Husstt!

985 48 0
                                    

*typo dimana-mana. Kalau nemu typo comment aja biar bisa direvisi
***************************************
"PAGEE SEMUAA!!"
Pukul 6.00 suara chici telah menggelegar di dalam kediaman keluarga chayton.

"Chici jangan ribut yah! Ayah masih ngantuk nih" ayahnya keluar menemui chici di ruang tamu lalu kembali kekamarnya lagi.

"Dasar bapak-bapak untung sayang" gumam chici setelah ayahnya benar-benar sudah masuk dalam kamar.

Kini chici berlari kelantai atas untuk membangunkan seseorang disana yang masih bergulat dengan mimpinya.

'Tok.tok.tok'
"Ebi bangun" sahut seseorang dari balik pintu kamar ghebi. Ghebi yang merasa tidurnya sudah sangat nyaman hanya menghiraukan ricauan sodaranya.

"EBI BANGUN!! NAPA TADI LO GAK SEKOLAH?! INI GUE UDAH PULANG!!"

"Hmmm!! Gue kan tidur" jawabnya malas.
"WHAT??!! GUE GAK SEKOLAH?!??" ghebti terlonjak kaget ketika telah sadar yang diucapkan seseorang dibalik pintu itu.

Dengan sigap ia membuka pintu menemui chici.

"AITSS JAHAT LO GAK BANGUNIN GUE!!" protes ghebi

Chici yang mendengar ocehan ghebi hanya terkekeh karena yang diucapkannya tadi hanya kebohongan agar ghebi mau bangun.

"Napa lo ketawa??!!"

"Ebi lucu kalau kaget"
"HAHAHAHH" tawa chici kembali pecah menggema didalam kamar ghebi.

"Issh dasar titipan neraka jahanam" ghebi berdecak sebal sebab tidurnya harus terganggu oleh candaan chici.

"Mandi gih lo bau" suruh chici.

"Yaudah lo keluar"

25 menit sudah ghebi telah selesai melakukan ritual mandinya dan lengkap dengan pakainnya. Tapi masih ada sedikit polesan yang kurang. Lensa coklat, kacamata, dan tambahan tahi lalat kecil untuk pipi kanannya. Ghebi mengubah penampilannya bukan untuk menjadi nerd, ia tidak menggunakan kepang dua. Ghebi hanya sedikit mengubah wajahnya agar disekolah tidak ada yang tau identitas asli ghebi.

Tok.tok.tok

"Masuk!!" seru ghebi dari dalam kamar.

"Ghebi ayo mak-" seruan chici terpotong ketika melihat tampilan wajah ghebi berubah.

"Itu lo ebi??"

"Husstt disekolah nanti manggilnya ghebi aja! Setau siswa disekolah ebi yang itu pindah beberapa hari setelah lo ke negera orang" ujar ghebi dengan cengiran khasnya.
"Tenang aja, ebi ngak bakalan jadi nerd kok" lanjut ghebi

"Hm oke deh!! Ayo makan!?" chici menarik tangan ghebi menuju ruang makan karena jika tidak dengan cara ini ghebi tidak akan kesana.

"Chici da-" ucapan bundanya terpotong ketika melihat seseorang yang ada disamping chici.

"Chici kenapa sih kamu suka banget dekat sama dia?!! Memangnya kamu mau bernasib-"

"Bunda stop!!! Ebi juga sodara chici ebi juga anak ayah sama bunda!! Bisa gak kalian lupain kejadian itu!! Itu semua takdir bun" ujar chici tegas kemudian menarik tangan ghebi untuk meninggalkan meja makan.

"HEII!! KAU APAKAN ANAKKU?!! KAU JANGAN MENGHASUTNYA!!" teriak bunda mereka penuh sindiran yang tertuju pada ghebi

'Test' buliran itu kembali lolos dengan mulusnya menghasi wajah seorang gadis yang sedari tadi mendengar perdebatan keluarganya.

"Isshh sebel deh!! Tuh kan ebi nangis lagii! Jangan nangis yah ebi kita beli es krim deh" bujuk chici kemudian menghapus buliran itu dari pipi ghebi.

"Makasih twins" gumamnya sangat kecil. Ia kalah telak dengan saudaranya. Bahkan hanya untuk mengucapkan terimah kasih pada saudaranya sendiri nyalinya langsung menciut.

"EBII!!"
Ghebi yang mendengar teriakan chici tersontak kaget.

"Ebi gue duluan yah! Kamu nyetirnya hati-hati" seru chici kemudian meninggalkan ghebi. Ghebi dan chici memiliki kendaraan masing-masing.

Semua fasilitas yang dimiliki ghebi adalah hasil dari jeripayahnya sendiri. Sejak kelas 3 SMP dia sudah membangun sebuah cafe kecil-kecilan bermodalkan uang dari omanya. Hingga sekarang cafe itu kian berkembang dan cukup terkenal dimana-mana. Omanya merahasiakan sedikit warisan yang ingin ia beri pada ghebi sebelum ia meninggal. Hanya ghebi, oma, dan tuhanlah yang tau warisan itu. Warisan itu ia sisihkan sedikit untuk mengembangkan cafenya.

Saat turun dari mobil banyak pasang nata yang menatapnya kagum dan ada juga yang menatapnya iri. Walaupun ghebi sedikit mengubah tampilan wajahnya tapi ia masih tetap menampilkan aura cantiknya.

'Dasar nerd kebelet kaya'

'Hasil om-om tuh'

'Tampilannya aja alim tapi hasil om-om'
Ocehan serta sindiran yang keluar dari murid hanya didiami oleh ghebi.

"MAU LO SEMUA APA HAH?!! GAK CAPEK APA NGURUSIN IDUP ORANG!! JALANG TERIAK JALANG!! ENYAH LO BITCH!!" emosi seorang gadis yang sedari tadi hanya diam melihat orang tersayangnya dihina kemudian pecah.

Semua murid diam melihat siapa yang membentak mereka tadi. Mata mereka terbelalak dan mulut mereka serasa keluh setelah mengetahui siapa gadis itu. Tidak ada yang berani mencari masalah dengan gadis itu. Siapa lagi kalau bukan chici anak dari pemilik yayasan ini.

"NAPA LO DIEM KALAU NGADAPIN GUE?!! SAMA YANG BIASA AJA BELAGU TERUS SAMA YANG BERDUIT LANGSUNG MUKA 2!! AUUS DUIT LO?!!" bentak gadis itu ketika melihat murid yang menyindir ghebi langsung diam seolah-olah yang tadi bukan ucapan mereka.

"Udah ci. Diemin aja" seru ghebi meredakan emosi chici yang lagi pas dipuncak-puncaknya. Gunung kali ah bilang puncak😂.

Chici yang merasa emosinya sudah netral menarik tangan ghebi untuk pergi dari sana.

"Anterin gue ke ruangannya uncle jo"seru chici yang diangguki oleh ghebi.

Tinggal beberapa langkah lagi mereka sudah sampai didepan pintu ruangan kepala sekolah tapi tiba-tiba tiga gadis dengan gaya badgirl menghampiri ghebi dan chici.

"GHEEBIIII" teriak salah seorang gadis.

"Huussttt!! Diem gak lo mulut toa" sahut ghebi.

Gadis yang mendapata tatapan tajam dari ghebi langsung diam. Tapi mulutnya masih nyerocos sumpah serapah buat ghebi.

Yang lainnya tertawa melihat tingkah ghebi dan gadis itu.

"Itu tadi chici kan?" tanya salah satu gadis yang lain.
Ghebi hanya menjawabnya dengan anggukan.

"Rooftop yok" ajak ghebi tapi dijawab gelengan oleh ketiga gadis itu.

"Baru kali ini lo mau bolos pelajaran olahraga"

"Gak jadi deh. Gak tau kenapa setelah coklat sama es krim yang jadi mood gue itu olahraha" ujar ghebi
"Kelas yuk" lanjut ghebi kemudian berjalan menuju kelas diikut ketiga sahabatnya.

Dilain tempat

"Uncle chici mau sekelas sama ebi yah" ujar chici memelas pada uncle jo

"Chici kalau uncle bilang gak ya gak! Ini kan juga maunya bunda kamu!!" seru uncle jo tegas. Uncle jo atau Goergo Bara Chayton adik dari ayah dari sikembar chici dan ghebi. Uncle jo menjabat sebagai kepala sekolah di chayton high school karena ia termasuk dalam golongan orang kepercayaan kakaknya, Varo.

"Uncle!! Chici maunya di kelas 10 ipa 2 biar sekelas sama ghebi" ujar chici lagi-lagi membujuk unclenya

"Gak bisa chici! Tolong ya kali ini ponakan uncle nurut dulu" jawab uncle jo lembut. Dengan terpaksa chici mengangguk setuju ia di kelas 10 ipa 1 karena keputusan ayahnya sudah bulan dan tidak boleh dibantah
.
.
.
.
.

See you next part♥

CaM/sam/Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang