ghevan

740 42 0
                                    

Typo dimana mana. Kalau nemu typo koment aja biar bisa direvisi
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
"Ekkhhmm.." deheman seseorang membuat lamunan ghebi dan devan buyar. Dengan kompak mata mereka tertuju pada orang yang berdiri di dekat pintu uks.

Chici.

Matanya menyipit melihat jarak devan dan ghebi terlalu dekat. Tatapannya memanas.

Dengan lambat gadis itu berjalan menuju posisi kembarannya. Senyum terpaksa terukir di wajah chici. Menurut chici secepatnya ia harus menceritakan semuanya sebelun terlambat.

Chici duduk disamping ghebi, devan yang tadinya ceria kini kembali murung. Devan beranjak dari tempatnya. Terlalu malas untuk berada disana.

Ghebi bingung melihat ekspresi devan yang berubah 180°. Alisnya berkerut. Devan yang melihat ekspresi bingung ghebi hanya tersenyum simpul bahwa semuanya baik-baik saja.

"Tadi kenapa?"tanya chici khawatir. Tadi chici melihat ghebi pingsan di dekapan devan dengan baju bersimbah darah. Rasa khawatir dan marah bercampur. Tapi untuk saat ini egonya kalah.

Ghebi menggeleng pelan isyarat gadis itu tidak apa-apa. Tidak terlalu banyak bicara mungkin karena efek kepalanya yang masih berdenyut.

"Yaudah makan gih, gue kekelas dulu"

Ghebi mengangguk mengiyakan. Sedari tadi devan dkk dan para sahabat ghebi hanya sibuk dengan kegiatan masing-masing.

"Lo kenal bi? Kok muka lo ada miripnya gitu? Bukannya itu anak pemilik yayasan?" Cerocos vian.

"Gila cowok mulut cewek" cibir manda

"APA LO"

"EH SI MONYET NYOLOT"

"MONYET TERIAK MONYET"

"LO-"

"DIAMMMM!!! Gue mau makan dengan tenang" omel ghebi yang membuat perdebatan antara vian dan manda terhenti

"Gunung bromo meletus" gumam devan

"Gue denger" ucap ghebi di sela-sela makannya.

Kini suasana kembali tenang.
Vian dan manda ke kantin niat kembaliin piring sama sendok punya kantin. Terpaksa mereka sama karena suruan ghebi. Sedangkan dhita ke wc diikuti lia dan marvin. Katanya jaga-jaga padahal realitanya marvin ingin pdkt dengan lia.

Tinggallah ghebi dan devan saja yang ada di uks. Suasana canggung menyelimuti mereka.

"Geb"
...
"Geb"
...
"Geb" ulang devan ketus dan dingin

"Ha? Eh iya dev?"

Devan memutar matanya malas melihat respon ghebi. Diam tanpa niat melanjutkan perkatannya.

"Cowok aneh!" Gumam ghebi yang masih bisa didengar devan.

"Orang aneh teriak aneh" balas devan

Ghebi melemparkan tatapan sinis mendengar penuturan devan.

"Balik" ketus ghebi

"Udah ditolongin juga malah ngusir" gumam devan

"Maksud gue anterin balik kampret" teriak ghebi tepat ditelinga devan.

Devan hanya ber oh ria dengan muka datarnya.

"Dasar muka triplek"cibir ghebi

Ghebi dan devan berjalan berdampingan menuju kelas. Ghebi mencoba mengingat sesuatu. Firasatnya mengatakan ada yang ketinggalan.

"Kenapa geb?" Tanya devan saat melihat ekspresi ghebi yang sulit dibaca

"Kayak ada yang ketinggalan di-" ucapan ghebi tertahan saat seorang tiba-tiba berteriak dari arah belakang mereka.

"WAAHH PARAH LO GHEVAN NINGHALIN KITA DI UKS, KALAU UDAH BERDUA.LUPA DUNIA LO YANG NYURUH SIAPA YANG NINGGALIN SIAPA. PARAH LO KITA UDAH CAPEK CAPEK BALIK KE UKS LO NYA UDAH KE KELAS KALI TAU GINI LANGSUNG KE KELAS AJA TADI WAAHH PARAH GILA LO" omel lia. Marvin yang melihat tingkah calon kekasihnya hanya geleng-geleng kepala

"Ghevan? Siapa ghevan?"tanya dhita bingung

"GHEBI DEVAN" jawab lia teriak karena efek teriaknya masih ada

"Diem lo mulut toa, ini sekolah geblek" bisik manda saat setelah membekap mulut sahabatnya.

"Jangan kasar atuh sayang" ucap vian disamping manda

"sayang sayang pala lu peang" cibir manda kemudian berlari ke kelas mengikuti vian

Yang lainnya tertawa melihat tingkah calon pasangan kekasih dihadapan mereka.

"Hahahh mau nandingin film india" gumam devan yang masih jelas terdengar ditelinga ghebi. Tiba-tiba rencana terlintas dipikiran ghebi.

"Kamu juga mau sayang?" Mata devan terbelalak mendengar bisikan ghebi yang masih jelas terdengar olehnya. Devan mengangguk samar.
Jantungnya terasa ingin loncat. Tapi baru kali ini devan merasakan hal aneh saat bersama seorang wanita. Gak dev, lo gak boleh baper, lo masih sayang princess lo. Devan membatin.

Ghebi menghitung dalam hatinya.
1
2
3

Buugghh

"Makan nih!dasar om kurang belaian" ghebi menonjok lengan devan keras setelah itu mengejeknya sebelum gadis itu pergi dari sana.

Devan meringis kesakitan karena pukulan ghebi yang lumayan keras. Setelah itu berlari mengejar cewek yang berani dengannya

Dhita, lia dan marvin bingung melihat tingkah dua orang didepannya.

"Gila gue jadi nyamuk, bye" dhita sadar ketika melihat hanya tersisa dia lia dan marvin.
Kemudian dhita pergi dari sana hitunng-hitung siapa tau aja dijalan nanti dia ketemu dengan kekasihnya.

Semuanya kini terdiam dengan pasangan masing-masing di tempat yang berbeda. Tiba-tiba rasa canggung menghampiri mereka.

Ditempat lain ada sepasang mata yang melihat kedekatan antara devan dan ghebi.
"Gue harap firasat gue gak benar bi"

.....

Kriing
Bel pulang berbunyi nyaring dilingkungan CHS. Semua murid bersorak. Serasa bel pulang hanya datang sekali selamanga semua murid CHS berlarian ingin meninggalkan sekolah. Kecuali ghebi. Tiba-tiba saja gravitasi tempat duduknya sangat besar. Terlalu malas pulang ke tempat yang tak patut disebut tempat pulang bagi ghebi.

"Lo gak pulang?"
.
.
.
.
.
Mood gak pernah stabil jadi gak sempat up. Ini juga mood kurang bersahabat. Maaf yah kalau ceritanya makin gaje.
Semoga makin betah. Lop u
Jgn lupa vote dan.koment

See you next part 💙

CaM/sam/Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang