11. Mereka, Double S.

651 186 22
                                    

yoona-ya~
selamat pagi!
hari ini benar-benar luar biasa.
senyummu indah. aku suka.

ESNUNSHI
9 3 7 7

-670.

Yoona benar-benar bosan. Ini sudah masuk surat kesekian yang ia terima. Mengenai Minhyun, kemarin Kai dan Yoona bertemu. Hal yang membuat ia ragu bahwa Minhyun pelakunya sebenarnya cukup simple.

Tidak ada seseorang yang mengirim surat jika ternyata ia bisa mengucapkan hal yang sama?

Mengerti maksudnya?

Begini, Yoona sedikit berhipotesa. Jika Minhyun bisa memberinya perhatian langsung bahkan berkata seperti itu, lantas untuk apa ia repot-repot menyelinap setiap pagi dan membuat kode rahasia? Ini kurang masuk akal jika Minhyun pelakunya. Apalagi menurut percakapan kemarin, Minhyun dengan terang-terangan bertanya mengenai rumornya bersama Yoona.

Disini kita bisa mengambil kesimpulan bahwa Minhyun tidak bersalah.

"Bisakah kita melupakan surat itu saja? Yoona beberapa hari belakangan perhatianmu bukan untukku lagi, melainkan kepada surat sialan itu," Rengek Sehun.

Berbicara soal Sehun, lelaki itu kembali masuk hari ini. Walaupun keadaannya masih cukup kurang stabil, setidaknya Sehun masih bisa berjalan dan berbicara meskipun suaranya serak.

"Kau lebih memikirkan siapa pelakunya dan lupa untuk menjengukku, inikah bentuk penghianatanmu kepadaku setelah kita berteman selama dua tahun?" Ricau Sehun lagi.

Yoona menggeleng lalu segera meraih bahu Sehun. Lelaki itu benar-benar sensitif semenjak ia sakit dan tragedi dimana Yoona hampir lupa untuk mengunjunginya.

"Sehunnie, kenapa kau begitu rewel setelah sakit, huh?" Yoona tersenyum gemas lalu menarik pipi Sehun dengan kedua tangannya, "Apa kau lapar? Aku fikir kau kurang nutrisi makanya kau mudah sakit,"

Sehun semakin mengeluarkan tingkah kenakan-kanakannya, ia meraih kedua tangan Yoona agar gadis itu melepaskan cubitan mautnya di pipinya.

"Ini sakit, berhenti menyakitiku,"

Yoona tertawa lalu melepaskan cubitannya.

Dari arah jauh, Kai terlihat sibuk mencari seseorang hingga saatnya ia melihat Yoona yang sedang tertawa dari kejauhan. Dengan senyum yang mengembang ia berlari kecil ke arah dua orang yang sibuk bercanda itu.

"Yoona-ssi! Sehun!"

Keduanya kompak menoleh.

"Apa itu?" Sahut Sehun saat pertama kali menatap sebuah kertas yang kini di pegang oleh Kai.

Kai menatap kertasnya, "Ini?"

Sehun mengangguk.

"Ini pemecahan sandi yang Nona Im berikan padaku, kau tahu Sehun beberapa hari ini tuan 670 sering memberi pesan rahasia yang manis untuk gadis ini," Tunjuk Kai ke arah Yoona.

Yoona menghela nafas lalu mengalihkan topik pembicaraan, "Kau sudah memecahkan sandinya?"

Kai mengangguk, "Seperti biasanya aku bisa memecahkannya, aku fikir tuan 670 mempunyai beberapa cara untuk mengulik pesan rahasianya bahkan aku sempat pusing sendiri,"

Sehun mendengus malas, ia kemudian mengambil alih kertas dari tangan Kai. Matanya sibuk mencerna beberapa cakaran tak jelas milik lelaki itu. Hingga saatnya alisnya mengerut.

"Dibalik cakaran banyak ini, pesannya hanya mengandung permintaan maaf?" Sehun menggerilkan bola matanya, "Ini gila!"

Yoona menepuk keras bahu Sehun membuat lelaki itu meringis, "Berhenti membaca privacy-ku!"

Sehun mendengus tak suka. Ia memilih diam lalu ikut menyaksikan bagaimana Kai menjelaskan teori pesan rahasianya. Yoona terlihat mengangguk seolah paham. Benar-benar membosankan.

"Sehun!"

Sehun menoleh begitu melihat seorang gadis yang kini melambai-lambai seolah memberi kode agar Sehun segera menemuinya. Karena merasa tak begitu teranggap, Sehun melangkah menyusul gadis itu.

Berbeda halnya dengan Yoona yang kini menoleh ketika mendengar hembusan nafas kasar Sehun yang perlahan meninggalkannya. Merasa tak diperhatikan lagi, Kai langsung menoleh ke arah objek yang sekarang gadis itu lihat.

"Dia, Seulgi-teman teater Sehun. Banyak yang bilang jika mereka adalah double S kebanggaan anak teater,"

Yoona tak bergeming, ia masih fokus menatap Sehun yang kini terlihat menoleh ketika jari gadis itu menunjuk ke arahnya. Tak selang tiga detik, Sehun kembali membuang pandangannya. Dengan cepat ia menggenggam tangan gadis itu agar mereka bisa pergi bersama.

"Menurutmu, apa mereka dekat?" Tanya Yoona tiba-tiba.

Kai terlihat berfikir lalu mengangkat bahunya acuh, "Entah, tapi sepertinya anak teater sering memasangkan mereka untuk beradu peran. Jadi, mungkin mereka dekat,"

Yoona membuka mulutnya membentu huruf vokal. Entah mengapa ia merasa terganggu dengan kehadiran Seulgi. Kai yang melihat perubahan raut wajah Yoona perlahan terkekeh, sepertinya hukum alam dalam perteman antara laki-laki dan perempuan akan segera berlaku.

+++
ada yang bisa pecahin pesan rahasianya?
ehehehe.

poem lettersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang