yoona-ya!
apakah harimu masih tetap baik?
hari ini aku tidak ingin membuatmu tertekan, jadi kodenya aku tahan saja.-670.
Yoona menghela nafas, setidaknya ia tidak dibuat pusing lagi. Tapi, walau bagaimanapun ia tetap akan mencari siapa biang dari masalah ini.
"Sehun, aku dengar kau akan tampil teater minggu depan dengan Seulgi?" Tanya Baekhyun yang kebetulan melintas di depan Yoona.
Sehun, lelaki itu menyadari kehadiran Yoona di loker. Dengan tenang ia berusaha bersikap biasa-biasa saja, dan tentunya dengan perubahan total.
"Hm," Dehem Sehun membenarkan.
Baekhyun berhenti, ia menahan lengan tetangganya yang secara otomatis juga menghentikan langkah Sehun.
Suasana menjadi sangat buruk, dimana Baekhyun berhenti tepat tiga langkah di depan Yoona. Sepertinya lelaki pendek itu tidak menyadari masalah dua bersahabat itu, tapi biasanya memang jika tidak bersama Yoona, Sehun akan bersamanya. Jadi, hal apa yang membuat Baekhyun curiga jika Sehun sedang bermasalah dengan gadis itu?
"Bukannya kau tidak sehat belakangan hari ini? " Baekhyun mengetuk dagunya lalu tersenyum menggoda, "Ah, tapi sepertinya aku tahu mengapa kau semangat ingin mengikuti teater meskipun kesehatanmu tidak memungkinkan,"
"Apa?" Tanya Sehun dengan bodohnya.
Baekhyun tertawa kecil, ia menyenggol bahu Sehun dengan bahunya, "Kau pasti rindu dengan Seulgi kan?"
Sehun menghela nafas, ia melirik sekilas gadis itu melalui ekor matanya. Ketika melihat ekspresi Yoona yang terlihat datar, seolah tak peduli-ia kemudian mengangguk.
"Iya, aku rindu ingin mengenggam tangannya," Ucap Sehun lalu merangkul bahu Baekhyun, "Jadi, apa keterangan itu sudah cukup untuk mengantar kita kembali ke kelas?"
Baekhyun terkekeh, "Tentu saja!"
Mereka berjalan bersama menelusuri koridor, meninggalkan Yoona yang kini mengepal erat kertas di genggamannya. Ia juga bodoh, mengapa mulutnya sangat kaku bahkan hanya untuk menyebut nama Sehun saja?
Ya, Sehun sudah masuk sekolah lagi hari ini. Dan perubahannya sangat besar, ia bahkan tak mengajaknya bicara seperti biasanya-tentunya ia menepati kesepakatannya dengan Yoona seperti tempo hari.
Karena terlalu sibuk dengan lamunannya, Yoona sampai tidak sadar jika seseorang kini berada disampingnya. Lelaki itu terlihat ikut mengamati kepergian Sehun dengan mata yang memicing, beberapa detik kemudian ia menghela nafas.
"Kalau kertasnya kau kepal seperti itu yang ada kau semakin sulit menemukan pelakunya," Sahut lelaki itu yang sukses membuat Yoona terkejut, kaget.
"Cha-yeol! Kau mengagetkan saja!" Yoona mengembungkan pipinya kesal.
Chanyeol terkekeh, ia langsung menormalkan posisinya menjadi tegap, setelah tadi ikut membungkuk menyamakan tinggi Yoona saat melihat kepergian Sehun tadi.
"Bagaimana kasusumu? Apa sudah ada peningkatan?" Tanya Chanyeol.
Yoona menggeleng, "Tidak. Malah semakin buruk, semuanya hancur gara-gara surat sialan ini!" lalu ia semakin meremas kertasnya.
"Hancur?"
Yoona mengangguk lalu menghembuskan nafas lemahnya, "Persahabatanku hancur gara-gara diriku sendiri. Dia pergi, orang terbaik dalam hidupku telah pergi..."
Chanyeol tanpa sadar mengelus bahu gadis itu, berusaha memberikan kekuatan. Ia tahu bagaimana kuatnya persahabatan mereka, mengingat Sehun yang begitu membenci orang asing yang menganggu loker sahabatnya, seperti tempo hari.
"Kau ingin aku membantumu menyelesaikan semua masalah ini?"
Perlahan Yoona mendongak menatap Chanyeol, "Apa itu benar?"
Chanyeol mengangguk, perlahan senyum tipis terlihat di wajahnya.
"Aku tahu bagaimana cara menangkap basah orang itu tanpa kau sibuk menerka teka-tekinya,"
Yoona menyergitkan alis penasaran, "Apa itu?"
Chanyeol memberi kode kepada Yoona agar gadis itu mendekat, seolah mengerti gadis itu dengan cepat merapat ke arah Chanyeol. Lelaki itu terlihat sedikit menunduk mensejajarkan tingginya lalu berbisik ke telinga Yoona.
"Ah, kenapa aku tidak pernah memikirkan ide itu sebelumnya?" Sesal Yoona sambil menghentakkan kakinya kesal.
Chanyeol terkekeh, lalu memperbaiki posisinya kembali, "Itu karena kau terlalu bersemangat dengan teka-tekinya. Alangkah baiknya kau mengikuti permainannya dengan halus agar kita bisa menjebaknya dengan mudah,"
Dari arah jauh, seseorang masih saja mengintai.
Si telinga lebar itu memang selalu menghancurkan segalanya.
Kata orang itu sebelum ia memutar langkahnya mencari jalan lain. Setidaknya ia harus tetap terhindar dari Yoona sebelum semuanya semakin terungkap.
main teka-tekinya nanti ajha :')
duh yang sembunyi minta di tampol gais.
KAMU SEDANG MEMBACA
poem letters
Short StoryYou left with no goodbye, not a single word was said, no final kiss to seal any sins. [ 11/05/18 - 24/08/18 ] #3 in yoona [23/07/20] #2 in yoona [05/08/20]