a fairytale:
me,
falling for you
and you,
feeling the same.but, this not a fairytale.
so, do you love me?-670.
Kira-kira bunyi surat itulah yang membuat Yoona memutuskan untuk menjalankan saran Chanyeol yaitu melihat seluruh tulisan anak di kelas. Sekarang Yoona mendatangi bangku-bangku para teman kelasnya, barang kali di antara satu kelas ada yang menaruh hati padanya?
Semuanya sudah Yoona periksa dan hampir kebanyakan tidak memiliki ciri-ciri yang sama dengan tulisan si tuan 670. Bahkan Sehun yang ia prediksi menjadi tersangka utama justru bebas karena tulisannya benar-benar sangat tidak percis. Untung saja lelaki itu sedang latihan theater jadi Yoona dengan mudah mengobrak-abrik isi lacinya dan melihat tulisan Sehun.
Hanya satu orang yang belum Yoona buktikan yaitu tulisan si biang gosip yaitu Baekhyun. Tepat sekali, lelaki bermata kecil itu sedang sibuk menulis sesuatu di bukunya-tumben sekali ia tidak mengintip lagi, tapi, persetan dengan semua itu-Yoona membutuhkan tulisan Baekhyun.
"Baekhyun berikan bukumu," Ucap Yoona sambil mengadahkan tangan meminta buku yang sekarang Baekhyun pakai.
Baekhyun tak merespon, ia justru sibuk menulis tugasnya yang tak ia selesaikan.
Yoona kesal sendiri, tanpa izin dia menarik paksa buku Baekhyun mengakibatkan tulisan lelaki itu bengkok membentuk garis panjang beberapa derajat.
"Yoona tugas bahasa mandarinku belum selesai!" Keluh Baekhyun.
Yoona mendecih, "Makanya dahulukan tugasmu sebelum mengintip di aula,"
Baekhyun menghela nafas malas, "Jadi, kau dendam gara-gara aku tidak mengajakmu mengintip adegan romantis Sehun?"
Yoona memutar bola matanya, moodnya mendadak hacur mendengar perkataan Baekhyun yang sangat memuakkan. Dengan langkah cepat ia menghempaskan buku itu di atas meja.
"Aku tidak membutuhkannya lagi," lalu melenggang pergi.
Baekhyun menganga tanpa suara, ia menggertakkan giginya kesal lalu meraih kembali bukunya yang malang.
"Dasar anjing galak. Oh, bukuku yang malang, dirimu jadi terluka,"
Yoona memilih ke taman sekolah. Ia duduk sendiri di bawah pohon rindang sambil mengamati sepatu berpitanya. Hidupnya benar-benar kosong semenjak Sehun memperlakukannya 'berbeda' beberapa hari yang lalu.
"Semua orang tidak memiliki tulisan yang sama-bahkan Sehun pun tulisannya tidak seperti itu," Yoona menghela nafas, "Lalu, siapa pelakunya?"
Dari arah jauh Sehun mengamati Yoona. Perlahan ia menghela nafas, jika biasanya jam istirahat mereka pakai dengan bercanda di koridor sekarang sudah tak adalagi. Tak adalagi tepukan kasar di bahunya yang sangat ia rindukan, tak adalagi suara cempreng yang memanggil namanya ketika jam pulang sekolah. Semuanya memang benar-benar berubah hanya karena satu kata Yoona yang begitu melukai hati Sehun hari itu.
"Kau sendiri yang memilih semuanya Yoona," Lirihnya.
Sehun mengamati roti yang masih utuh terbungkus di tangannya. Perlahan senyum tipisnya terukir, ia menghentikan salah seorang gadis yang kebetulan melintas.
"Tolong, berikan ini padanya. Dia belum sarapan sejak tadi," Ucap Sehun sambil menunjuk ke arah Yoona yang kini mengacak rambutnya frustasi.
Gadis itu menyergitkan alis, "Kenapa bukan kau saja?"
Sehun menggeleng, "Jika aku bisa sudah daritadi roti itu sampai ke tangannya. Tapi, aku sedang bertengkar dengannya." Tutupnya dengan nada lesu.
Gadis berambut coklat madu itu mengangguk paham lalu menerima roti yang di berikan Sehun.
"Terima kasih, em-"
Gadis itu tersenyum, "Panggil aku, Wendy,"
Sehun ikut tersenyum, "Terima kasih, Wendy," Belum sempat gadis itu melanjutkan langkahnya, Sehun kembali membuka suara, "Tolong, jangan bilang itu dariku,"
Wendy mengangguk, "Tenang saja," ia kemudian melangkah ke depan menepuk bahu Sehun, "Gadis memang penuh misteri. Kau harus bersedia berkorban sedikit lebih banyak, em-sepertinya kau harus lebih dulu mengalah agar masalah kalian cepat selesai,"
Sehun mengangguk, "Akan kupikirkan,"
Wendy tersenyum kembali lalu menarik tangannya ke posisi semula, "Semoga hubunganmu cepat baik dengan-tetanggaku,"
Sehun membukatkan matanya tak percaya, "Tetangga?!"
Wendy terkekeh lalu mengangguk.
"Baiklah, aku akan pergi. Jika aku disini menjelaskan hubunganku dengan gadis itu, bisa-bisa ia akan hilang dari sana," Ucapnya sebelum benar-benar melangkah pergi menghampiri Yoona.
Sehun tersenyum tipis, setidaknya hatinya sedikit menghangat setelah melihat Yoona yang menerima pemberian gadis bersurai coklat madu itu. Bahkan mereka terlihat akrab membuat Sehun menjadi sedikit tenang.
"Sepertinya kau mendapat penggantiku," Ucapnya lalu melenggang pergi.
pelakunya akan terbongkar di chapter selanjutnya!
jadi, siap menerka-nerka? pelakunya bisajadi orang yang tak kalian sangka :)
KAMU SEDANG MEMBACA
poem letters
Short StoryYou left with no goodbye, not a single word was said, no final kiss to seal any sins. [ 11/05/18 - 24/08/18 ] #3 in yoona [23/07/20] #2 in yoona [05/08/20]