12. Kepercayaan runtuh.

632 177 28
                                    

yoona-ya~
aku rasa bukan hanya aku yang menyukaimu.

salahkah aku jika aku menuntut rasa cemburu? aku cemburu dengan teman yang selalu bersamamu-ah lupakan.

1+2+3+4+5 ≠ 15

-670.

"Cih, dia cemburu padaku?" Komentar Sehun sambil berulang kali menghalangi tangan Yoona yang kini berusaha kembali meraih suratnya.

Yoona menggertakkan giginya, "Aku bilang jangan membaca privacy-ku Sehun!"

Sehun menatap tajam Yoona, "Jadi, setelah beberapa hari ini kau berurusan dengan surat menyebalkan ini. Kau jadi tertutup padaku? huh?"

Yoona menatap Sehun tak kalah sengit. Ia membenci sifat Sehun yang selalu ingin tahu segalanya. Ia benci bagaimana Sehun selalu masuk untuk mengetahui privacy-nya seharusnya seorang teman memiliki batasan dalam bertindak. Tiba-tiba sekilas bayangan seseorang melintas di kepalanya, membuat Yoona menjadi semakin emosi.

"Apa katamu? Aku tertutup?" Yoona tertawa kecut, "Seharusnya aku yang harus bertanya padamu, sejak kapan kau menutupi fakta jika kau sebenarnya adalah anak teater sekolah?"

Sehun terdiam, perlahan ia melepaskan tangan Yoona yang tadi ia pegang erat.

Yoona kembali tertawa pilu, "Kenapa kau diam Tuan Oh? Apa kau sedang berfikir tentang alibi apalagi yang akan kau katakan padaku?" Yoona menghela kasar, "Jadi, sebenarnya siapa yang bersikap tertutup sekarang, hm?"

Sehun terdiam sejenak. Setelah emosi Yoona perlahan mereda, ia kemudian menghela nafas lalu membuka suara.

"Maafkan aku, aku hanya malu jika-"

Yoona menatap sinis lelaki itu lagi, "Jika aku mengetahui bahwa kau sedang dekat dengan Seulgi?"

Sehun membulatkan matanya, "Se-seulgi? Kenapa bisa kau me-"

Yoona mendengus kesal lalu mengambil kertas dari tangan Sehun. Lelaki itulah yang sebenarnya berubah sekarang. Bahkan pertemanan mereka telah genap dua tahun, tetapi mengapa ia justru menutupi fakta itu selama ini?

"Berhenti mengetahui privacy-ku lagi Tuan Oh, jika kau tidak ingin privacy-mu aku ketahui juga!"

Sehun mengacak rambutnya kesal, "Ini hanya kesalahpahaman kecil, Yoong. Seharusnya kau tidak bersikap berlebihan seperti ini, lagipula aku dan Seulgi hanya sebatas rekan teater,"

"Kesalahpahaman kecil katamu? Apakah rahasia selama dua tahun adalah hal yang kecil?" Yoona tertawa miris, "Ternyata otakmulah yang dangkal selama ini,"

Yoona menghela nafas lalu menepuk bahu Sehun, "Satu lagi! Katamu aku berlebihan? Lalu apa bedanya denganmu yang justru selalu memaksaku untuk mengetahui privacy-ku?"

Sehun terdiam. Begitu banyak ungkapan yang ingin ia keluarkan tetapi melihat wajah Yoona yang terlihat memerah membuatnya mengurung niatnya. Sehun menghela nafas lalu meraih tengan Yoona yang masih bertengger di bahunya.

"Tolong jujur padaku, apa kau cemburu aku dekat dengan Seulgi?"

Yoona membulatkan matanya, ia kemudian menepis kasar tangan Sehun yang kini mengenggamnya lembut. Ia menatap sengit ke arah lelaki itu.

"Kau harus tahu satu fakta, kita berteman! Berhenti berharap bahwa aku bisa menyukaimu hanya karena perhatianmu selama ini! Kau salah besar!" Yoona menghela nafas, "Jauhi aku beberapa hari ke depan, kita perlu untuk mengkoreksi kesalahan masing-masing,"

Yoona memilih pergi dari hadapan Sehun dengan tangan yang masih memegang surat dari lelaki misterius. Yoona memejamkan matanya sejenak, ia menggelengkan kepalanya beberapa kali lalu kembali membuka matanya. Seperti ada yang sakit di dalam sana. Ia menyesal, sungguh menyesal. Seharusnya ia tak mengatakan itu pada Sehun, tapi apa piring yang pecah dapat di perbaiki kembali? Jawabannya tidak.

"Eunwoo!"

Eunwoo yang kebetulan berjalan sambil meminum susu pisangnya kini terhenti melihat Yoona yang berlari kecil ke arahnya.

"Apa kau ingin ke kelas?" Tanya Yoona.

Eunwoo mengangguk, "Mau ke kelas bersama?"

Yoona menggigit bawah bibirnya kemudian mengangguk ragu. Eunwoo tersenyum, seperti biasanya ia menampakkan senyum manisnya. Yoona sedikit terkejut saat merasakan tangannya di genggam oleh Eunwoo.

"Kelas kita satu arah bukan? Ayo!"

Yoona mengangguk patuh. Kakinya mulai berjalan bersamaan dengan derap langkah kaki Eunwoo. Berbeda halnya dengan Sehun yang kini menatap pilu kepergian Yoona.

"Seharusnya aku sadar bahwa kata-kata itu tak seharusnya muncul," Sehun mengerang kesal, "Bodoh! Bodoh!"

Sedangkan dari arah jauh seseorang mengamati Sehun dengan senyum tipis yang sulit diartikan. Permainan ini semakin seru, batinnya.

+++
ada yang bisa memecahkan pesan rahasia di atas? siapa yang kalian curigai sebagai dalang di balik semua kekacauan ini? siapa kira-kira yang memasang perangkap agar Yoona dan Sehun saling menjauh?

poem lettersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang