Tersangka Pertama.
CHA EUN-WOO.
1. Anak Olimpiade Matematika.
2. Pekerjaan; menghabiskan waktu istirahat di perpustakaan.
3. Dapat di pastikan bahwa ia anak pencinta sastra.
4. Pencinta lingkungan.
5. Riwayat asmara; Tidak pernah berpacaran.Yoona berulang kali mengetuk dagunya menggunakan pulpen. Ia menatap kumpulan surat yang sengaja ia satukan dalam sebuah kotak berwarna hitam.
"Dia tidak pernah berpacaran, jadi bisa kupastikan jika ini adalah cinta pertamanya-em, itu sebabnya ia hanya mampu mengirim surat?" Tanya Yoona sendiri.
Semua fakta di atas berdasarkan ucapan Kai, berhubung mereka adalah teman satu futsal makanya Kai mengetahui banyak hal tentang Eunwoo. Perihal mengapa Kai tertawa tadi, sebenarnya Kai hanya tidak habis fikir mengapa Eunwoo melakukan hal seperti itu.
I wish ooh ooh ooh
Ring My bellYoona mengalihkan pandangannya ke arah ponselnya yang bergetar. Dalam layar itu terlihat nama Kai yang mendominasi layar ponselnya. Tanpa berfikir panjang, Yoona langsung menggeser layar ponselnya.
"Yoboseyo?"
Kai terdengar menaruh kembali barangnya yang jatuh, "Ah, ah-kau sudah mengangkatnya,"
Yoona menyergitkan alis, "Ada apa?"
Kai terdengar berdehem lalu mulai menatap kertas yang sibuk ia coret tadi, "Begini, sepertinya sandi kedua ini terlihat lebih rumit. Tapi, tenang saja aku akan berusaha memecahkannya secepat mungkin,"
Yoona menutup kotak suratnya, "Tak masalah, kau membantuku saja itu sudah lebih baik,"
Sempat terjadi hening beberapa saat hingga suara Kai kembali terdengar.
"Yoona-ssi?"
"Ne?"
"Apa kau berfikir bahwa Eunwoo adalah pelaku sebenarnya?" Tanya Kai hati-hati.
Yoona terdiam beberapa detik sambil menatap kertas yang berisikan fakta tentang Eunwoo.
"Aku kurang yakin soal ini, lagipula menurutku ia mungkin menghabiskan separuh hidupnya untuk belajar," Yoona menghela nafas, "Dan, Ya... Aku fikir ia tidak memperdulikan masalah asmaranya. Jadi...."
Kai terdengar girang, "Bagus!"
Yoona menyergitkan alis, "Maksudmu? Apanya yang bagus?"
Kai menghela nafas, ia mengetuk-ketuk bolpoin-nya di atas meja, "Em, sepertinya aku mencurigai satu orang,"
"Siapa?"
"Hwang Minhyun,"
Yoona sedikit tak percaya, "A-apa? Kau mencurigai Minhyun Si Pencinta Kebersihan?"
Minhyun sendiri merupakan salah satu Anak Olimpiade Kimia di sekolah. Dia termasuk orang yang sangat peduli akan kesehatan dan kebersihan lingkungannya. Dan tidak diragukan lagi jika ia sangat ahli dalam perhitungan, ia juga sekelas dengan Eunwoo-dia penjaga perpustakaan. Bukan-ia kutu Buku.
Kai menghela nafas di balik ponselnya, "Aku berfikir jika ia adalah tipikal anak yang pemalu, mungkin memberimu surat adalah caranya untuk menyampaikan rasa sukanya padamu,"
"Bagaimana kau tahu jika ia menyukaiku?"
Kai kembali berfikir, ia menatap ke arah luar jendela kamarnya, "Aku pernah mendengar kabar jika ia menyukai anak sekelasmu dan orang-orang menyebutnya Nona Im,"
"Jadi, siapa lagi selain kau yang bermarga Im di kelasmu? Huh?" Sambung Kai.
Yoona sedikit meringis, "Benar juga, tapi..."
Kai mendengus kesal, "Jangan terlalu ragu atas apa yang kau yakini, jadi berfokuslah untuk menyelidiki Minhyun selagi aku memecahkan sandi keduamu, mengerti?"
Yoona mengangguk, "Baiklah,"
"Aku akan menelponmu lagi jika aku berhasil memecahkan sandi ini," Kai menghela nafas, "Satu lagi, titipkan salamku kepada Sehun. Aku dengar ia terserang demam seharian,"
Yoona terdiam sesaat. Ya Tuhan! Bagaimana bisa ia lupa untuk menjenguk Sehun?
"Ba-baiklah, Kai-ssi. Aku rasa aku punya keperluan mendadak. Maaf aku matikan,"
Tut.
Sambungan itu berakhir dan digantikan dengan langkah lebar Yoona yang segera keluar dari kamarnya. Ia sedikit berlari sambil mengambil kunci motornya, bagaimana pun juga ia ingin memastikan jika lelaki itu baik-baik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
poem letters
Short StoryYou left with no goodbye, not a single word was said, no final kiss to seal any sins. [ 11/05/18 - 24/08/18 ] #3 in yoona [23/07/20] #2 in yoona [05/08/20]