
Yoona memasang wajah melasnya, "Tapi, aku ingin mengetahuinya Sehun-ah~"
Demi segala murid di sekolah ini Sehun ingin mual. Mendengar aegyo Yoona membuat perutnya merasa di gelitik. Entah ada berapa banyak mahluk aneh yang menggelitiknya hingga Sehun tertawa kecil.
"Yoona-ya~ ini untukmu,"
Yoona menoleh menatap Eunwoo yang kini menyodorkan sebuah susu pisang untuknya. Berbeda halnya dengan Sehun yang justru mendengus sebal, bukannya cemburu hanya saja ia kesal, mengapa ia tidak di beri juga?
Yoona tersenyum canggung, "U-untukku?"
Eunwoo dengan senyum yang manisnya mengangguk. Dengan ragu dan gugup Yoona menerimanya. Mata Eunwoo mengedar ketika melihat tatapan sengit Sehun.
"Maaf, kebetulan aku hanya membeli dua dan ku fikir lain kali saja aku mentraktirmu susu pisang," Tukas Eunwoo.
Sehun melangkah mendekati Yoona, ia menyeret tangan gadis itu. Tetapi, ketika berhadapan dengan Eunwoo ia menyipitkan matanya.
"Terima kasih, tetapi aku tidak butuh!"
Yoona berjalan sambil menyeret kakinya untuk kembali. Sehun yang penuh pemaksaan tetap menyeretnya menjauh dari Eunwoo. Berulang kali Yoona berusaha menjelaskan bahwa tidak sopan meninggalkan seseorang dalam situasi buruk seperti itu. Setelah merasa tempatnya strategis, Sehun kemudian melepaskan tangan Yoona.
Sehun menghela nafas, "Apa kau tidak curiga padanya?"
Yoona menyergitkan alis, "Curiga? Untuk apa?"
Sehun memegang bahu Yoona lalu menatapnya penuh serius, "Susu pisang dan murid olimpiade matematika, apa kau masih tidak paham juga?"
Yoona terdiam sejenak, pikirannya terus berputar mencerna ucapan Sehun. Hingga saatnya ia tersadar, ia sedikit membulatkan matanya.
"Jangan bilang kalau kau mencurigai Eunwoo sebagai dalangnya?"
Sehun mengangkat bahunya acuh, "Bisa saja, apa kau tidak curiga," Sehun menghela nafas, "Selama ini ia tidak pernah bersikap manis padamu, tapi lihat sekarang? Ia bahkan datang hanya untuk memberimu sebuah susu pisang,"
Sehun berjalan memutar lalu kembali ke hadapan Yoona, "Satu lagi! Kau tahu bukan kalau ia adalah anak olimpiade matematika, dan kemungkinan besar ia merancang pesan rahasia dengan bekal otak cerdasnya itu?"
"Kau ingat pesan terakhir tuan 670 itu? bilangan positif dan negatif, bisa saja ia menambahkan teori matematikanya?" Sambung Sehun lagi.
Yoona menggigit bibirnya pelan, "Ka..kau benar,"
Yoona berfikir sejenak lalu menjetikkan jarinya, "Aku harus memberitahu Kai mengenai pesan rahasia baru ini!"
+++
ada yang bisa bantu yoona pecahin sandinya? ehehe.
KAMU SEDANG MEMBACA
poem letters
Short StoryYou left with no goodbye, not a single word was said, no final kiss to seal any sins. [ 11/05/18 - 24/08/18 ] #3 in yoona [23/07/20] #2 in yoona [05/08/20]