PaMa - Burem

1.3K 169 12
                                    

"HAH?!" Semua pada lari larian menuju ruangan Freya, udah gedor gedor sampe bikin ricuh sekampung.

"Frey ! Jan bunuh diri utang lo masih banyak." Eunha ikutan gedor gedor. "Frey jangan gitu dong." Sowon tim belakang yang cuma bisa berdoa dan gigit jari gemas.

"Maaf dokter ini kenapa rame ? Kami takut pasien terganggu." Ucap salah satu suster yang lewat menasihati. "Ini kenapa kekunci Sust ?" Tanya Seokjin.

"Maaf dokter, pasien sudah meninggal ja-"

"APA!!!" Semua berteriak dan pada nangis guling guling di lantai. Semua orang yang lewat natap bingung semua.

"Tadi saya lihat dia sudah bangun kok Sust." Bela Sehun seakan akan lihat beneran kalo Freya bangun.

"Maaf mas, tapi Pasien tersebut meninggal karena bunuh diri dan tidak ada orang yang menjaga jadi kami menindak lanjuti dengan dokter lain,, mungkin yang mas lihat itu hanya ilusi mas saja."

"Bunuh diri ?!" Sehun terkejut, dia benar benar merasa bersalah karena meninggalkan Freya sendirian. Seharusnya dia tetap menemani Freya saja dan memanggil Seokjin lewat telfon rumah sakit.

Semuanya telah terjadi dan hanya penyesalan yang meninggalkan jejak dikehidupan Sehun.

"Aghhhh!" Sehun berteriak frustasi.

Ga seharusnya gue ninggalin dia

Bego Hun! Lo Bego!

Kenapa ? Lo sakit karena pertama kali yang dia sebut itu Chanyeol ?! Agh! Stress gue!

"Freya gue ngga mau lo mati dulu Frey..." Eunha sama Sowon udah nangis duluan. Seokjin mencoba nenangin Sowon, meluk meluk Sowon buat nenangin dia.

Semuanya sudah dalam keadaan kacau. Hanya Sehun sendirian yang mengetahui ini, dia harus berbohong kepada Xiumin dan sekarang ? Apakah dia harus berbicara kalau Freya baik baik saja ?

Baik baik saja telah tidur dengan tenang ?

"Saudara Sehun,, Saya tau ini berat. Ini kelalaian saya,, saya meminta maaf atas semuanya. Saya tidak tau bahwa dia benar benar depresi sampai akhirnya bunuh diri. Untuk mempercepat proses pemakaman, mohon hubungi pihak keluarga kalian." Seokjin nepuk nepuk pundak Sehun.

"B-baik dok." Ucap Sehun dengan nada bergetar. Dia tidak tau bahwa akan separah ini.

Chanyeol,, meskipun dia kakaknya. Siapapun yang menyakiti Freya akan berhadapan dengannya. Dia tidak seperti Chanyeol overprotektif. Dia menjaga Freya tanpa ada yang tau sekali-pun.

Tangannya sangat bergetar saat ingin menelfon nomor Papa-nya. Sehun memang laki laki, tapi dia juga seorang manusia yang lemah. Dia juga bisa menangis, tertawa, sedih dan bahagia karena dia mempunyai emosi.

Mau tidak mau ini adalah jalan yang terbaik.

Dia sangat ingin berteriak bahwa ini kesalahannya, tapi dia juga berkata tidak sepenuhnya dirinya salah.Karena dia menganggap semuanya berawal dari Chanyeol.

Bajingan,, umpatnya dalam dalam.

'Halo.' Bahkan dia tidak sadar bahwa telah menelfon Papanya.

"H-halo Pa." Sehun mencoba menahan hisakannya, menyembunyikan bahwa dia telah menangis.

Namun, seberapa pintar dia menyembunyikannya, pasti akan ketahuan oleh seorang Gong Yoo.

'Kamu nangis Hun, ada apa ? Diputusin cewek ?' Tanya Gong Yoo santai, padahal dirinya sudah merasa tidak enak. Selain mendengar suara Sehun, dia juga mendengar suara perempuan yang menangis sangat kencang

"Ehm.. e-enggak kali Pa."

'Ya udah deh iyain.' Sehun tersenyum kecut, lalu menghela nafas kasar.

"Pa, Freya meninggal.."

-TBC-

Brother - OSH ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang